Part.25

2.2K 240 3
                                    

"Hei, apa yang kamu lakukan?"

Lamunan Yerim tersadar saat mendengar suara lembut Bibi Jo, ia menundukkan kepalanya sejenak.

"Ada apa? Apa kamu tidak bahagia tinggal di Seoul?"

Yerim menggeleng, bukan itu maksudnya, "Bibi Jo," panggilnya sembari menoleh menatap Wanita paruh baya disampingnya itu. Yang dipanggil hanya tersenyum.

"Menurut Bibi apa keputusan yang tepat untukku kali ini?"

Dahi Bibi Jo mengerut, ia kurang mengerti ucapan dari Gadis belia itu, "Kamu ada masalah hum?" ucapnya sembari mengelus surai Yerim.

Yerim mengangguk ragu, "Ada seorang Pria, entah kenapa aku mulai tertarik saat pertama kali bertemu dengannya-" Ia menjeda sejenak sebelum kembali melanjutkan ucapannya, "dan sekarang aku mencintainya, sebelumnya kami memang sudah menjalin sebuah hubungan tapi hal itu tidak berlangsung lama," tutur Yerim menoleh menatap kearah Bibi Jo.

"Kalian bertengkar?" tanya Bibi Jo.

Yerim kembali menatap lurus ke depan, "Lebih dari itu, sekarang dia membenciku."

Bibi Jo menghela napas, ia turut prihatin saat mendengar kisah rumit percintaan Gadis disampingnya itu. "Yerim, kamu tau? Ada pepatah kuno yang mengatakan bahwa di Dunia ini masih banyak cinta yang lain. Tidak harus dengan laki-laki itu, kamu juga bisa mendapatkannya lebih dari laki-laki lain."

Yerim menundukkan kepalanya, jika saja ia bisa melakukannya mungkin mulai hari itu sudah ia lakukan.

"Di Dunia ini tidak akan pernah ada seseorang yang cukup memiliki satu Cinta, seseorang yang kita cintai."

Bibi Jo menatap Yerim disampingnya, "Saat kamu mulai mendapatkannya, mungkin masih ada begitu banyak rintangan lain disana dan itu tidak mudah."

Yerim terdiam, ia akui semua ucapan Bibi Jo benar adanya. Perasaan Cinta semuanya hanyalah semu belaka, siapa yang akan percaya dengan cinta jika dari matanya saja sudah tersorot kebencian didalam sana? Siapa yang percaya cinta jika sudah tidak ada kepercayaan lagi disana? Dan siapa yang percaya cinta jika sudah tidak ada lagi rasa pedulinya?

"Semua keputusan ada ditanganmu Yerim, sama seperti dulu saat kamu membuat keputusan dan pergi ke Seoul. Maaf Bibi disini tidak bisa membantu lebih."

Yerim menggeleng, semua ucapan Bibi Jo tadi sudah lebih cukup baginya, "Terimakasih Bibi," ucapnya sembari memeluk erat Bibi Jo.

"Yerim."

Mereka berdua melepaskan pelukannya dan sama-sama menoleh ke sumber suara.

"Bibi pergi dulu, pikirkan baik-baik keputusansanmu," ucap Bibi Jo sembari menepuk pelan bahu Yerim sebelum pergi dari sana.

"Sedang apa kamu disini? Aku tadi mencarimu ternyata asik berduaan bersama Bibi Jo," dengusnya.

Yerim terkekeh pelan, "Hanya urusan sesama Wanita Jae."

"Memangnya kenapa kalau dengan Pria? Denganku kan juga bisa," kesal Jae Hyun.

Yerim terpegun disana, detik selanjutnya Jae Hyun menyadari akan ucapannya tadi. "Apa maksudmu?"

Jae Hyun menggaruk lehernya yang tidak gatal, "Kapan kita akan pulang?"

Alis Yerim terangkat, "Pulang? Bukankah disini Rumahku?"

Jae Hyun berjalan mendekat dan duduk disamping Yerim, "Bukan itu maksudku."

"Lalu?"

"Seoul."

Yerim langsung terdiam, ia lupa jika sebentar lagi liburan musim panas akan berakhir. Jae Hyun tahu dan sangat mengerti keadaan Gadis di sampingnya itu.

Innocent Love [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang