Di Kamar Yerim melepas Sepatu High Heels-nya sembari memijat pelan kakinya yang tengah sakit. Ia terpaksa memakai Benda yang sebelumnya tak pernah ia pakai demi permintaan sang Ibu yang mengajaknya untuk mengambil foto Keluarga bersama.
Bibi Kim datang dengan mimik wajah bahagia. Wanita itu sangat bersyukur akan kehadiran Yerim saat ini.
"Ada apa? Kakimu sakit?" tanya Bibi Kim disana.
Yerim mendongak mengalihkan arah pandangnya beralih menatap pada sang Ibu, "Sedikit bu."
Bibi Kim mengangguk ia paham betul karena Yerim masih kaku menggunakan High Heels milik Hera, "Yerim, Ibu sudah mengurus semuanya. Kamu bisa bersekolah mulai besok."
"Ibu, terimakasih." Tentu saja Yerim senang mendengarnya.
"Untuk?"
"Semuanya. Terimakasih sudah memperlakukan aku dengan baik," ujar Yerim.
Senyum Bibi Kim kembali merekah sesekali mengelus kepala Gadis yang sekarang sudah menjadi anaknya itu, "Tidak masalah, terimakasih juga Yerim."
Mereka berpelukan cukup lama sampai seseorang datang dan sengaja terbatuk-batuk menghancurkan momen kebersamaan mereka.
"Myungsoo!!!" teriak mereka.
Myungsoo- Pria itu tertawa setelah mendengar respon mereka yang bersamaan. Dia hanya merasa Keluarganya kembali utuh seperti dulu, seperti tidak ada lagi kekhawatiran yang kerap hadir membelenggu dirinya.
___
Malam tiba. Yerim melangkah kecil menuju arah balkon Kamar-nya, memandang langit pekat dalam redupnya sinar rembulan. Tidak satupun bintang terlihat disana, "Harusnya terlihat banyak disini," gumamnya sesaat.
Yerim ingat untuk menghubungi Bibi Jo. Dia tidak pernah melewatkan sosok Wanita kuat itu dari memorinya,
"Halo Bibi Jo, ini Yerim."
"Apa? Syukurlah kedai Bibi sudah berkembang, aku minta maaf tidak bisa bantu Bibi lagi disana," sesalnya.
"Aku sangat baik disini Bibi Jo. Mereka sangat baik padaku, mengingatkanku pada Bibi saja. Aku merindukanmu," sambung Yerim.
"Bibi Jo besok aku akan pergi ke Sekolah baru, bagaimana menurut Bibi?"
Mereka terus berbicara lewat telepon. Memang ponsel Yerim terkesan jadul tapi benda itu sangat berharga walau sekedar menghubungi Bibi Jo di Busan.
"Yerim kamu tidak tidur nak? Masuklah udara malam sangat dingin, Ibu tidak mau kamu masuk angin nantinya."
Yerim menoleh ternyata Ibunya yang datang. Gadis itu sudah memutuskan panggilannya dengan Bibi Jo sesaat sebelum berpamitan ditelepon tadi.
"Ibu menyiapkan Seragam baru untuk besok sayang," ucap Bibi Kim.
"Bukankah di Lemari sudah banyak Seragam milik Hera Bu?" heran Yerim.
Bibi Kim tersenyum, "Ibu tau kamu tidak menyukai ukurannya yang terlalu pas di badanmu."
Yerim mengerti dan menerima uluran seragam dari Ibunya. Jujur saja dia sedikit risih dengan style Hera yang terlalu berlebihan menurutnya.
"Jangan lupa tidur yang nyenyak," ujar Bibi Kim setelah mengecup pelan dahi anak Gadis-nya. (mulai saat ini).
___
Yerim terbangun seraya menoleh menatap pada sebuah Alarm disamping nakas, 5.00 am masih terlalu pagi. Sekolah juga dimulai jam 7.00 am. Gadis itu merasa bosan karena matanya sudah tidak mengantuk lagi untuk sekedar terpejam.
Memerawang melihat hidupnya dulu mungkin Yerim harus lebih banyak bersyukur. Gadis itu bersyukur tidak namun rindu bekerja sebagai pengantar koran dan susu keliling komplek Rumah, dulu.
Gadis itu tiba-tiba teringat Dapur. Sepertinya sudah lama dia tidak memasak, rasa kembali membuat tangannya gatal dan ingin segera berperang dengan peralatan Dapur. Yerim terdiam sejenak menikmati sunyi dalam ruangan itu. Tangan kecilnya meraih pintu lemari es, mengecek apa saja bahan makanan yang ada disana.
"Woah, dulu aku tidak pernah membeli persediaan sebanyak dan selengkap ini," gumamnya.
Gadis itu memutuskan untuk memasak menu nasi goreng kimchi untuk santapan Pagi ini. Meski sudah satu jam berlalu namun tidak membuat merasa lelah sampai tidak sadar jika Ibu dan sang Kakak kini tengah melihat semua pergerakannya.
"Astaga!!" Siapa yang tidak terkejut saat melihat Ibu dan sang Kakak- Myungsoo kini sudah duduk manis dikursi makan, terlebih sepasang netra itu tidak berhenti menatap ke arahnya sejak tadi, "Kalian membuatku kaget saja," ucap Yerim sembari menata piring kosong dan masakannya diatas Meja.
"Kamu yang memasak ini semua?" Tanya Myungsoo memecah keheningan.
"Hanya nasi goreng kimchi tidak lebih Kakakku," koreksi Yerim.
"Ternyata anak gadis Ibu pandai masak juga," puji Bibi Kim tidak lupa membelai lembut surai panjang Yerim. Wanita itu memalingkan kepalanya menatap ke arah anak sulungnya, "Myungsoo apa sekarang kamu masuk pagi?"
"Iya, sebentar lagi aku ada rapat Ibu." Jawab Myungsoo.
Bibi Kim mengangguk paham dan beralih menatap Yerim yang kini masih menyantap sarapannya, "Yerim setelah ini bersiaplah, Myungsoo akan mengantarmu ke Sekolah."
"Ibu, Yerim bisa naik Bus_" ucap Yerim terhenti.
"Tidak boleh. Ibu tidak ingin ada apa-apa denganmu," tegas Bibi Kim disana.
Myungsoo sedikit mendekat ke arah Yerim, "Ibu memang seperti itu," bisiknya pada Yerim membuat Gadis itu bungkam dan menurut saja.
Tbc!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocent Love [End]
RomanceTidak, kamu salah. Hati dan perasaan setiap orang bisa berubah begitu juga denganku. ____ Genre : Romance, School Life, Fiksi Penggemar, Teenfiction, Friendship. -Completed- ©Copyright By @radryn__ April 04, 2019 [Start] June 23, 2019 [End]