14

1.3K 163 20
                                    

Typo.. ✌✌
Selamat membaca..




























Perth terus memandangi cincin yang ada di jari manisnya, memang tak terlihat mewah, hanya ada satu permata kecil tepat di tengahnya dan sebuah ukiran namanya dan juga Saint di dalamnya.
Ia tak menyangka jika secepat ini Saint akan melamarnya, tapi setelah di ingat lika liku yang mereka hadapi sebelumnya, membuat Perth yakin jika Saint benar-benar mencintainya dan perubahan besar yang terjadi pada Saint akhir-akhir ini semakin meyakinkannya.

"Baby.. Apa yang membuat mu tersenyum sendiri seperti itu?" Saint mendekat pada Perth memeluknya dari belakang.

"Tidak ada.. Aku hanya senang melihat ini." tunjuk Perth pada cincin di jarinya.

Saint meraih tangan Perth kemudian mengecupnya.

"I love you" bisik Saint.

Perth menunduk, Saint tau jika kekasihnya itu malu karena melihat kedua telinganya yang memerah.

"Baby.. Aku ingin bertanya pada mu.. Apa kau tak ingin kembali ke kampus lagi?"

"Hemb, tentu.. Tapi aku sudah melewatkan banyak pelajaran.. Mungkin semester depan aku akan kembali ke kampus." jelas Perth, Saint mengangguk saja.

"Ada apa phi tiba-tiba bertanya soal itu?"

"Phi juga ingin Tar kembali kuliah.. Dan mungkin bisa sekalian menjaga mu.."

"Phi.. Aku bisa menjaga diriku sendiri.. Jangan khawatir.." Perth mengusap lembut pipi Saint.

"Yaa phi tau.. Hanya untuk jaga-jaga saja.."

"Phi tidak pergi bekerja hari ini?" Perth membalik tubuhnya menghadap Saint.

"Tidak.. Apa kau ingin pergi ke suatu tempat?" Saint mencuil hidung Perth.

"Emmbb.. Sepertinya.. Aku bosan di rumah terus."

"Baiklah.." Saint menarik pinggang Perth semakin mendekat padanya, "tapi.. Beri phi satu ronde?" bisiknya.

"Phi... Jadi atau tidak? Kalau phi tidak mau.. Aku pergi dengan P'Tar saja.." Perth mencoba melepaskan diri dari Saint.

Saint tersenyum lalu menunduk mencium bibir Perth lembut kemudian melepaskannya.

"Ayo pergi!! Phi hanya bercanda.. Sekarang kau ganti baju mu dulu.. Phi tunggu di depan." Saint mengusak rambut Perth.

"Kenapa dengan baju ku?" tanya Perth heran, karena ia pikir tak ada masalah dengan bajunya.

"Baby.. Hanya phi yang boleh melihat mu seperti ini.." Saint meraba bagian perut Perth yang terlihat dari balik kaosnya, Karena Perth mengenakan kaos yang cukup tipis dan jika tangannya di angkat maka terpampanglah perut Perth yang mulai terbentuk itu.

"Hahh.. Baiklah.. Tuan Suppa.." Perth segera pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.

Dalam perjalanan..
Perth sudah memutuskan untuk pergi ke tempat-tempat yang tak pernah ia kunjungi, dan Saint mengiyakan saja ke inginan kekasihnya itu.

.
.
.
.
.

"Hahh.. Aku senang.. Dan sekarang aku lapar.." rengek Perth.

Saint meraih tangan Perth dan membawanya masuk ke sebuah restoran yang yang ada di kebun binatang itu.

"Apa kau lelah?" Saint mengelap keringat di dahin Perth.

"Sedikit.. Tapi aku senang.." Perth tersenyum kemudian menyuapkan ice crem ke mulut nya.

Pain Of Love (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang