Randa membukakan pintu mobil nya untuk putri,ia meraih tangan putri dan dinggenggamnya. Keduanya berjalan memasuki pekarangan rumah hermawan yang nampaknya tengah kedatangan seorang tamu.
"ada yang datang?" tanya putri pada randa yang hanya mengangkat kedua bahunya.
Keduanya terus berjalan hingga tiba diruang keluarga, putri lah orang pertama yang terkejut dengan seorang pria yang tengah duduk dirumahnya bersama dengan sang mertua dan juga seorang wanita yang tidak dikenali putri.
"bang ridho." Panggil putri tanpa sengaja
Ridho dhea dan lili serentak menatap putri, sedang randa yang berdiri di sisi putri hanya tersenyum melihat tamu yang memang telah ia nantikan.
"hay ridho, dhea." Sapa randa yang sudah kembali melangkah menghampiri kedua tamunya.
"nah itu dia putri dan randa." Ujar lili menatap pada anak dan menantunya.
Dhea dan ridho ikut berdiri dari posisi duduk mereka, dan dhea lah yang pertama kalinya menyapa putri dengan begitu riangnya. Sama seperti saat pertama kali randa menemuinya.
"hay putri." Sapa dhea mengulurkan tangannya.
Ada kebingungan dalam benak putri, apalagi ia belum pernah bertemu dengan wanita cantik dihadapannya ini namun kenapa wanita ini sepertinya sudah sangat mengenali putri.
"ehh hay.." sapa putri sedikit canggung.
"sayang itu tunangan ridho, mereka mau nikah loh." Ujar randa yang menyadari kebingungan sang isteri.
Putri tentu saja sedikit terkejut, setelah sekian lama ia dan ridho lost contact kini tiba-tiba saja ia bertemu dengan seorang wanita yang dikatakan randa adalah tunangan ridho.
Putri menatap ridho dengan perasaan sedihnya, pria itu terlihat kurus dari terakhir kalinya. Dan tatapan ridho pun masih kurang bersahabat kepadanya.
"pantesan kamu cinta banget sama dia ya dho, putri emang cantik banget." Puji dhea yang tengah memandangi putri dari atas sampai bawah.
Harus dhea akui putri memang wanita yang cantik dan juga anggun jadi tak salah jika ridho begitu tergila gila pada putri begitu juga dengan randa.
"tapi sayang, saya lah pria yang beruntung mendapatkannya." Ucap randa dengan bangga dan memeluk pinggang putri dengan possesivenya. Rdiho yang melihat hal itu hanya berdecak sebal dan memutar bola matanya dengan malas.
"dan saya tidak perduli." Jawab ridho dengan ketusnya.
"ishh kamu itu ya, bisakah sedikit sopan sama tuan rumah?" tegus dhea mencubit pelan lengan ridho. Dan benar saja pria itu seketika menurut pada sang calon isteri, walau tak bicara lagi namun ridho mulai merubah air wajahnya menjadi sedikit bersahabat.
"oh iya put, kami kesini mau undang kalian semua ke pernikahan kami. Semoga kalian semua bisa hadir ya." Ujar dhea setelah mereka duduk kembali.
Putri lagi lagi melirik ridho seakan meminta ijinnya untuk menghadiri pernikahan nya. Karna bagaimana pun putri tidak mau ridho mengundang mereka hanya karena terpaksa. Putri ingin ridho benar-benar melupakan masa lalu mereka yang sedikit buruk.
"hhmm sayang, apa aku boleh bicara empat mata sama bang ridho?" tanya putri meminta ijin. Randa sejenak berpikir, dan ia rasa tidak ada salahnya untuk putri dan ridho berbicara berdua untuk menyelesaikan kesalah pahaman yang terjadi anatara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can, i love you? ( Completed )
RomansaMenjadi kekasih bohongan randa adalah sebuah keuntungan bagi putri. Bagaimana tidak? Pria itu siap mengeluarkan uang yang banyak demi memuaskan hobby putri yang di cap sebagai wanita gila belanja. Tapi bagainana jika kepura-puraan keduanya beruba...