Can, i love you? 28

1.7K 173 36
                                    

Randa terhenyak dari lamunannya saat sang supir menginformasikan bahwa mereka telah tiba dirumah sakit tempat dimana afgan di rawat.

Randa bergegas masuk ke dalam ruang rawat inap afgan dan di dapati putranya itu tengah menangis tersendu-sendu dengan seorang wanita muda yang selama ini menjaga afgan sedari kecil.

"Fan kenapa agan nangis?"  Tanya randa yang langsung menggantikan posisi wanita muda tersebut untuk duduk di sisi ranjang afgan. Randa memeluk putranya itu dan mengelus kepala afgan dengan sayang.

"Agan kenapa sayang?" Tanya randa lembut.
Dirasakannya afgan yang semakin memeluk tubuhnya dengan erat, seakan ia takut kehilangan randa yang begitu menyayanginya di dunia ini.

"Papah jangan pergi, jangan tinggalin agan pah." Rengek afgan dengan suara sendu nan memilukan.

Randa paham betul apa yang dimaksud oleh afgan. Karna bukan hanya sekali ini saja afgan bertingkah seperti ini padanya. Putra nya itu selalu saja merasa ketakutan setiap ia bangun tidur, dan afgan selalu merengek untuk tidak ditinggalkan.

"Gak ada yang pergi ko, lihat papah disini." ujar randa sebari menangkup kedua pipi afgan. Randa menatap sendu wajah putranya, ia selalu merasa dunia tidak adil pada afgan. Anak sekecil ini sudah harus menanggung kesalahan yang diperbuat oleh orang tuanya. Bahkan salah seorang  psikolog pernah mengatakan bahwa afgan memiliki trauma yang cukup serius.

"Agan harus percaya sama papah ya. Kalau pun papah pergi, papah akan membawa agan hmm?" Bujuk randa berusaha menenangkan afgan.
Sejenak afgan menghentikan tangisannya dan menatap wajah sang ayah, seakan berusaha mencari kebenaran di dalam tatapan randa.

"Bener ya pah?" tanya agan dengan gemetarnya.

"Iya sayang, ya udah sekarang agan bobo lagi ya biar cepet sembuh." Suruh randa sambil mendorong pelan tubuh afgan agar kembali berbaring.
Randa dengan sabar nya mengelus kening afgan karna hanya dengan demikian putranya itu bisa terlelap.

Setelah afgan tertidur randa mengeluarkan ponselnya. Wajah randa menyiratkan rasa kesedihan saat menatap layar walpaper ponselnya.

Wanita itu, wanita yang sudah banyak ia sakiti, wanita yang telah berkorban untuknya, dan wanita yabg mungkin satu satu nya yang mencintai randa dengan tulus.

"Kamu dimana put? Aku benar-benar membutuhkan kamu." lirih randa mengelus foto putri yang tengah tersenyum.

Randa sungguh merindukan putri, karna semenjak 5 tahun lalu keberadaan putri sama sekali tak bisa di temukan. Entah dimana gadis yang ia cintai itu, dan randa tidak akan pernah berhenti mencari putri.
Jika randa bertemu dengan putri hal pertama yang ingin ia lakukan adalah berlutut dihadapa putri. Ia akan memohon maaf pada gadis itu, dan randa juga ingin mengatakan bagaimana randa juga memiliki perasaan yang sama terhadapnya.

Randa sudah mengetahui dari mulut nisha bahwa rupanya putri memang memiliki perasaan pada randa. Dan disaat itulah randa juga baru tersadar bahwa ia juga mencintia putri. Randa bukan lah apa-apa tanpa putri.

***

Setelah afgan pulih sepenuhnya,  randa tidak kembali lagi ke kediaman hermawan. Ia beserta afgan dan salah seorang pengasuh putranya segera terbang ke jogja.

Randa harus berterimakasih pada james, karena pria turunan jerman itu sampai repot repot menyiapkan sebuah rumah pribadi untuk randa dan afgan. Bahkan tak tanggung-tanggung james juga memberikan fasilitas mobil untuk randa.

"Tapi james apa semua ini tidak berlebihan?" tanya randa saat james menyerahkan fasiltas tersebut pada randa.

Pria yang postur tubuhnya lebih tinggi dari randa itu segera mendekati randa dan menepuk bahu randa dengan tegasnya.

Can, i love you? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang