Part.09

2.8K 351 13
                                    

Cuaca terlihat mendung. Gemuruh petir dimana-mana. Hujan, Choo Yerim sangat membencinya. Baginya tak ada hal yang patut disukai dari Hujan selain mengganggu aktivitasnya dan itu cukup menjengkelkan. Seperti saat ini Yerim hanya mengaduk asal makanannya di Kantin.

Ji Yeon melihat semua pergerakan Yerim di depannya lantas berkata, "Ada masalah? Yerim makananmu jangan dihancurkan."

Yerim kembali tersadar. Ia menunduk melihat makanannya yang sudah tidak berbentuk itu membuatnya tertawa kikuk, "Tidak apa-apa aku hanya tidak suka suara gemuruh diluar saja," ucap Yerim kembali memakan makanannya.

"Kenapa? Menurutku hujan cukup menyenangkan."

"Apanya yang bagus dari suara petir?" desis Yerim dengan pelan.

Ji Yeon sepenuhnya sadar jika Gadis di depannya itu bukan lagi sosok Hera sahabatnya yang begitu menyukai suara Hujan.

"Yerim!"

Mereka berdua menoleh. Jo Jimin datang dengan yah Jungkook di belakangnya, "Apa kami boleh bergabung?"

Ji Yeon tersenyum, "Tentu."

Suasana menjadi hening. Sungguh Yerim tidak nyaman dengan suara petir diluar sana membuat telinganya sakit saja. Namun tidak lagi saat Jimin melepaskan headphone miliknya dan memakaikan Benda itu ditelinga Yerim, cukup membuat Gadis itu menoleh.

"Aku tidak tahu kapan itu tapi yang kuingat terakhir kali, dulu kamu tidak menyukai suara petir bukan?"

Jungkook menghentikan acara makannya. Ia menoleh setelah mendengar penuturan dari Jimin.

"Terimakasih-"

"Kamu tidak suka hujan?" Potong Jungkook.

"Iya," Yerim mengangguk. Untung saja volume musik yang ia dengarkan tadi kecil jadi ia masih bisa mendengar pertanyaan Jungkook.

Lima menit berlalu kini Yerim mulai sadar jika ada hal aneh di sekelilingnya. Banyak Murid Perempuan yang tengah menatap tajam ke arahnya sejak sepeninggalan Jimin dan Jungkook dari Tempatnya, "Ji Yeon aku bingung ada apa dengan mereka," bisik Yerim.

"Ah aku lupa Jo Jimin dan Joon Jungkook itu sangat terkenal disini."

"Begitukah?"

Jiyeon mengangguk. Tangannya menunjuk sekumpulan Gadis disana "Terutama yang itu. Namanya Eunha dia sangat tergila-gila pada Jungkook jadi kamu harus berhati-hati padanya."

"Kenapa harus begitu? Toh aku tidak memiliki hubungan lebih dengan Jungkook."

Jiyeon mengindikkan bahunya, "Oh iya jangan lupa Gadis disebelahnya, dia juga tergila-gila pada Jo Jimin."

Yerim mengangguk mengerti. Pantas saja sejak tadi banyak yang melihat ke arah mereka.

"Ayo kita harus kembali ke Kelas sebelum Guru killer itu datang," Ji Yeon menarik pelan lengan Yerim membuatnya mau tidak mau pergi darisana.


____

Istirahat kedua Yerim tengah memasukkan beberapa bukunya ke dalam Loker yang di letakkan di Lorong Sekolah.

"Kamu pasti Yerim itu kan?"

Yerim menoleh saat ada seseorang memanggil namanya. Matanya mengerjap saat melihat Nametage Gadis itu. 'Eunha'.

"Memangnya kenapa?"

"Kuperingatkan jauhi Jungkook ku!"

Yerim terkekeh pelan mendengar ucapan Eunha.

"Kamu hanya Gadis biasa sangat tidak pantas untuk Jungkook."

Raut wajah Yerim kini berubah datar. Entahlah ia tidak suka saat Eunha mengatakan hal itu, "Apa hakmu melarangku?"

Eunha tersenyum sinis "Tentu saja Jungkook itu milikku."

"Jungkook bukan barang yang seenaknya kamu perlakukan seperti itu. Dengar Eunha, tidakkah kamu terlihat seperti orang yang menyedihkan?"

Eunha tidak terima dan mengayunkan lengannya bersiap menampar Yerim namun Gadis itu terlebih dulu menghindar, "Urusi saja dirimu jangan terlalu ikut campur urusan Orang lain," ketus Yerim meninggalkan Eunha sendiri disana.

"Awas kamu Yerim," geram Eunha sembari mengepalkan kedua tangannya.

Yerim tidak langsung masuk Kelas, ia memilih untuk menenangkan pikirannya terlebih dahulu dan menjatuhkan pilihannya di atap Sekolah. Sepi. Itulah hal pertama Yerim rasakan saat pertama kali tiba disana. Perlahan ia berjalan ketengah melihat-lihat pemandangan Sekolah dari atas.

"Kamu membolos?"

Yerim menoleh disana sudah ada seseorang yang tengah bersandar di Tembok, "Begitulah."

"Sangat jarang aku melihat Orang lain mengunjungi Tempat ini selain aku," tuturnya.

"Apa aku mengganggumu?" Yerim hendak berjalan berniat untuk pergi dari sana namun Pria didepannya menahan tangannya untuk tidak pergi.

"Siapa yang menyuruhmu pergi?"

Yerim mengerjap saat suara berat itu kembali terdengar, "Tapi aku jadi tid-"

"Duduklah. Siapapun boleh datang kesini lagipula ini Tempat umum."

Yerim menurut. Ia rasa Pria di depannya itu adalah orang baik.

"Perkenalkan namaku Eunwoo. Ini termasuk tempat favoritku."

Yerim menyambut uluran tangan Pria itu dengan tersenyum tipis, "Yerim, senang bertemu denganmu."

Eunwoo menatap Yerim lekat bahkan membuat Gadis itu merasa tidak nyaman dibuatnya. "Tadinya kupikir kamu adalah hantu Hera, kalian benar-benar mirip."

Yerim terkekeh. Sekarang ia sudah terbiasa dengan kalimat itu, "Kamu juga mengenal Kakakku?"

Eunwoo melongo, "Jadi kamu?"

"Benar aku adik Hera. Maaf membuatmu terkejut tadi."

"Luar biasa."

"Apa kamu juga teman dekat Kakakku?"

Yerim melangkahkan kakinya menuju ke arah kursi dan mendaratkan bokongnya disana.

"Kita pernah sekelas dulu."

Yerim tertawa, "Mungkin kamu salah satu penggemarnya."

"Menurutmu?"

"Oh ya memang sifat Kakakku bagaimana saat di Sekolah?" Ucap Yerim menolehkan kepalanya.

"Hmm yang kutahu dia tak banyak bicara."

"Apa Kakakku begitu? Ah sayang sekali waktu itu tidak ada aku di sampingnya," sesal Yerim.

Eunwoo tertawa kecil, "Memangnya dulu kamu kemana?"

Yerim terdiam menatap lurus ke depan, "Aku di Busan."

"Busan?"

"Apa kamu akan percaya kalau aku berkata bukan saudara kandung Hera?"

"Apa maksudmu?"

"Ah jadi kamu masih belum mengerti ya." Yerim menoleh ia melihat raut kebingungan dari Eunwoo. "Sudahlah lupakan, tadi aku hanya bercanda," lanjutnya seraya tertawa kecil disana.

TBC!!

1. Sejauh mana kalian menyukai cerita ini?

2. Siapa cast yang kalian sukai disini?

3. Penasaran dengan kelanjutannya?

4. Next?

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang