06

1.9K 210 65
                                    

Maaf untuk yang masih menunggu ff ini..
Ifa ngadat mulu ya..
Maklumi saja emak" ya gini.. Sibuk dengan RL...
Jadi.. Selamat membaca..
Maafkan typo ifa..





















Flasback

10 tahun yang lalu di kediaman Jaturaphoom.

Ae kecil berlarian di dalam rumah, membuat sang ibu atau bisa di katakan ayah juga mengejarnya agar Ae kecil tidak berlarian di dalam rumah.
Keluarga itu nampak bahagia dengan dua orang putra meski sebenarnya ada banyak ancaman dari luar sana.
Dari lantai atas sang putra sulung mengamati keluarganya dengan tatapan sedih, pasalnya remaja berusia 15 tahun itu kini tau, jika dirinya bukanlah bagian dari keluarga yang terlihat bahagia itu.

Ia teringat akan ucapan seseorang yang ia percayai, namun ia tak bisa berbuat apa-apa, dia harus bisa menerima kenyataan jika dirinya bukanlah anak dari keluarga Jaturaphoom.
Dan kini seseorang berhasil menghasut remaja itu untuk menyingkirkan si kecil Ae yang  sangat di cintai di rumah itu.
.
.
.
.

Ae yang saat itu masih berumur 7 tahun bersorak riang saat kakaknya mengajak ke taman bermain, malam itu semua orang tidak ada yang tau apa yang sedang di rencanakan oleh anak sulung di rumah itu.

Tepat di tengah keramaian, genggaman tangan kecil itu di lepaskan, Ae yang tidak tau arah dan bingung karena ramainya tempat itu hanya bisa menangis sambil berjongkok memanggil nama phinya, namun seseorang yang ia panggil tak pernah datang. Ae kecil di tinggal di sana sendirian..

Tak berselang lama..
Dua orang berbadan kekar menghampiri nya.. Ae pikir orang-orang itu adalah para bodyguard ayahnya, sehingga Ae mau saja mengikuti mereka, dan dalam perjalanan itu ia tertidur.

Ae terbangun dari tidurnya, layaknya anak kecil se usianya Ae mengucek ke dua matanya dan melihat sekeliling.

Tak sama..
Kamar itu tak sama dengan kamarnya, perlahan Ae turun dari ranjang itu dan mendekati pintu, Pintu itu terkunci dari luar, Ae kembali mundur dan memegangi perutnya yang terasa lapar..

"Hiks, Mae.."

Isak Ae kecil memanggil ibunya.
Tak lama kemudian pintu kamar itu terbuka menampilkan sosok perempuan yang cantik dan dua orang pria paruh baya di belakangnya.
Ae mengerjapkan matanya lucu, melihat orang-orang itu.

"Hai.. Nak.. Siapa namamu?"

Tanya perempuan itu.
Ae tak menjawab, ia justru menggeleng pelan.
Orang yang terlihat lebih tua itu tersenyum kemudian mengusap pelan rambut Ae.

"Kalau kau tidak mau bilang siapa namamu.. Kakek akan memberimu nama 'Perth' Perth Tanapon"

Ujar kakek itu, semua orang tersenyum, tapi tidak dengan Ae, dia hanya diam dan menatap satu persatu orang-orang di hadapannya.
Kemudian wanita itu menggendong Ae dan mengajaknya untuk makan bersama.

"Mulai sekarang Perth tinggal di sini bersama Mae Lian dan Pho Sud."

Jelas wanita bernama Lian itu, Perth akhirnya tersenyum lalu mengangguk, begitu juga dengan Lian yang sangat senang bisa memiliki seorang putra, meskipun itu bukan putra kandungnya.
Dan sejak saat itu keluarga Tanapon seolah ingin membuat Perth melupakan keluarganya dengan memberikan kasih sayang yang berlimpah dan menuruti semua kemauan Perth.

Sampai saat Perth sudah berusia 13 tahun..
Perth mulai di ajarkan bagaimana caranya memakai senapan dan sebagainya.
Ayah Perth Sud Tanapon adalah seorang dokter yang berprofesi sebagai ilmuan juga, ia bisa membuat berbagai macam obat yang juga bisa menewaskan seseorang dengan sekali tegukan.
Ia juga mengajari Perth bagaimana ia bekerja dan Perth, ia tidak tau jika selama ini dia di besarkan hanya untuk menjadi senjata untuk membunuh ke dua orang tuanya sendiri.
.
.
.
.
.

Pain Of Love (Sonpin) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang