Haaii...
Niatnya ga mau update dulu meskipun banyak tabungan..
Tapi.. Ini permintaan nongku.. fudan_akut jadi ifa update dah..
Jangan nagih ff yang lain!!
Selamat membaca..
Dan maafkan typo ifa.. 😘😘Neng.. fudan_akut udah ya.. Satu chap aja..
Gw mau menikmati masa mager gw dulu..
Baik pan gw..Perth masih diam saja dan tak bertanya apapun pada Saint, begitu juga dengan Saint, ia seolah tak ingin menjelaskan sesuatu pada Perth.
Pagi itu dapur sangat ramai dengan gurauan Tar dan juga Nine, Tar bilang jika dia ingin belajar memasak dari Nine dan bukannya membantu, Tar justru mengacaukan segalanya.
Saint dan Perth keluar dari kamar mereka dan duduk di depan meja makan.
Saint masih sibuk dengan note book nya sedangkan Perth memilih untuk memainkan ponselnya."Ini untuk mu!!" secangkir kopi Nine letakkan di depan Saint.
Saint mengalihkan pandangannya dari note book ke arah Nine yang berdiri di depannya dengan senyuman di bibirnya.
"Trimakasih!!" setelah mengatakan itu, Saint meletakan note book nya dan meminum kopi itu.
Perth yang ada di sampingnya , melirik expresi wajah Saint saat meminum kopi itu.
Tak ada expresi apapun, Saint hanya meminumnya dan kembali pada note book nya.
Nine yang sudah kembali bersama Tar di balik pantri dapur, kini sedang menyiapkan makanan untuk sarapan mereka."Tinggalkan dulu pekerjaan mu itu saat makan." Nine menarik note book Saint dan menyimpannya di atas pantri,
Saint diam saja dan tak protes.Perth masih diam saja, meskipun ia tau jika Nine mencoba mencari perhatian Saint, dengan mengambil kan makanan untuk Saint.
Tar yang ada di depan Perth tersenyum melihat raut wajah Perth yang terlihat sedikit kesal."Ekhem!! Apa phi hanya mengambilkan nya untuk P'Saint? Mana untuk ku?" protes Tar.
"Ambil sendiri!! Kau sudah mengacaukan dapurku pagi ini." jawab Nine sedikit ketus.
"Isshh.. Tidak adil!!" gerutu Tar.
Perth yang tidak tahan dengan suasana di sana, ia segera menghabiskan makanannya agar bisa segera pergi dari sana.
"Uhuk uhuk"
Saint segera mengambilkan minum untuk Perth, yang tersedak makanan nya.
"Apa yang kau pikirkan hemb?" tanya Saint, namun Perth tak menjawab, ia segera beranjak dari tempatnya dan pergi dari ruang makan.
"Apa phi tidak mengejar nya?" Tar bertanya pada Saint, karena Saint membiarkan Perth pergi begitu saja tanpa menghabiskan makanannya.
"Biarkan dia sendiri dulu.." sahut Nine.
Saint tak merespon siapapun, ia makan dengan tenang, dan itu membuat Nine tersenyum.Perth masih berusaha untuk tidak berpikir buruk tentang Saint, ia percaya dengan Saint dan ia juga yakin Saint tidak akan membohonginya.
Perth duduk diam di kursi teras samping, ia tak menyadari jika Saint sudah berada di dekatnya.
Perth baru menyadari jika ada Saint, saat Saint menepuk kepalanya dan sedikit mengusak rambutnya."Jangan berpikir macam-macam.. Tidak ada yang terjadi di antara kami." ucapan Saint memancing Perth untuk menatapnya.
Saint duduk di samping Perth dan meraih pinggang Perth agar lebih dekat dengannya.
Tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Perth, ia masih diam menanti ucapan Saint selanjutnya.
Saint menghela nafasnya, ia tau apa yang ada di pikiran kekasihnya itu, dan akan meluruskannya kembali.
Cukup selama beberapa bulan ini mereka terpisah, dan Saint tak ingin itu semua terjadi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain Of Love (Sonpin) END
Fanfiction"Aku tidak tau kenapa aku bisa sangat mencintanya.. padahal dia adalah orang yang telah merubah hidupku menjadi seperti ini. aku benar-benar di butakan dengan cintanya.." ~Perth "Aku bukan orang yang mudah tersenyum pada siapapun. namun entah kenapa...