Can i love you? 39

804 71 23
                                    

2 tahun kemudian...

Putri terlihat berjalan pelan dilorong rumah sakit, ia membawa sebuah papper bag di tangannya yang berisikan makanan rumah yang ia masak sendiri. Setelah tiba di salah satu ruangan, putri segera meletakkan makananya diatas meja dan melirik sejenak pada sosok pria yang tengah berbaring diatas ranjang rumah sakit tersebut.

"aku tau aku ini ganteng tapi bisakah kamu berhenti memandangi aku nyonya hermawan." Ucap pria tersebut dengan mata yang masih terpejam.

Putri dengan cepat menggelengkan kepalanya, bahkan wanita cantik tersebut terlihat berdecak yang dibuat seolah oleh begitu kesal pada pria yang ia cintai itu.

"ckck, acting aja terus. Kamu mau makan apa engga nih?"tanya putri dengan nada ketusnya.

"woww nyonya kok ketus banget sih, suami kamu ini kan Cuma minta dimasakin ayam kecap aja tapi kenapa bete banget hmm?" tanya randa yang akhirnya membuka matanya sepenuhnya dan menatap wajah cantik sang isteri yang tengah membuka tiffin yang ia bawa.

Setelah itu putri terlihat duduk di kursi yang tersedia di sisi ranjang randa dan mulai meyendokkan nasi serta lauknya dan mengarahkan sendok tersebut pada mulut randa.

"akkk.." perintah putri yang turut membuka mulutnya. Randa mengikuti gerakan putri dan menerima suapan dari sang isteri tercinta.

"euumm enyaakkk.." ujar randa sebari mengunyah. Putri mengelap ujung bibir sang suami yang sediki belepotan oleh bumbu kecap.

"oh ia sayang sepertinya mulai besok aku gak bisa masakin kamu lagi deh." Ucap putri masih sambil menyuapi randa. Seketika mulut randa berhenti mengunyah dan menyentuh lengan putri yang hendak menyuapinya lagi.

"kenapa sayang? Apa kamu kelelahan memasak?" tanya randa terdengar begitu khawatir. "ya sudah mulai besok gak usah masak, kita cari koki aja dirumah" lanjut randa lagi sebari mengelus rambut panjang milik sang isteri.

"Cuma sembilan bulan kok yang." Jawab putri dengan tersenyum lebar. Randa menyerngitkan dahinya dan tak mengerti maksud dari sang isteri.

"maksud kamu?" tanya randa menaikkan kedua alisnya. Putri justeru tersenyum meledek randa serta menggeleng-gelengkan kepalanya, tangan putri bergerak meraih gelas berisi air putih dan mengarahkannya pada mulut randa. Namun pria itu tak lantas menerimanya, ia meraih gelas tersebut lebih dulu dan memandang putri lebih intens lagi.

"jelasin dulu." Desak randa yang begitu penasaran.

"hmmmm yakin mau tau? Tapi jangan disini deh aku takut kamu ngerusakin properti rumah sakit ini." Balas putri dengan masih memasang senyuman jailnya. Randa tak menghiraukan senyuman jail sang isteri, ia justeru semakin dibuat penasaran saja dengan maksud putri.

"sayang please, aku bisa mati penasaran disini." Rengek randa dengan wajah menggemaskannya. Bahkan putri saja rasanya tak tahan ingin mencubit pipi randa yang begitu lucu nya saat ini.

"afgan mau punya adik, jadi dokter bilang aku gak boleh capek-capek mulai sek-"

"apa?!!!"

Putri tak jadi melanjutkan ucapannya saat randa tau-tau menjerit dan menarik kedua bahunya dengan wajah girangnya. "you are pregnant right?" tanya randa begitu terdengar sangat antuasianya.

Putri juga tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya, karena ini lah yang memang tengah mereka nantikan. Kehadiran seorang anak di tengah tengah rumah tangga mereka yang sudah menginjak satu tahun

"ya sayang, aku hamil." Jawab putri menganggukkan kepalanya. Randa begitu bahagia, ia menarik tubuh putri kedalam dekapaannya dengan cepat hingga ia tanpa sadar menarik selang infus yang masih terpasang di lengannya hingga lepas.

Can, i love you? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang