"Pliss aku mohon kasih aku waktu sebentar buat jelasin semuanya setelah itu-", devan menggantung kalimatnya.
"Setelah itu terserah kamu mau maafin aku atau gak aku gak bisa maksa, kalau kamu pergi pun aku tak bisa apa apa walaupun sebenarnya aku sama sekali gak mau hal itu terjadi", ucapan devan penuh dengan nada penyesalan yang teramat dalam, setelah itu mengalirlah cerita tentang kejadian saat itu.
Tere masih diam membisu, dengan posisi membelakangi devan, gadis itu seolah tak menghiraukan ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut devan tapi tanpa devan ketahui setetes bulir bening meluncur dari pelupuk mata tere tanpa di perintah, tetes demi tetes terus mengalir membasahi pipinya.
Gadis itu masih setia mendengarkan devan tanpa membalikkan badan, "....jadi seperti itu, thanks udah mau dengerin sekali lagi aku minta maaf, mulai sekarang aku bakal turutin kemauan kamu aku bakal pergi dari hidup kamu dan gak akan ganggu kamu lagi", melihat tere tak memberikan respon apa pun, devan sudah menyerah sekarang ia pikir ini yang terbaik, walaupun ia masih tak menyangka kisahnya akan berakhir seperti ini.
Devan berbalik badan dan mulai berjalan meninggalkan tere yang masih tak bergeming dari posisinya, setelah yakin jika devan telah benar benar pergi tubuh tere meluruh ke tanah gadis itu menangis sejadi jadinya mengeluarkan semua perasaan yang sedari tadi ia tahan, benci marah kecewa lega bersalah rindu dan entahlah, yang jelas sekarang gadis itu hanya ingin menangis sepuasnya.
Untung saja taman itu sedang sepi kalau tidak bisa bisa tere dikira orang gila, ya posisi tere sekarang berada di taman dekat sekolah tadi devan membawa gadis itu ke tempat ini lebih tepatnya memaksa karena tere yang terus berontak dan berusaha lari.
Flashback on
Setelah selesai latihan basket the boys pergi ke kantin dan menghampiri meja tempat the girls berada, tapi betapa terkejutnya mereka saat melihat tere ada bersama mereka terutama devan tentunya.
"Tere", ucap derril dengan ekspresi kagetnya.
Keempat gadis itu refleks menengok ke sumber suara dan mendapati the boys sudah berdiri di sana.
Saat tere menyadari keberadaan the boys gadis itu berlari untuk menghindar, sementara itu devan tak menyia nyiakan kesempatan ini ia langsung mengejar tere, bagaimanapun langkah tere masih kalah dengan langkah lebar devan, cowok itu berhasil meraih pergelangan tangan tere dan membawa gadis itu ke taman.
Flashback off
_________Back to ine errga, setelah pulang sekolah errga membawa ine entah kemana gadis itupun tak tahu karena sekarang mereka berdua masih di perjalanan, sudah hampir tiga jam mereka di perjalanan tapi tak kunjung sampai tujuan, dan itu membuat ine bingung karena errga tak memberi tahu kemana tujuan mereka, jangankan memberi tahu berbicara saja hanya sekali selama dari sekolah sampai sekarang itupun tadi saat di parkiran sekolah, memerintah ine untuk segera masuk mobil.
Pikiran ine sudah mulai negatif tinking, "ini sebenarnya mau kemana sih masa iya errga mau buang gue, emang gue kucing kalau di buang jauh dari rumah gak bisa pulang, kan sekarang udah ada mbah google, gak kreatif banget nih orang", batin ine sambil memperhatikan wajah errga yang tengah fokus menyetir dari samping.
"Kenapa?", tanya errga datar dengan tetap fokus pada jalanan, saat menyadari bahwa ine memperhatikannya.
Ine memelototkan matanya karena ketahuan sedang memperhatikan errga, "e-enggak papa", ine salting.
"Kenapa?", ulang errga saat tahu jika ine berbohong, "sebenarnya kita mau kemana?", akhirnya ine mengeluarkan kalimat yang sedari tadi sudah ingin ia katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Trauble Angel(hiatus)
Teen FictionBagaimana rasanya jika kehidupan kalian yang awalnya sangat menyenangkan dan penuh tantangan harus berubah dan di atur oleh orang yang baru kamu kenal? Itulah yang dirasakan ke empat cewek trouble angel siapalagi kalau bukan Tere, Vea, Ine, dan Meli...