Flash back.
Randa dan selfi sudah berada di apartement milik randa. Selfi yang merasa lelah karna seharian berjalan bersama randa langsung menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.
"hah.! Makasih banyak ya sayang." ucap selfi merangkul lengan randa.
Pria tampan itu hanya menganggukkan kepalanya sebari mengelus kepala selfi dengan penuh kasih sayang.
Randa memang terlalu royal sehingga ia sama sekali tak masalah untuk membelikan barang-barang branded untuk selfi.Sejenak keduanya terdiam dengan posisi selfi yang masih memeluk lengan randa.
Hingga tiba saatnya randa merasa bahwa ia harus mengatakan semuanya pada selfi. Tidak mungkin ia menyembunyikan hal sebesar ini dari selfi lebih lama lagi.
"sel." panggil randa menatap wajah selfi yang masih terlihat berseri-seri.
"kenapa sayang?" tanya wanita cantik tersebut. Ia sudah melepaskan pelukan dari tangan randa dan menatap lurus ke wajah tampan kekasihnya itu.
"hmm, ada yang harus aku omongin sama kamu." ucap randa yang jelas terlihat ragu.
Entah apa ini adalah waktu yang tepat atau tidak. Namun selama ia masih menyembunyikan ini dari selfi maka hati randa pun tidak akan tenang.
Selfi menyerngitkan dahinya saat melihat kebingungan di wajah randa saat ini.
"kenapa hon?" tanya selfi lagi. Bahkan kini ia sudah mulai bersikap serius tanpa senyuman sama sekali.
Randa menghelas nafasnya dengan kasar lalu ia pun sudah bersiap untuk berbicara dengan selfi.
"aku dan putri akan menikah."
Selfi langsung menghempaskan lengan randa dengan cukup kasar dan menatap tajam pada pria tampan itu.
"apaan sih nda?" tanya selfi setengah berteriak.
Randa berusaha meraih tangan selfi kembali namun gadis itu justeru sudah berdiri dari tempat duduknya."kamu harus dengerin aku dulu sel." ujar randa ikut berdiri dan kembali meraih tangan selfi dengan kencang.
"ini permintaan ayah." lanjut randa dengan cepat. Selfi kembali menghempaskan tangannya yang di genggam oleh randa.
"maksud kamu?" tanya selfi dengan wajah yang sudah memerah menahan amarahnya.
"kebohongan yang kita buat sudah jadi boomerang untuk kita berdua." ujar randa akhirnya melemah.
Selfi masih setia menatap randa dan menunggu pejelasan masalah yang menurutnya tak masuk akal ini.
"semua keluarga ku begitu menyayangi putri. Bahkan ayah meminta aku dan putri untuk segera menikah." jelas randa menatap wajah selfi.
"lalu kamu mau aja gitu? Terus gimana sama hubungan kita hah?!" tanya selfi dengan suara nyaringnya.
"apa aku ada pilihan lain saat aku melihat ayah hampir saja kehilangan nyawanya karna penolakan aku hah?! Kamu lupa siapa yang membuat ayah aku sampai seperti ini hah?!" tanya randa yang cukup memohok hati selfi.
"ooohh jadi kamu mau salahin papah aku hah?!" balas selfi tak kalah nyaringnya. Ia merasa tak terima jika randa menyalahkan sang ayah."ya memang semua masalah ini berakar dari papah kamu.!" tunjuk randa pada selfi.
Tentu saja selfi begitu syok dengan sikap randa ini. Selama mereka berhubungan randa tidak pernah bersikap atau pun berbicara kasar padanya. Pria itu lebih sering mengalah padanya. namun kali ini berbeda randa sudah berani memerahinya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can, i love you? ( Completed )
RomantizmMenjadi kekasih bohongan randa adalah sebuah keuntungan bagi putri. Bagaimana tidak? Pria itu siap mengeluarkan uang yang banyak demi memuaskan hobby putri yang di cap sebagai wanita gila belanja. Tapi bagainana jika kepura-puraan keduanya beruba...