21

1.2K 158 45
                                    

Baru bisa up yang ini..
Untuk My Alpha mungkin besok atau besoknya lagi.. 😆😆 jangan di harapkan.
Karena mood nulis ifa kadang" ilang gitu aja.
Harap di maklumi. 😋😋

Selamat membaca dan abaikan typo nya.. ✌✌






























Beberapa hari berlalu..
Setelah kejadian penculikan Nine waktu itu, pria manis itu selalu menempel pada Saint, dengan banyak alasannya, membuat Perth benar-benar jengah melihat sikap nya.

Saint telah menjelaskan semuanya pada Perth, dan Perth tak mengatakan apapun setelah nya, dia bersikap seperti biasa nya seolah tak terjadi apapun.
Perth tidak ingin Saint beranggapan dia kekanakan karena selalu marah dan juga cemburu, setelah mengetahui jika Saint memang tak ada hubungan apapun dengan Nine.
Tapi rasa cemburu itu tak mungkin bisa hilang begitu saja, apalagi saat melihat orang yang di cintai selalu dekat dengan orang lain.

"Phii.. Mau sampai kapan dia tinggal di sini?"

Saint yang sedang mengerjakan sesuatu di tab nya menoleh ke arah Perth yang berbaring tengkurap di atas ranjang.

"Maaf.. Seharusnya phi tidak membiarkan dia tinggal di sini waktu itu." ujar Saint menghampiri Perth dan membelai pipinya.

"Aku bosan melihat nya terus saja menempel pada mu."

Perth membenamkan wajahnya pada bantal di bawahnya.
Saint tersenyum mendengar ucapan Perth, Perth memang tak memperlihatkan jika dia sedang cemburu, tapi Saint tau itu.

"Bersabarlah sebentar lagi.. Phi sedang mencarikan apartemen untuk nya."

Saint kini naik ke atas ranjang dan masuk ke dalam selimut yang menutupi tubuh Perth, memeluk nya dan membaringkan kepala Perth pada lengan nya.

"Hemb.. Aku akan bersabar." ujar Perth kemudian memejamkan matanya dalam pelukan Saint.

.
.
.
.
.

Pagi-pagi sekali Tar sudah keluar rumah, dan tentunya hanya tinggal 3 orang di rumah itu.
Saint yang memang tak peduli dengan sekitarnya, dia keluar dari kamar dengan mengenakan celana piyama nya saja sedangkan Perth mengenakan piyama atasan milik Saint, di balik itu Perth hanya mengenakan celana dalamnya saja.

Perth dengan wajah sayu nya setelah bangun tidur, berjalan ke arah lemari es, dan mengambil air minum.
Entah itu lupa atau di sengaja, Saint memeluk Perth dari belakang, setelah Perth selesai minum.
Nine yang tadi sempat pergi ke toilet kini kembali ke dapur dan menemukan Saint sedang mencium bibir Perth.

Perth yang awalnya ingin menolak Saint, kini membalas ciumannya dengan lebih intens, karena dia melihat jika Nine sedang memperhatikan mereka berdua.
Saint melirik ke arah Nine yang mematung di tempatnya, ia tersenyum karena Saint tau apa yang sedang Perth rencana kan.

Saint menaikkan Perth ke atas meja pantri dan kembali mencium nya dengan semakin intens.
Ke dua tangannya mulai masuk kedalam piyama Perth, meraba seluruh tubuhnya, membuat Perth mengelinjang nikmat.
Saat tangan Saint mencoba untuk membuka satu-satunya penutup di bawah Perth, Perth segera menghentikan tangan Saint.

"Tidak sekarang phii.. Aku harus pergi ke kampus, phi ingat kan..?" ujar Perth sedikit menjauhkan dirinya dari Saint.

Saint tersenyum, kembali mendekat pada Perth, ia tak lagi peduli dengan apa yang Perth katakan, pagi ini dia benar-benar menginginkannya.

"Aku akan menghubungi Mark untuk mengurus itu semua, jadi.. Kita selesaikan urusan ini dulu!!" tegas Saint.

"Eh tapi.. Emmhh..." Saint tak lagi ingin mendengar kan protes dari Perth, dan kembali mencium bibirnya.

Pain Of Love (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang