Part.28 [Last]

4.7K 264 30
                                    

"Lalu kenapa kalau aku sakit nantinya? Bukankah kau sudah tidak perduli lagi padaku?"

Hati Yerim terasa terohok setiap kali melihat Pria yang terbaring lemah disana. Harusnya saat ini ia marah pada Pria itu bukan malah merawatnya disini seperti ini. Kekuatan Cinta? Cih bahkan ia sudah membuang jauh-jauh pemikiran seperti itu.

"Kamu merawat dia dengan sangat baik," ujar seseorang untuk pertama kalinya menginterupsi Yerim untuk menoleh.

"Eoh Kak Myung, " ujar Yerim setelah mengganti kompresan didahi Jungkook.

Myungsoo terkekeh kecil disana, ia melangkahkan kakinya dan ikut duduk bersama Yerim.

"Kekuatan cinta memang benar-benar menakjubkan."

"Apa maksud Kakak?" heran Yerim.

"Yerim kamu sangat mencintai Jungkook kan?"

Bibir Yerim terkatup rapat entah kenapa saat ini lidahnya terasa kelu, "Entahlah, aku rasa itu dulu," gumamnya tidak yakin sembari menundukkan kepala.

"Hei ada apa?" tanya Myungsoo saat dirinya menyadari perubahan ekspresi dari Yerim.

Yerim menggeleng dan menatap ke arah Jungkook, "Sangat sulit untuk memahaminya, aku rasa ini untuk yang terakhir."

"Dan terus membiarkanmu tersiksa? Yerim, Kakak tidak cukup bodoh untuk menebak perasaanmu."

Yerim membenarkan ucapan Kakaknya, namun tetap saja Jungkook sudah menghancurkan kepercayaan yang sudah ia pegang baik-baik selama ini. "Tidak kamu salah, hati dan perasaan setiap orang bisa berubah begitu juga denganku."

Bersamaan dengan keluarnya kalimat itu kini Jungkook mulai membuka matanya setelah demamnya semalaman. Myungsoo langsung menatap ke arah Jungkook disana termasuk Yerim. "Kakak aku harus pergi."

Myungsoo menyadari situasi disana, ia mengerti keputusan Adiknya itu karena dirinya tidak mungkin memaksanya untuk sedikit lama disana.

"Kamu sudah lebih membaik?" tanya Myungsoo.

Lamunan Jungkook tersadar saat Yerim sudah menghilang dibalik Pintu dan beralih menatap Myungsoo.

"Begitulah," ujarnya sembari mengambil handuk kecil yang sejak tadi bertengger didahinya, Jungkook mengubah posisinya menjadi duduk.

"Apa yang terjadi denganku Kak Myung? Kenapa aku sampai bisa berada disini?" tanya Jungkook sesekali memijat pelipisnya.

Myungsoo terdiam untuk beberapa saat sebelum mengeluarkan suaranya. "Adikku yang membawamu kemari dan merawatmu semalaman."

Jungkook menatap tidak percaya pada Myungsoo, hatinya kembali menghangat untuk seperkian kalinya saat ia mendengar kalimat yang keluar dari Pria didepannya itu.

"Aku tahu kalian sedang terlibat masalah."

"Kak Myung benar, itu semua karena kebodohanku."

Myungsoo menghela napas pelan, "Mungkin terdengar sulit, bahkan lebih sulit saat aku berusaha memecahkan rumus Matematika saat bersekolah dulu," ucapnya terjeda dan menatap serius ke arah Jungkook sembari menepuk bahunya, "perjuangkan apa yang menurutmu patut dipertahankan."

____

Yerim mengeratkan pegangannya pada tali Tas selempangan yang ia pakai, ekspresinya menatap kosong ke depan sampai ia tidak sengaja kesandung batu kecil dan berhasil membuatnya terjatuh jika saja seseorang tidak menahan tubuhnya saat ini.

"Perhatikan jalanmu."

Yerim membenarkan rambutnya yang tengah menutupi sebagian penglihatannya.

"Jae," tuturnya. Yerim sadar posisi mereka saat ini begitu dekat membuatnya segera menjauh dan menjaga jarak dari Jae Hyun.

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang