Part.12

2.4K 301 0
                                    

"Wajahmu kenapa?"

Ji Yeon mendekat ke arah Yerim yang sejak tadi tidak berhenti menekuk wajahnya. "Aku kesal," ucap Yerim sembari menidurkan kepalanya diatas Meja.

Ji yeyon mengangguk mengerti. Untung saja bangku mereka bersebelahan jadi ia tidak perlu repot-repot berpindah tempat.

Kring!!!

Bel masuk berbunyi membuat Yerim kembali mendengus kesal.

"Yerim persiapkan dirimu kali ini," kekeh Ji Yeon. Ia tau kalau Yerim sangat tidak suka pelajaran berhitung apalagi Matematika bersama pengikutnya cukup membuat Gadis itu mengerang frustasi. Yerim melirik sebentar ke bangku Jungkook. Kosong. Kemana Pria itu? Pikirnya.

"Selamat pagi anak-anak!" Salam guru Han yang kini tengah berdiri didepan kelas sembari memegang kayu kecil ditangannya.

Tok! Tok! Tok!

Semua teman kelasnya termasuk Guru Han menoleh kearah Pintu. "Permisi Ssaem maaf saya telat." (Guru)

"Baiklah kali ini kamu selamat dari hukumanku Jungkook, cepat kembali ke tempatmu."

Jungkook mengangguk dan melangkahkan kakinya menuju arah Bangku. Sebelum menghampiri kursinya ia menyempatkan untuk melihat ke arah Yerim sebentar.

Guru Han membagikan hasil ulangan didepan Kelas, "Jungkook selamat kamu mendapat nilai sempurna di Mata Pelajaranku."

Jungkook tersenyum tipis sembari mengambil kertas ulangannya didepan. Sampai pada lembar terakhir membuat Guru Han geleng kepala saat melihat hasil kertas ujian itu, "Kim Yerim."

Yerim terlonjak mendengarnya. Ia menggigit kecil kukunya sungguh Guru didepannya itu sangat menyeramkan.

"Kamu harus lebih giat belajar."

Yerim tak bisa menyembunyikan rasa malunya ketika menerima kertas ujiannya di depan Kelas. Ia kembali dan duduk lesu di bangkunya. Ji Yeon menepuk pelan bahunya, "Tenanglah nanti aku akan membantumu belajar," bisiknya berhasil membuat Yerim kembali tersenyum walau sedikit.

Dua jam sudah seperti setahun bagi Yerim. Matanya mulai terkantuk-kantuk, ia tidak bisa terus menerus melihat deretan angka-angka di depannya itu.

Kringg!!

Tampaknya Yerim harus berterimakasih pada bel Sekolah-nya itu.

"Pelajaran sampai disini."

Tetap saja Yerim menghiraukan ucapan Gurunya dan kembali menidurkan kepalanya diatas Bangku. Matanya terpejam gara-gara Pelajaran menyebalkan itu matanya semakin berat untuk tetap terbuka.

"Yerim kamu tidak mau ke Kantin?"

"Aku mengantuk, lagi pula aku tidak lapar Jiyeon."

"Baiklah aku pergi dulu."

Yerim kembali mengangkat kepalanya setelah kepergian Ji Yeon. Sekarang Kelas-nya sangat sepi.

"Kheemm!"

Yerim sangat hafal suara itu. "Mau kemana?" Jungkook menahan lengan Yerim saat Gadis itu hendak beranjak dari duduknya.

"Menurutmu?"

"Maaf."

Yerim tidak menjawab dan menunggu kelanjutan ucapan Jungkook. "Tidak seharusnya aku mengaturmu. Sekarang aku sadar kamu bukan Hera yang kukenal dulu jadi-" Jungkook menatap kearah Yerim, "Aku tidak akan melarangmu berdekatan dengan siapapun lagi."

Yerim menatap ke arah Jungkook. Ia melihat kedua mata hitam Pria itu, tak ada lagi sorot tajam dimatanya.

"Anggap ini sebagai permintaan maafku, setelah ini aku tidak akan mencampuri urusanmu lagi anggap saja kita tidak saling mengenal sebelumnya."

Tak ada sahutan. Yerim terus menatap kepergian Jungkook, tanpa sadar air matanya menetes. Apa tadi itu salam perpisahan? Yerim rasa kali ini Jungkook tengah bercanda.

"Astaga Yerim ada apa denganmu." Eunwoo menatap cemas ke arah Yerim. Ia tidak sengaja melihat Yerim saat melewati Kelas-nya tadi.

Yerim mengelap air matanya, "Tidak apa-apa. Tadi mataku sedikit terkena debu, Eunwoo."

___

Istirahat kedua, kali ini Yerim banyak melamun. Kalimat Jungkook masih terngiang dikepalanya.

"Yerim apa sesuatu terjadi saat aku meninggalkanmu tadi?"

Yerim tidak menjawab. Ia melihat Jungkook memasuki Kantin bersama Jimin. Namun ia harus menelan rasa kecewanya, Jungkook benar-benar menepati ucapannya beberapa Jam yang lalu.

"Tumben Jungkook tidak ikut bergabung dengan kita," ucap Ji Yeon.

"Aku tidak tahu," ucap Jimin sembari mengindikkan kedua bahunya.

Yerim menghentikan pergerakan tangannya dan melirik Jungkook. Pria itu tengah duduk sendiri dimejanya, lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewanya saat melihat Gadis bernama Eunha datang mendekati Jungkook.

"Yerim kamu mau kemana?" Panggil Jiyeon saat melihat Yerim sudah berjalan cepat meninggalkan mereka.

"Apa dia ada masalah?" Heran Jimin

Jiyeon menghembuskan napasnya lantas menggeleng, "Aku tidak tau sejak tadi dia banyak melamun."

Jimin mengangguk mengerti. Ia menoleh ke arah Jungkook yang juga duduk tidak jauh dari Meja nya. Apalagi yang dilakukan Pria labil itu? Pikirnya.

"Jim aku harus pergi mengejar Yerim."

Jimin mengangguk membiarkannya mengejar Yerim. Jimin membawa makanannya berpindah Tempat menghampiri meja Jungkook, "Apalagi yang kamu lakukan?"

Jungkook melihat sekilas kearah Jimin yang baru saja duduk dihadapannya. Eunha? Jangan ditanya Jungkook sudah mengusirnya tadi. "Aku sudah menyelesaikan semuanya Jim."

"Menyelesaikan apa maksudmu?"

"Aku memutuskan untuk menjauh dari Yerim terlebih dahulu. Aku tidak mau terus terbayang-bayang Hera saat bersamanya, aku butuh waktu sendiri untuk memikirkan hal ini."

Jimin menghembuskan napasnya, tangannya yang sejak tadi menganggur ia gunakan untuk menepuk pelan bahu Jungkook, "Lakukan apapun itu sesuai hatimu Jung, aku tetap mendukungmu."

Jungkook lega karena Jimin selalu mendukung apapun keputusannya.

TBC!!
Sebelumnya author mohon maaf karena ceritanya agak receh dan sedikit tidak nyambung😅 so jangan lupa kritik sarannya ya🙏

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang