19* Kedatangan mami

3.6K 156 5
                                    

"Re angkat dong, lo kemana sih udah jam segini juga", devan terus mondar mandir di ruang keluarga sambil berusaha menghubungi tere tapi sudah berapa kali ia coba tapi tak kunjung mendapat jawaban dari gadis itu. Entah kenapa cowok itu merasa begitu khawatir dengan keadaan gadis yang sudah berstatus sebagai istrinya itu, apalagi sekarang sudah jam delapan malam lebih tapi belum ada tanda tanda kalo tere akan pulang.

"Hallo re lo dimana?", setelah entah panggilan yang ke berapa tere akhirnya menjawab telvon dari devan,

"Gue lagi di jalan", jawab tere yang terdengar kacau.

"Jalan mana? Lo bilang sekarang gue jemput", sahut devan yang mulai panik.

"Jalan merpati putih dekat danau", setelah mendapat jawaban dari tere, devan langsung mematikan sambungan secara sepihak dan menyahut kunci mobilnya yang ada di nakas.

Devan mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, suasana di jalanan memang sudah tidak terlalu ramai, dari kejauhan cowok itu melihat seorang gadis tengah duduk di halte sambil memeluk tubuhnya sendiri.

"Hey..", ucapan devan membuat tere mendongakkan kepalanya tapi gadis itu tak menjawab apapun.

"Lo ngapain sih di sini kenapa gak pulang?", lagi lagi devan seperti berbicara dengan angin, karena tere yang masih diam membisu. Karena tidak mendapat respon dari tere, devan langsung mengulurkan tangannya pada tere untuk mengajak gadis itu masuk ke mobil, awalnya gadis itu ragu tapi akhirnya ia menerima uluran tangan devan.
__________

Hari ini hari minggu, devan sedang serius dengan berkas berkas di hadapannya, cowok itu terlihat lebih dewasa dari usianya ketika sedang serius seperti itu apalagi ditambah kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya.

Devan mengalihkan perhatiannya dari laptop di depannya, pandangannya tertuju pada jam dinding yang sudah menunjukkan hampir pukul sembilan pagi, lalu ia melihat ke arah lantai atas, "apa dia belum bangun?", gumamnya.

Setelah itu dia bangkit dan berjalan ke lantai atas, ke arah kamar tere lebih tepatnya. Dengan sedikit keraguan dia mengetuk pintu kamar tere, sudah beberapa kali ia mengetuk tapi tidak ada tanda tanda pintu akan terbuka, lalu ia meraih gagang pintu dan mencoba membukanya dan ternyata pintunya tidak di kunci.

Saat masuk ia begitu terkejut melihat keadaan kamar yang biasanya rapi tapi kini sangat berantakan dan sang penghuni terlihat begitu kacau, gadis itu duduk memeluk dirinya sendiri di samping tempat tidur. Devan mendekati tere dan berjongkok di hadapan gadis itu.

"Lo kenapa sih please kalo ada apa apa lo bilang sama gue jangan diam terus kayak gini, kalau lo kayak gini gue jadi bingung, terus gue harus gimana", ucap devan berusaha untuk tidak membentak tere.

"Tere tatap mata gue!", suara devan agak meninggi sambil meraih dagu tere agar menatap dirinya karena sedari tadi gadis itu terus menunduk.

"Gue gak papa", jawab gadis itu dengan suara parau. "Lo nangis?", ucap devan saat melihat kelopak mata tere yang bengkak, karena terlalu lama menangis mungkin.

Cowok itu membawa tere naik ke kasur queen sizenya, "kalo lo ada masalah lo bisa cerita sama gue, gue tau mungkin lo belum bisa sepenuhnya terima gue dan pernikahan kita tapi lo bisa anggap gue sebagai teman lo atau kakak lo kan?", ujar devan lembut sambil menghapus jejak air mata di pipi tere.

Tiba-tiba tere memeluk devan dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang devan, dan kembali menangis di sana, devan tak mengeluarkan kata kata lagi dia membalas pelukan tere sambil sesekali mengusap pucuk kepala gadis itu untuk memberikan ketenangan.
____________

Keadaan tere sudah lebih baik dari pada tadi, sekarang gadis itu tengah menonton tv sambil memakan cemilan. Tiba-tiba bel rumah berbunyi, tandanya ada tamu yang datang, tere bangkit untuk membukakan pintu.

4 Trauble Angel(hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang