CHAPTER 30 : End of Part.

2.9K 189 6
                                    

Shin Yoora menatap Kyuhyun dengan penuh was-was. Pria itu sudah terlihat menahan diri, begitu jelas dari tangannya.

Hanbin menghela nafas panjang. Maafkan, jika dia harus menjadi brengsek hari ini. Setidaknya, dia harus membantu temannya itu sekali lagi.

"Ehm. Aku harus kembali ke studio sebentar. Jangan lupa minum obatmu."

Selanjutnya, Kim Hanbin dengan tidak waras mengusap puncak kepala Yoora dan mengambil mantel yang ia letakan di atas ranjang kemudian pergi menuju pintu utama.

Pria itu bahkan masih sempat berkata ,"Hubungi aku jika kau butuh sesuatu, Raya."

Lelaki berhidung mancung itu berjalan santai melewati Cho Kyuhyun yang masih berdiri tanpa mengucap sepatah kata sekalipun. Kim Hanbin menoleh menatap Yoora kemudian tersenyum miring.

Kim Hanbin, kau benar-benar sudah gila.

Ruangan itu kini menyisakan Yoora dan Kyuhyun berdua saja. Tidak ada percakapan selanjutnya, karena yang Kyuhyun dapatkan bukannya sebuah penjelasan namun malah sikap acuh wanita itu kepadanya.

"Hentikan, Yoo."

Yoora menoleh dan menatap Kyuhyun dengan tatapan datar. Pria itu melanjutkan ,"Jangan main-main. Jika kau sedang berusaha mendorongku pergi, kau tidak perlu seperti ini."

Yoora memalingkan wajah, wanita itu tersenyum kecut. Lihat bukan, Cho Kyuhyun saja tidak pernah mempercayainya sekalipun.

"Kemasi barangmu sekarang juga. Mulai hari ini kau tinggal denganku."

Kyuhyun melempar paperpag itu ke sembarang tempat. Lagipula, bagaimana dia bisa tahan dengan situasi seperti ini. Melihat Shin Yoora berdua saja dengan seorang laki-laki yang dia sendiri tidak pernah temui sebelumnya. Siapa bocah itu?. Apa hubungan mereka?.

"JANGAN MENGUJI KESABARANKU SHIN YOORA."

Terlambat.

Yoora sejak tadi tidak melontarkan sepatah katapun. Wanita itu hanya diam, hingga Kyuhyun yang gagal memendam emosinya menarik tubuh Yoora kasar, membuat tubuh mereka saling berhadapan satu sama lain.

Sudah Yoora perkirakan, jika melibatkan Hanbin justru akan membuatnya dalam masalah. Apalagi, Cho Kyuhyun adalah pria yang cukup posesif. Namun, ia tidak bisa terus membiarkan hubungan di antara mereka berjalan di atas masalah seperti ini. Yoora ingin mendengar sendiri keputusan yang keluar dari bibir Kyuhyun. Bukan sekadar obsesi.

"Kau pikir apa yang sedang kau lakukan dengan bocah ingusan itu, eoh." Desisan Kyuhyun seperti menggaung dalam indra pendengarannya. Pria itu sudah berada tepat di balik ceruk lehernya.

Deru nafas memburu Kyuhyun entah kenapa menyakiti perasaan terdalam Yoora. Diam-diam, wanita itu memejamkan mata. Ia tidak akan sanggup melawan kemarahan Kyuhyun kali ini.

Melirik reaksi Yoora, Kyuhyun tersenyum sinis. Pria itu masih betah di sana, mengintimidasi Yoora dan berusaha membuat wanita itu menyerah.

Cho Kyuhyun kali ini akhirnya berdesis lebih tajam ,"Katakan padaku. Di mana dia menyentuhmu?."

• • • •

Caroline tersenyum senang saat Siwon sudah mulai melakukan aktifitas seperti sebelumnya. Pria itu tampak jauh lebih sehat dengan potongan rambut baru dan bakal janggut yang dicukur bersih.

"Jadi, apa masih ada yang harus aku tanda tangani?."

Siwon mengernyit kebingungan menatap Carol yang sejak tadi tersenyum aneh ke arahnya.

"Lee Yeonhee.."seru Siwon sekali lagi.

"Ah. Iya."

Wanita itu menunduk malu karena tertangkap basah memperhatikan Siwon dengan cara yang menggelikan.

"Eum. Aku permisi." Carol berbalik arah dan hampir menyentuh gagang pintu, jika saja Siwon tidak berkata ,"Malam ini apa kau ada waktu?. Aku ingin mengajakmu makan malam."

Carol memutar kepalanya dan menatap Siwon heran. Kenapa pria itu tiba-tiba mengajaknya makan malam?. Tunggu dulu, ini bukan kencan 'kan?.

"Ehm.. Aku tidak menerima penolakan."

Choi Siwon tersenyum simpul melihat Carol yang mengangguk pasrah. Dia memang sepertinya memutuskan untuk berjuang lebih keras daripada menunggu lebih lama lagi.

• • • •

Yoora yang masih memejamkan mata, tersenyum getir. Ia bahkan bisa merasakan bagaimana tangan Kyuhyun bermain dari sisi wajahnya hingga meraba bagian belakang leher jenjangnya.

"Menyingkir dariku Cho Kyuhyun."

Kalimat tajam dan penuh intimidasi itu akhirnya keluar dari mulut  Yoora saat Kyuhyun mulai semakin tidak waras pada gerakan tangannya.

"Kenapa?. Apa dia sudah menyentuhmu di sana?."

Dengan sekuat tenaga, Yoora mendorong tubuh Kyuhyun hingga pria itu terduduk keras di atas kasurnya. Cho Kyuhyun terkejut, selama mereka bersama ia belum pernah sekalipun melihat tatapan terluka dari balik mata Yoora yang berkaca-kaca.

Ponsel Yoora tiba-tiba berdering. Wanita itu masih sempat menengadahkan kepalanya untuk menahan diri. Tidak, dia tidak boleh terlihat lemah meskipun perasaannya sedang terluka.

"Unnie.."

Kyuhyun masih diam dan terus memperhatikan Yoora yang sedang menerima panggilan dari seseorang yang sejujurnya ia sendiri juga penasaran.

"Hanbin, ya?." Mendengar nama tersebut, Kyuhyun nyaris berdiri cepat jika Yoora tidak lebih dulu melanjutkan ucapannya ,"Tenang Jane, dia sedang ke studio. Semalam aku sudah menahannya di sini seperti permintaanmu. Dia tidak begadang di studio."

"Gosh, terima kasih unnie. Karena hanya kau yang bisa mengatasi penyakit gila kerjanya."

"Eum, tentu saja. Kapan kau menyusul kekasihmu? Malam ini?." Yoora memainkan kuku tangannya sambil terus berbicara di telepon tanpa mempedulikan ekspresi Kyuhyun yang tidak terbaca. "Kalian benar-benar pasangan super sibuk." lanjut Yoora.

"Hm. Aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri. Dan lagi, aku lebih setuju jika dia menginap di tempatku daripada berbohong tidur di studio, padahal dia pasti akan terus melakukan rekaman."

"Hm. Jaga dirimu juga Jennie."

Sambungan akhirnya tertutup. Cukup menyita waktu Yoora sampai ia agaknya lupa jika Kyuhyun masih berdiri di sana dan menatapnya canggung.

Tidak ada percakapan selanjutnya. Ruangan masih sama heningnya hingga detik jarum jam terus berputar.

Cho Kyuhyun merutuki kebodohannya karena dengan gegabah menuduh Yoora yang bukan-bukan. Dan sekarang, dia harus menutup mulut rapat sampai tidak berani berkata apapun.

"Apa yang kau bawa?." Yoora meraih paperbag yang tergeletak di atas lantai. Wanita itu berbicara dengan santai seolah tidak terjadi apa-apa tadi.

Kyuhyun mengepalkan tangannya. Bukan karena marah, tetapi dia merasa kecewa pada dirinya sendiri.

"Kau sudah makan?." Yoora memang bertanya. Namun, wanita itu sama sekali tidak memandang wajah Kyuhyun. "Antarkan makananku sekarang." Wanita itu baru saja menghubungi pihak hotel untuk segera mengantarkan makanan mereka.

"Bagaimana kabarmu?." tanya Yoora. Wanita itu duduk dengan santun tanpa melihat Kyuhyun di belakangnya, sedang menatapnya canggung.

"Yoora-ya, sampai kapan kau akan tinggal di sini?."

Kyuhyun menatap Yoora yang masih enggan untuk meliriknya.

"Sampai di antara kalian berdua memutuskan, siapa yang akan memilih."

"Kau atau Siwon."

***


REVENGE : Sacrifial Of Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang