Musim panas sudah berganti, begitupun dengan suasana hati Yerim saat ini. Tiga minggu berada di Busan dan mengambil beberapa hari cuty dari Sekolah nya cukup membuat hati Gadis itu sedikit tenang. Yerim menautkan kedua telapak tangannya bukan karena ia kedinginan tapi karena dirinya gugup. Sesekali dirinya menghela napas didalam Bus yang kini kembali mengantarkan dirinya kembali ke Seoul, tempatnya yang sekarang.
"Ada apa?"
Suara itu, kembali menginstrupsi dirinya dan menoleh. Jae Hyun tengah duduk disampingnya saat ini.
Yerim menggeleng, "Bukan apa-apa."
Jae Hyun mengangguk mengerti, "Hari semakin malam, tidurlah nanti aku akan membangunkanmu saat sudah sampai nanti."
Tak ada suara yang keluar dari mulut Yerim selain mengangguk, perjalanan Busan-Seoul sebenarnya cukup melelahkan. Yerim mulai memejamkan matanya dan berharap jika apa yang dikhawatirkannya saat ini akan menghilang saat dirinya mulai membuka mata esok hari.
.
.
"Hei bangunlah," ucap Jae Hyun sesekali menggoyangkan lengan Yerim. Gadis itu hanya menggeliat pelan sembari mengucek kedua matanya, "Sudah sampai?"
Jae Hyun mengangguk, "Ayo kita turun, kamu bisa melanjutkan tidurmu nanti di Rumah."
Yerim menurut, malam hari yang begitu gelap tak ada satupun bintang yang menghiasi semesta sangat berbanding terbalik dengan suasana di Busan. Jae Hyun mengantar Yerim masuk ke dalam pekarangan Rumah Yerim.
"Masuklah, besok kalau masih lelah tidak usah masuk saja," ujar Jae Hyun sembari mengusak pelan rambut Yerim.
Yerim tersenyum pelan, "Terimakasih Jae."
"Tidak masalah, sekarang masuklah." Sejak tadi Jae Hyun hanya menatap punggung Yerim yang semakin menjauh dan kini sudah menghilang dibalik Pintu, ia menghela napas sebentar saat sebelumnya berbalik dan pergi dari sana.
___
Sinar matahari memasuki celah Jendela Kamar Yerim yang masih enggan terbangun dari alam mimpinya, sepertinya sekarang ia benar-benar tidak masuk Sekolah dulu untuk sehari ini.
Klik!
Pintu terbuka disaat Yerim masih sibuk menenggelamkan kepalanya dibalik selimut tebalnya.
"Sayang kamu tidak bangun?" ujar Bibi Kim sembari menguncang pelan tubuh putrinya.
"Sebentar lagi Ibu, " gumam Yerim.
"Baiklah, Ibu tunggu di bawah."
Lima menit, lima belas menit bahkan sampai satu jam Bibi Kim belum juga melihat tanda-tanda kedatangan Yerim disana. Sudah jam 08.00 lewat itu artinya gerbang Sekolah Yerim sudah tertutup satu jam yang lalu.
Bibi Kim berjalan menaiki tangga Rumah nya, ia menggelengkan kepalanya sebelum menghela napas pelan saat melihat Yerim masih sama seperti posisinya saat terakhir dirinya datang kesana. Wanita paruh baya itu kembali menutup Pintu Kamar Putrinya dan hendak berbalik.
"Eoh Ibu? Sedang apa?" tanya Myungsoo dengan khas suara orang bangun tidur.
Bibi Kim berbalik, "Kamu baru bangun huh? Tidak bekerja hari ini?"
Myungsoo menggeleng, "Aku Bos di Perusahaanku bukan sebagai Staff Bu." Ia kembali menatap ke arah pintu Kamar Yerim, "apa Gadis itu sudah pulang?"
Bibi Kim berdecak, "Kamu yang terlalu sibuk Bekerja semalam sampai lupa kalau Adikmu pulang tadi malam."
Myungsoo hanya terkekeh pelan, "Ibu, apa Yerim masih di dalam?" ujarnya hendak membuka Pintu Kamar Yerim yang berseberangan dengan Kamar miliknya.
"Jangan!" tahan Wanita paruh baya itu sembari menahan lengan Putranya.
"Ada apa? Oh apa sekarang dia sudah pergi ke Sekolah?"
Bibi Kim menggeleng, "Yerim masih tidur didalam, biarkan saja dulu mungkin ia masih lelah."
Myungsoo hanya mengangguk mengerti disana dan berjalan pergi darisana.
____
Jungkook mengetuk-ngetukkan jarinya diatas Meja, saat ini dirinya tengah berpikir keras. Melihat kehadiran Jae Hyun dengan tiba-tiba itu artinya Yerim juga kembali, ia masih menatap ke arah bangku Gadis itu yang masih saja kosong sejak tadi. Kemana Gadis itu? pikirnya.
Jae Hyun datang dari pintu belakang bersama dengan Headphone yang kini sudah melekat dikepalanya, ia menghentikan langkahnya saat menyadari kaki Jungkook memotong jalannya, "Ada Apa?"
Jungkook mulai berdiri dan menatap Jae Hyun, "Temui aku di atap Sekolah."
Kedua alis Jae Hyun mengerut, ia membalikkan badannya dan melihat punggung Jungkook yang kini semakin menjauh dari tempatnya berpijak.
"Ada apa memanggilku kemari?" tutur Jae Hyun to the point saat dirinya sudah tiba di Tempat yang Jungkook maksud.
Jungkook yang awalnya memandangi halaman Sekolah dari atas kini tersadar dan membalikkan badannya menatap Jae Hyun, "Lama tidak bertemu Na Jae Hyun."
Jae hyyun tersenyum pelan, "Cepat katakan saja pada intinya! Ada apa memanggilku kemari?"
"Dimana Yerim sekarang."
Kata itu hampir saja membuat Jae Hyun meledakkan tawanya disana, "Kenapa? Apa sekarang kamu merasa bersalah padanya?"
Jungkook mengepalkan kedua tangannya, "Cukup diam dan jawab saja pertanyaanku! Dimana Yerim sekarang? Kenapa dia tidak masuk saat ini."
"Woah, Jungkook apa sekarang kamu merasa hebat?"
Jungkook mengernyit heran, ia masih belum bisa menangkap arti ucapan Jae Hyun disana.
"Aku sudah memberimu peluang Jung tapi kamu malah menyianyiakan kesempatan itu dan malah menyakiti hati Yerim."
Bibir Jungkook terkatup rapat, ya semua itu memang benar adanya. Tapi Jungkook tidak bisa menerima semuanya begitu saja, "Kamu tidak mengerti, ini semua hanya kesalahpahaman saja," dingin Jungkook.
"Huh! Kesalahpahaman maksudmu? Lalu bagaimana saat Yerim tengah berusaha menjelaskan semuanya padamu? Kamu sama sekali tidak mau mendengar bukan?"
Sorot mata Jungkook kian menajam, ia juga menggertakkan kedua rahangnya "Sudah kubilang kamu tidak tahu apa-apa, sialan!"
"Baiklah kalau begitu sekarang semuanya akan benar-benar dimulai." Jae hytun membalas tatapan Jungkook, "dan aku tidak akan pernah melepaskan Yerim untuk kali ini ingat itu baik-baik Jungkook."
"Argghhh." Jungkook mengusap kasar wajahnya sembari menatap kepergian Jae Hyun disana.
TBC!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Love [End]
RomanceTidak, kamu salah. Hati dan perasaan setiap orang bisa berubah begitu juga denganku. ____ Genre : Romance, School Life, Fiksi Penggemar, Teenfiction, Friendship. -Completed- ©Copyright By @radryn__ April 04, 2019 [Start] June 23, 2019 [End]