Terkadang, kau butuh waktu untuk menerima perasaan itu dengan tulus.
Karena tidak semua hal yang terlihat baik-baik saja sesuai dengan realita.---
Siwon dan Carol saling berpandangan dalam diam. Carol jelas merutuki kebodohan dirinya sendiri karena dengan sangat ceroboh membiarkan tubuhnya nyaris tergelincir. Lalu, berakhir dalam kungkungan tubuh atletis Choi Siwon.
"Tidak bisakah kau sedikit saja memahamiku.."
Carol masih terdiam. Kalimat yang muncul dari bibir Siwon nyatanya masih begitu semu di telinganya. Carol terlalu takut untuk berharap banyak mengenai perasaan yang terasa hanya seperti bayangan untuknya.
"Apa?."
Siwon menghela nafas jengah. Entah dia yang salah atau memang Carol yang tidak pernah peka. Bukankah selama ini dia cukup kentara dalam menunjukan maksud akan pernyataannya barusan.
"Istirahatlah. Ini sudah malam."
Siwon melepaskan tubuh Carol dan meninggalkan wanita itu yang masih menatap punggungnya dengan perasaan perih.
Carolina Marlin. Ah, tidak. Lee Yeonhee. Wanita itu berdiri kaku sambil terus memandangi kepergian Siwon dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak seberani itu untuk mengakui perasaannya. Karena Yeonhee sadar, dia bukan seseorang yang tepat untuk bersanding atas perasaan Choi Siwon. Lee Yeonhee, hanyalah asisten pribadi yang dulu lahir dari keluarga miskin.
***
Shin Yoora memainkan musik di dalam kamar hotelnya dengan begitu keras. Wanita itu tidak peduli bahkan jika gendang telinganya akan rusak sekalipun. Dia hanya membutuhkan sebuah pelampiasan dari perasaan rumit yang saat ini membelenggu dirinya.
Musik memang begitu keras namun Yoora hanya diam di atas ranjang dengan ditemani segelas wine. Ia sudah sangat berantakan. Kondisi fisik dan hatinya kali ini sejalan. Sama-sama rusak.
Otaknya tidak bisa berfikir jernih lagi, Yoora tidak tahu kepada siapa dia harus percaya. Tidak Choi Siwon, tidak juga Cho Kyuhyun. Mereka berdua dalam sehari tiba-tiba berubah menjadi wabah untuk hidupnya.
Karena begitu kerasnya musik yang berdentum, Yoora bahkan tidak menyadari jika ponselnya sejak tadi berdering dan puluhan panggilan muncul dari beberapa orang yang sepertinya sibuk mencari keberadaannya.
Di sisi lain, Kyuhyun menggeram marah ketika Yoora mengabaikan seluruh upayanya dalam menghubungi wanita itu. Dia tidak bisa terus menahan diri. Dengan setengah tak sabaran, Kyuhyun memilih turun dari kursi kemudinya dan memasuki hotel Royal. Tempat Yoora sedang menyembunyikan diri.
Kyuhyun berjalan tergesa menghampiri pihak resepsionis dan dengan mengandalkan kekuasaannya, pria itu berhasil mendapat kartu cadangan untuk membuka pintu kamar hotel yang Yoora tempati.
Pintu kamar itu kini sudah terbuka sedikit karena Kyuhyun memang tidak langsung menggesernya penuh. Namun, Kyuhyun benar-benar harus menutup telinganya ketika suara dari dalam kamar tersebut sangatlah keras.
Mendengar pintunya terbuka, Yoora sambil menyesap wine-nya hanya melirik enggan seseorang yang muncul dari balik pintu. Sesuai dugaan, pria itu pasti akan bertindak semaunya.
"Shin Yoora. Kau pikir apa yang sedang kau lakukan?."
Kyuhyun meraih remote dan mematikan musik tersebut sebelum kemarahan dalam dirinya semakin meningkat akibat suara yang memekakan telinga itu.
Kaki panjangnya spontan mendekati Yoora yang masih duduk bersandarkan headboard ranjang. Sialnya, wanita itu malah lebih asyik menikmati wine dengan wajah dingin dan tidak bersahabat.
"Jangan mencoba untuk mendekat."
Suaranya terdengar samar namun tegas. Bibir Yoora masih bersembunyi di balik gelas wine namun, Kyuhyun bisa dengan jelas mendengar desisan tajam wanita itu.
"Kau mengabaikan seluruh panggilan dan pesanku."
Yoora menyunggingkan senyum sinis. Wanita itu kembali menyesap winenya. Kali ini bahkan sampai habis dan tidak tersisa. Yoora meletakan gelas itu pada nakas dan beralih menatap Kyuhyun malas.
"Lebih baik kau pergi. Aku sedang tidak ingin berurusan dengan kalian semua."
Kyuhyun terdiam kaku. Ekspresi seperti ini tidak pernah dia lihat sebelumnya. Mata Yoora yang terlihat tajam dengan wajah datar dan tidak terbantahkan.
"Aku kemari untuk meluruskan semuanya Yoo. Kau harus mendengarkan semuanya sampai akhir."
"Omong kosong apalagi?."
Yoora tersenyum sinis menatap Kyuhyun jengah. Entahlah, dia tiba-tiba merasa muak dengan pria itu.
"Tidak ada yang perlu kau katakan padaku. Urusi saja tentang perselisihan saudara di antara kalian."
"Dia bukan saudaraku." sahut Kyuhyun.
"Tetapi kau sadar jika dia lahir dari seorang ayah yang sama denganmu, Cho Kyuhyun~sshi."
Kilat kemarahan pada mata Kyuhyun tampak begitu jelas. Jauh dalam hatinya, wanita itu menyesal telah menyakiti perasaan Kyuhyun. Namun, mengingat bagaimana dia seolah dipermainkan oleh mereka berdua, Yoora sendiri merasa lebih tersakiti.
"Kau tidak tahu apapun tentang masalah ini. Jangan berasumsi semaumu."
Yoora sadar, dari cara pria itu bicara ia bisa melihat bagaimana Cho Kyuhyun begitu membenci Choi Siwon.
"Aku memang tidak tahu. Dan bukan kapasitasku untuk mengetahui masa lalu kalian."
Kedua mata mereka saling beradu. Kyuhyun dengan emosinya yang tertahan, dan Yoora dengan emosinya yang nyaris meledak.
"Jadi, jangan menggunakanku sebagai alasan perdebatan sengit di antara kalian. Kau dan Choi Siwon...."
Yoora menatap tajam Cho Kyuhyun yang mengepalkan tangannya kuat-kuat.
"Mulai hari ini dan selanjutnya, aku tidak ingin berkaitan lagi dengan kalian berdua."
••••
TO BE CONTINUED.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE : Sacrifial Of Love (COMPLETED)
FanfictionPernikahan Cho Kyuhyun yang tinggal menghitung detik tiba-tiba gagal. Pemberkatan pernikahan berakhir dengan sangat kacau ketika Cho Kyuhyun memilih membatalkan pernikahan yang sudah lama diharapkan Jung Hyena. Kehadiran sosok Jocellyn Rebecca dalam...