Part.27

2.5K 265 16
                                    

Yerim menguap dalam tidurnya, sekarang ia mengubah posisinya menyandar ditepi kasurnya dan menoleh melihat Jam. "Sudah Siang?" herannya disela-sela menguapnya. Yerim mengambil Ponselnya di nakas dan mengecek notifikasi disana, pergerakan jarinya terhenti saat ia melihat banyak panggilan tidak terjawab dan beberapa pesan dari Jungkook.

Klik.

-Bisa kita bertemu? Nanti malam aku tunggu di Taman Kompleks Rumah mu- jjk.

Yerim langsung mematikan Ponselnya. Sekarang ia menghela napas, ada apa sebenarnya? Apa yang tidak ia ketahui saat dirinya pergi ke Busan? Yerim tidak mengerti kenapa sikap Jungkook suka berubah-ubah.

"Kamu sudah bangun?"

Yerim tersentak langsung saja menoleh menatap ke arah Pintu Kamar.

"Ada apa? Apa Ibu mengejutkanmu?" kekeh Bibi Kim disana. Yeri tetap diam dan menggelengkan kepalanya.

"Cepat mandi setelah itu kita makan."

Yerim menurut saja, ia segera menyingkap selimut tebalnya dan menuju ke Kamar Mandi.

____

"Ada apa lagi?" ujar Jimin sesekali membetulkan posisi Kacamatanya.

"Jim bantu aku," rengeknya pada Jimin membuat sang empunya menghela napas dan membuka kacamata yang dipakainya.

"Kenapa lagi?"

Jungkook mendesah pelan, "Aku rasa Yerim masih marah padaku."

"Lalu?"

Jungkook berdecak, "Kamu sama sekali tidak membantu."

Jimin menutup Laptop miliknya dan mulai berpindah tempat menuju Sofa, disana ia menepuk pelan bahu Jungkook sebentar, "Kamu sangat kaku Jung, dulu kamu menginginkan cinta dan berubah saat kamu kehilangannya. Sekarang saat cinta yang baru datang lagi padamu, kamu bahkan tidak tahu sama sekali caranya untuk bertindak," tuturnya.

Raut wajah Jungkook kian berubah, ia masih sibuk dalam pemikirannya sendiri. "Ini tidak seperti yang kamu ucapkan," tegasnya.

"Lalu?"

"Bagiku tak apa kalau Yerim masih belum mau memaafkanku, tapi Jae Hyun sangat mengganggu," ketusnya.

Jimin tersenyum kecil, "Oh jadi sekarang kamu cemburu?"

"Tidak," elak Jungkook langsung pergi dari sana.

"Hei mau kemana?" teriak Jimin sesekali menahan senyumnya. Sekali dalam sejarah, baru kali ini ia melihat sisi lain dari Jungkook. Hanya karena Gadis masa kecilnya.

Jungkook kembali mengecek ponselnya, ia menghela napas saat tidak melihat satupun pesan masuk disana.

"Jungkook!"

Jungkook memasukkan Ponselnya dan membalikkan badan menatap Si Pembicara disana. "Ada apa lagi menemuiku!" dinginnya.

Hana masih terdiam disana sesekali menggigit kecil bibirnya, "Aku hanya ingin meminta maaf," ragunya.

"Dan aku tidak akan pernah memberi toleransi pada Gadis pembohong sepertimu," tegasnya.

Hana menunduk, "Aku hanya berusaha menjadi yang terbaik untukmu Jung, bertahun-tahun kita saling mengenal tapi kenapa? Kamu sama sekali tidak melirikku!"

Jungkook menolehkan kepalanya menatap kearah Hana,"Kamu asing, itu karena aku sudah tidak mengenalmu."

Deg!

Mata Hana berkaca-kaca sembari menatap punggung Jungkook yang semakin menjauh dari tempatnya, ia tahu dan sangat mengerti dimana letak kesalahannya saat ini. Tapi dirinya juga Manusia, seharusnya ia juga berhak untuk berbahagia sama seperti yang lainnya termasuk Yerim.

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang