25

1.3K 161 102
                                    

Typo..✌✌
Semoga ga ada yang mewek, karena yang nulis aja ga mewek.. 😆😆




















Sebulan sejak kepergian Perth, Saint masih sama..
Tak bersuara, dia akan makan jika Tar mengantarkan makanan untuknya dan menyuapinya.
Tar tidak tau lagi apa yang akan dia lakukan agar Saint berhenti memikirkan apa yang telah terjadi.
Kepergian Perth benar-benar merubah Saint, Tar bahkan lebih menyukai Phi nya yang bersikap keras dan tak bertoleransi pada siapapun yang membuat kesalahan, Dari pada Saint yang seperti saat ini.

Dia hidup dan masih bernafas, tapi dia seperti orang mati.
Tatapan nya kosong dan dia sama sekali tak memperdulikan dirinya sendiri.
Sesekali Tar melihat nya menangis, itu sama sekali tak pernah terjadi sejak kematian ke dua orang tuanya.
Dan kali ini Tar sangat sadar jika Saint sangat mencintai Perth melebihi dirinya sendiri.
Tar pun sebenarnya masih berduka dengan kepergian Title, tapi dia juga harus kuat untuk bisa mengurus Saint dan semua bisnis yang Saint jalankan.

"Phi.."

Saint menoleh ke arah Tar tanpa menjawab panggilan nya.
Tar segera menghampiri Saint dengan makanannya.

"Kau harus merapikan rambut mu.. Ini sudah panjang, dan nanti_"

"Lakukan apapun yang kau mau." Saint memotong ucapan Tar dan kembali melihat ke luar jendela.

Tar menahan nafasnya lalu menghembuskan nya.
Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Saint, dan Tar bosan dengan hal itu.
Dia ingin sekali berteriak pada Saint, untuk berhenti menyakiti diri sendiri dan hidup lebih baik lagi.
Tapi Tar tak bisa melakukannya, semua kata-kata itu seolah tertelan kembali dan tak bisa keluar dari tenggorokannya.
Dan pada akhirnya Tar memilih untuk bungkam, karena percuma saja dia berbicara panjang lebar pada Saint, Saint tak pernah mendengarkannya.
Karena pria itu terlalu larut dalam ke sedihannya.

Flashback

Doorr!!

Doorr!!

Saint datang dan saat melihat Jong mengarahkan senjatanya pada Perth, Saint segera menembak pria itu.
Namun bukan Jong yang mendapatkan tembakan itu, tapi justru Nine yang menjadi kan dirinya sebagai tameng untuk Jong.

Tapi hal buruk baru saja menghantam Saint, dia terlambat untuk menyelamatkan Kekasihnya.
Perth sudah tergeletak bersimbah darah di atas lantai kotor itu.
Tubuh Saint sempat membeku melihat pemandangan di depannya, dengan perlahan dia mendekati tubuh Perth.
Seketika tubuhnya merosot dan bersimpuh di depan tubuh Perth.
Air mata perlahan turun membasahi kedua pipinya, bayangan akan masalalu kembali berputar di otak nya. Dan kejadian itu terulang kembali.
Namun kali ini Saint benar-benar gagal melindungi kekasihnya.

"Aaarrgghh.. Aku gagal.." jerit Saint pilu, dia mengangkat tubuh Perth lalu memeluknya erat.

"Perthh.. Hiks.. Baby.. Bangun.. Jangan tinggalkan phi.. Hiks.." Saint menangis meraung, dia benar-benar terpulkul.

Dari tempatnya berdiri, Godt  tak bisa berbuat apa-apa.
Godt mengamankan Jong yang masih memeluk Nine yang telah meregang nyawa di tangan Saint.
Tak ubahnya dengan Saint, Jong juga merasa sakit saat melihat orang yang dia cintai meninggalkan nya hanya karena kebodohannya.

"Pphii.." Perth membuka matanya, dia tersenyum pada Saint.

Saint meraih tangan Perth dan mencium nya.
Saint mencoba untuk tersenyum di sela tangisnya.

"Mmaaff.."

"Sstt.. Jangan katakan apapun!! Kau harus bertahan demi phi.. Bukankah kita akan menikah!? Bertahanlah.. PERTH!! BABY.. BUKA MATAMU!!"

Pain Of Love (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang