Part.20

2.3K 247 5
                                    

"Jadi sekarang apa yang kamu inginkan?" tanya Yerim menatap lawan bicaranya.

"Huh, jangan berpura-pura seolah kamu tidak tahu. Bukankah dulu aku sudah memperingatimu!"

Yerim menatap santai ke arah Hana. Saat ini mereka sedang berada disebuah Cafetaria. "Apa yang akan kamu lakukan kalau aku tidak ingin menjauh dari Jungkook?"

Hana terkekeh sinis, "Gampang, membuat Jungkook membencimu? Bukankah itu ide yang bagus?"

"Hana kamu licik ternyata," ujar Yerim.

"Kenapa? Kamu takut nanti Jungkook membencimu?"

"Untuk apa takut pada hal yang tidak pernah aku lakukan?"

"Kamu ternyata pandai berbicara Yerim," desis Hana.

Yerim tersenyum, "Kuanggap itu sebagai pujian."

"Bagaimana kalau kamu memberiku kesempatan untuk mengencani Jungkook?"

Alis Yerim menyatu, "Aku tidak suka jika diberi saran asal kamu tau Hana."

Hana berdecak, "Kamu terlalu naif Yerim."

Yerim menoleh, menatap ke arah Hana kemudian menghela napas, "Kalau kamu menyebutku naif lalu apa kata yang pantas untuk dirimu? Pengganggu?" sindirnya.

Hana mendengus, "Bagaimanapun aku lebih dulu hadir dan mengenal Jungkook dari pada dirimu."

"Ini bukan tentang seberapa lama kita mengenalnya. Aku tidak peduli kalau pun kamu adalah Gadis pertama yang hadir di hidup Jungkook, aku juga tidak peduli dengan semua asumsimu itu Hana tapi yang pasti Jungkook sudah memilih pilihannya sendiri dan itu bukan kamu."

Hana menatap kesal melihat kepergian Yerim darisana. Yerim, ternyata dia juga cukup pandai memutar balikkan kata-katanya.

____

"Dari mana?"

Yerim berlari kecil ke arah Jungkook, "Hanya menghirup udara segar diluar," senyumnya.

"Bagaimana harimu?"

"Cukup baik," ujar Yerim hanya tersenyum sembari mengikat asal rambutnya dan berjalan lebih dulu didepan Jungkook.

"Ayo," ujar Jungkook mendahului Yerim dan mulai menggenggam tangan Gadis itu. Yerim mengehela napas, ia mendongakkan kepalanya menatap ke arah langit diatas sana, "Aku merasa kita tidak memiliki hubungan."

Jungkook menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Yerim membuat Gadis itu mau tak mau juga ikut menghentikan langkahnya, "Apa yang masih belum jelas bagimu?" herannya.

Yerim berkedip, sekarang ia malah gugup didepan Pria itu, "Jangan tanya aku, kamu pasti sudah tahu sendiri jawabannya." Yerim berbalik dan berjalan pergi meninggalkan Jungkook.

Jungkook menatap kepergian Yerim yang sudah berjalan sedikit jauh didepannya. Ia berlari mengejar Yerim dan menaikkan tudung Hoodie yang Gadis itu kenakan.

Yerim menatap tajam ke arah Jungkook, "Tidak."

Bukannya marah, Jungkook malah semakin melebarkan senyumannya. Sekarang ia merangkul Gadis itu dan kembali melanjutkan jalannya.

"Ah iya."

"Kenapa? " Jungkook menatap heran ke arah Gadis itu yang menghentikan langkahnya secara mendadak. Sekarang Yerim berbalik dan menatap Jungkook. "Sekarang tanggal berapa?"

"18 memangnya kenapa?"

"Ya!! Kamu tau ini hari apa?"

Jungkook mulai menatap kesal ke arah Yerim, "Tentu saja hari Kamis, kamu ini semakin aneh saja."

Yerim menggelengkan kepalanya, "Aku lupa nanti malam ada acara Pertunangan Eunwoo," ujarnya.

"Lalu? Masih nanti malam, sekarang ayo kita makan dulu," Jungkook meraih tangan Yerim tapi Gadis itu lebih dulu menghindar.

"Jung aku serius! Acaranya sudah nanti malam tapi aku lupa tidak mempersiapkan apapun, bagaimana ini."

Jungkook tertawa kecil melihat raut wajah frustrasi Yerim disana, "Tenanglah aku yakin kamu tidak akan kekurangan baju di Rumah mu."

Yerim menatap Jungkook yang berbeda dari sebelumnya, "Jangan berubah lagi," ucapnya tiba-tiba serius.

Jungkook menoleh, "Apa maksudmu?"

"Dulu kamu Pria yang dingin dan acuh, tapi sekarang aku menemukan dirimu yang lain," tutur Yerim.

Jungkook terkekeh pelan, "Jadi? Apa kamu ingin tetap bersamaku setiap detik agar bisa memastikannya setiap hari? Begitu?"

Yerim mendelik sontak memukul pelan lengan Jungkook, "Kamu gila? Itu tidak mungkin."

Jungkook melihat semuanya dari belakang, pergerakan Yerim ia melihatnya. "Hei kenapa pergi lagi! Ayo kita pergi bersama."

Yerim menghiraukan teriakan Jungkook, sejak tadi ia berjalan sembari menundukkan kepalanya jika saja Pria itu tidak berteriak dan membuat orang-orang yang juga berlalu lalang disana melihatnya.


____

"Aku pulang!" teriak Yerim. Ia mengganti sepatunya dengan sendal khusus didalam Rumah.

"Kamu sudah pulang? " tanya Myungsoo sembari memakan Kaki Ayam yang sempat dipesan dan memakannya tepat di depan TV.

"Kak Myung, Ibu dimana?"

Myungsoo menoleh, ceker ayam itu masih bertengger dimulutnya, "Pergi keluar katanya."

Yerim menggelengkan kepalanya melihat sang Kakak, mulut belepotan dimana-mana dan juga Ruang tamu yang acak-acakan. "Kakak! Kenapa akhir-akhir ini kamu sangat jorok," Yerim menendang pelan kotak bekas makanan yang dimakan Myungsoo di Lantai, "Aku Mandi dulu, cepat bersihkan ini."

Myungsoo hanya menatap kepergian adiknya itu tanpa berniat menjawab sepatah katapun, menurutnya menghabiskan ceker ayam itu lebih mengenyangkan dari pada mengurus Adiknya yang semakin cerewet.

TBC!!

- Ada Yang Rindu Sama Cerita Ini? 😆

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang