Part.03

3.9K 424 3
                                    

Sunyi. Kata paling tepat untuk mendeskripsikan suasana makan malam mereka saat ini. Hanya terdengar sebuah dentingan sendok membuat Yerim merasa bosan dengan acara makan malam mereka. Yerim ingat, dulu saat dia dan Bibi Jo makan selalu ada topik pembicaraan diantara mereka. Mungkin Keluarga ini ada peraturannya tersendiri.

"Nah ini Bibi sengaja masak makanan istimewa untukmu," ucap Wanita itu tanpa sadar sembari meletakkan sup daging ayam diatas Meja makan.

Yerim bungkam sembari menatap sup daging ayam disana sesekali menggigit kecil bibirnya. Ingin sekali mengatakan kalau dia alergi pada makanan itu namun melihat antusiasnya Wanita paruh baya itu   membuatnya tidak enak hati jika menolak. Walau ragu dia tetap mengambil satu sendok kemudian melahap beberapa suapan. Matanya mulai terpejam mencoba menelan sup itu.

"Bagaimana rasanya?" tanya Wanita itu.

Yerim mengangguk ragu. Perlahan namun pasti kini penglihatannya mulai memudar. Wajah Gadis itu juga berubah pucat, hanya saja dia berusaha untuk tetap tersenyum agar bisa menutupi rasa sakit dikepalanya ini.

Myungsoo menyadari hal itu dan melihat setiap gerak gerik Yerim, "Kamu baik-baik saja? Wajahmu terlihat pucat."

Yerim berusaha mengelak namun penglihatannya semakin buram. Wanita itu langsung panik saat melihat Yerim tiba-tiba pingsan disana. Untung saja Myungsoo langsung cekatan menangkap tubuh Gadis itu.

Cemas. Wanita itu kembali merasakan perasaan ini, bagaimana khawatirnya dia saat berusaha menelepon Dokter pribadi Keluarga mereka berulang kali.

"Ibu tenanglah Dokter Jim sebentar lagi akan datang." Myungsoo mencoba untuk menenangkan Ibunya tapi nihil. Wanita paruh baya itu terus saja terisak penuh cemas sesekali mengusap pelan wajah Yerim.

"Tidak bisa Myungsoo, Ibu tidak mau hal yang sama terulang lagi."

Myungsoo menghela napas pelan, "Ibu! Hera dan Yerim berbeda. Aku yakin tidak akan terjadi apa-apa padanya."

Saat itulah tangis Wanita itu mulai mereda. Dokter Jim juga sudah datang dan masih memeriksa keadaan Yerim sekarang.

"Nona ini baik-baik saja. Mungkin ini efek dari alerginya, oh iya sebelumnya saya tanya apa makanan terakhir yang ia makan?" tanya Dokter Jim.

"Tadi aku lihat dia memakan sup daging ayam buatan Ibuku," jelas Myungsoo.

Dokter Choi tersenyum sembari menjelaskan kalau Yerim alergi terhadap makanan itu. Wanita itu berjalan mendekat ke arah Yerim sesekali mengusap pelan dahi Gadis itu, "Maafkan Bibi."

"Kalau boleh tau siapa Nona ini?" tanya Dokter Jim disana.

"Choo Yerim, dia baru datang dari Busan beberapa hari lalu." Wanita itu menoleh sejenak, dia mengerti tentang kebingungan yang dirasakan Dokter Jim saat ini. Mungkin karena Dokter itu yang selama ini menangani kesehatan Keluarga Kim termasuk saat Hera sedang sakit-sakitan dulu.

"Baiklah kalau begitu saya pamit dulu Kim Ji Woo."

Sepergian Dokter Choi membuat Wanita bernama lengkap Kim Ji Woo menoleh dan berjalan mendekati Kasur tempat dimana Yerim terbaring. Myungsoo melihatnya, Pria itu tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya, dengan senyum mengembang kehadiran Yerim saat ini membawa dampak yang sangat baik untuk Ibunya.

"Ibu sudah malam sebaiknya kita tidur," seru Myungsoo.

Tapi Bibi Kim menggeleng ia bersikeras untuk menjaga Yerim. Myungsoo mengalah dan membiarkan mereka berdua tidur bersama.

___

Pagi menjelang. Kicauan burung seakan memenuhi setiap sudut Kamar Yerim, maklum karena Kamar Gadis itu berhadapan langsung dengan sebuah Taman. Tidur Yerim terganggu, Gadis itu sedikit terusik.

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang