Part.17

2.4K 295 10
                                    

Yerim termenung di Taman. Ucapan Hana beberapa Jam yang lalu sangat mengganggu pikirannya.

"Yerim?" yang dipanggil menoleh menatap sumber suara.

"Jae Jae Hyun? Kamu Jae Hyun kan?" Yerim hanya memastikan Pria tampan didepannya itu memanglah orang yang ia maksud.

Pria itu mengangguk, "Sudah lama dan sekarang kamu melupakanku? Kejam sekali."

Yerim terkekeh mendengar nada bicara Jae Hyun, "Maaf tadi aku ragu kalau kamu memang Jae Hyun, wajahmu juga sedikit berubah."

"Hei apa sekarang aku sudah tampan?"

Yerim menatap malas pada Jae Hyun, "Jangan menggodaku."

Kini giliran Jae Hyun yang tertawa, "Kapan kamu pindah? Kenapa aku tidak tau?"

Jae Hyun berdecak pelan, "Kamu selalu sibuk dengan urusanmu."

Yerim meringis pelan mendengarnya. Ia mengerti siapa yang dimaksud Jae Hyun, "Maafkan aku."

Jae Hyun menoleh, "Kenapa meminta maaf?"

Yerim mengigit pelan bibirnya, "Aku hanya merasa bersalah saja padamu."

"Sudah berapa kali aku bilang jangan pernah berpikiran seperti itu. Yerim sekarang aku sudah kembali, masih ingat janjiku dulu kan?"

Ya. bahkan Yerim sangat ingat hal itu, lima tahun yang lalu Jae Hyun pernah datang dan membuat janji pada Yerim untuk yang terakhir kalinya sebelum laki-laki itu pergi ke Jepang bersama Keluarganya. Mata Yerim mulai berkaca-kaca. Sebisa mungkin ia menahan untuk tidak menangis di hadapan Jae Hyun namun tetap saja usahanya gagal.

"Hei kenapa menangis," tutur lembut Jae Hyun yang kini mulai merengkuh tubuh Yerim ke dalam pelukannya.

"Kemana saja kamu selama ini? Kamu tau selama itu hidupku semakin sulit?" isak Yerim. Ia tidak peduli lagi dengan teman-teman yang melihatnya, ia juga tidak peduli jika seluruh penghuni Sekolah membicarakan dirinya. Yang terpenting sekarang ia mencoba untuk meluapkan semua yang ada dalam pikirannya.

Di kejauhan, Jungkook melihat mereka lantas mengepalkan kedua tangannya. Ia hendak pergi menemui mereka namun Jimin mengagalkan usahanya.

"Biarkan dulu."

Jungkook menggeram, "Dan membiarkan mereka terus berpelukan seperti itu?"

Jimin menghela napas, "Kamu tidak mengerti situasinya Jungkook."

"Apa maksudmu hal yang tidak aku mengerti?" kali ini Pria Jung itu tidak bisa kembali mengontrol dirinya.

"Kamu cemburu?" Jimin melirik sebentar ke arah Jungkook. Pria itu terdiam, "Aku tau semuanya Jung matamu tidak bisa membohongiku," lanjutnya.

Jungkook menatap Jimin tidak percaya membuat sang empunya terkekeh, "Hei ini hanya terjadi satu kali dalam sejarah, klik." Jimin berhasil memotret wajah bodoh Jungkook melalui ponselnya tadi.

"Jo Jimin!"

"Apa?" Jimin mengalihkan pandangannya yang sejak tadi melihat hasil potretan wajah Jungkook, "Ada apa dengan wajahmu."

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang