01

2.9K 246 48
                                    

Apa ada yang masih menanti ff ini..?
Maaf ifa baru bisa up chapter pertamanya ya..
Dan semoga ifa gc mengecewakan kalian..

Sorry for typo na..
Ifa gc revisi langsung up.

Selamat membaca.. 

















Perth Pov


Hari ini P'Saint pulang dan aku sudah sangat menantikannya, sudah hampir satu minggu dia tidak pulang ke rumah.

Aku ingin mengatakan padanya jika aku lulus ujian. Dan aku ingin masuk universitas seperti kebanyakan remaja seumuran ku.
Antara senang dan gugup, aku ingin mengatakan ke inginanku padanya.

Tak lama kemudian aku mendengar suara mobil masuk ke halaman rumah, aku segera berlari dan membukakan pintu untuknya.
Dia terkejut saat melihat aku yang membuka pintu untuknya.

"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah sangat larut, lain kali jangan menungguku."

Ujarnya, kemudian dia melenggang masuk ke dalam rumah dan membuka jas yang ia kenakan.
Aku menghampirinya dengan kepala tertunduk dan kedua tanganku memainkan ujung piyama yang ku kenakan.

Aku berdiri di depanya, ia hanya menatapku sekilas kemudia menggulung lengan kemeja yang ia kenakan.

"Katakan apa yang ingin kau bicarakan, dan lekaslah tidur."

Ujarnya lagi, masih enggan melihatku.
Aku menelan ludahku gugup, aku takut ia marah padaku dengan permintaanku kali ini.

"Err.. Aku..  Sudah lulus ujian sekolah menengah phi.. Apa boleh kalau nanti aku belajar di..  Universitas?"

Jelasku agak terbata.. Namun aku tidak bisa melihat ekspresi yang ada di wajahnya saat aku mengutarakan ke inginanku.
Wajahnya datar menatap ke arah pintu yang sudah tertutup kembali.

"Apa kau tau apa konsekuensinya jika kau keluar dari rumah ini.?"

Aku tak berani menjawab, lidahku terasa kelu dan tenggorokanku seakan tercekat, dan tak bisa mengucapkan satu katapun.
Namun akhirnya aku jangan menjawabnya dengan gelengan kepala.

Ia mendekat padaku dan menarik daguku agar melihat ke arahnya.
Entah kenapa aku bisa melihat kilatan amarah di matanya, dan itu semakin membuat jantungku berdebar lebih kencang.

Aku tidak mau dia menyiksaku seperti malam itu lagi. Itu begitu menyakitkan dan tubuhku terasa seperti di belah menjadi dua.

"Ji... Jika phi..  Tidak memperbolehkan..  Aku..  Tidak akan memaksa lagi..!!"

Aku semakin gugup saat ia menatapku  sangat lekat, ini tidak baik..  Dia orang yang gampang tersulut emosi, dan lagi.. Pasti itu akan berakibat buruk padaku.

Detik berikutnya ia membuatku terkejut dengan cara mencium bibirku.
Aku tidak tau apa yang sedang ia fikirkan saat ini, tapi aku merasa nyaman dengan sentuhannya.

"Apa pun untukmu, kau bisa pergi ke universitas yang kau mau.. Dengan syarat jangan pernah bawa siapapun datang ke rumah. Dan kau harus pulang setelah kelasmu selesai. Jangan pergi kemana-mana lagi. Apa kau mengerti..?"

Jelasnya setelah ciuman lembut itu ia lepas dari bibirku.
Aku hanya mampu mengangguk dan debaran jantungku semakin menjadi, tapi kali ini bukan karena takut atau gugup, melainkan karena aku sangat bahagia dia bisa bersikap manis padaku.

Setelah mengatakan itu ia segera pergi masuk kedalam kamarnya, dan aku pun masuk kembali ke dalam kamarku.



Normal Pov

Pain Of Love (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang