Setelah menitipkan afgan pada sang pengasuh, randa kembali kerumahnya. Ia segera membereskan baju-baju milik nya dan juga afgan. Randa sudah memutuskan untuk segera terbang ke jogja saat kondisi afgan telah membaik. Dan ia tidak akan pulang kerumah ini lagi.
Setelah merapihkan semua pakaiannya randa mengambil sebuah figuran berukuran sedang.dimana anggota keluarganya masih lengkap saat itu.
Foto itu di ambil saat pernikahannya bersama putri 5 tahun lalu. Dan disana semua anggota keluarga terlihat sangat bahagia tidak seperti saat ini.
"Maafin aku, semua ini karena aku." ujar randa dengan lirihnya.
Ia memutuskan untuk membawa figura itu karna hanya itulah satu-satu kenangan yang bisa ia bawa dari rumah ini.
Setelah menutup kopernya, randa turun perlahan-lahan dari lantai atas.
Ia melirik ke arah lesti dan sang ibu yang tengah duduk di ruang keluarga dengan wajah murungnya. Dan itu sudah berlangsung selama 4 tahun ini."Bu." sapa randa lemah.
Tak ada respon sama sekali dari bu lili maupun lesti. Keduanya masih sibuk menatap ke arah layar tv yang menyala.
"randa dan agan mau pamit." Ujar randa semakin melemah saja.
Barulah lili mengalihkan pandangannya pada randa, dan ada sedikit senyuman di bibir wanita paruh baya itu."Baguslah, seharusnya sejak lama kamu lakukan itu." Jawab lili teredengar sinis.
Randa memejamkan matanya saat mendengar nada sinis sang ibu, rasanya walau pun lili sudah sering berbicara sinis seperti itu namun tetap saja hati randa masih terasa sakit setiap mendengarnya.Sedang lesti diam-diam mencuri pandang pada randa, namun tak lama ia kembali memalingkan wajahnya dan bersikap cuek kembali.
"Sekali lagi randa mohon maaf,"
"Apa maaf kamu itu bisa mengembalikan suami saya hah?!" Tanya lili dengan sinisnya. Bahkan tatapan yang selalu penuh kasih sayang itu kini berubah jadi tatapan penuh kebencian. Dan itu yang selalu membuat randa merasa bersalah bahkan sampai saat ini.
"Randa sadar bu kesalahan randa tidak bisa di maafkan. Tapi randa mohon setelah kepergian randa ibu bisa kembali tersenyum." Pinta randa dengan suara seraknya. Randa bahkan diam-diam menyeka air matanya.
"Senyuman saya telah hilang bersama nyawa suami saya.!" jawab lili dan bergegas berdiri dari tempat duduknya.
Ia berjalan cepat menuju kamar nya dengan deraian air mata. Bahkan setelah kepergian mendiang sang suami 4 tahun lalu kesedihan yang di rasakan lili masih terasa sama saja.
Lesti pun sudah hendak pergi, namun dengan cepat randa mencekal tangan adiknya itu."Les, abang sudah banyak melakukan kesalahan. Abang bahkan udah gak layak lagi menggunakan nama hermawan. Tapi untuk terakhir kalinya abang mau meminta sesuatu sama kamu." Ujar randa dan menghentikan sejenak ucapannya. Ia mengamati wajah adik nya itu dengan seksama.
"tolong jaga ibu, buat ibu kembali tersenyum. Dan walau mungkin kamu sudah benci sama abang,"
Kembali randa menghentikan ucapannya dan mendekati lesti. Ia menyentuh kepala lesti serta mengelus nya dengan lembut.
"Abang minta kabarin selalu bagaimana kabar kalian sama abang ya dek." Lanjut randa dengan nada bergetarnya.
"Jaga tyta juga."
randa menarik kembali tangan nya dari kepala lesti. Dan setelah itu randa mulai melangkah pergi, namun saat di satu sisi randa melihat foto mendiang hermawan yang dipajang besar di dinding.
"maafkan randa sudah banyak mengecewakan ayah." Ujar randa dalam hatinya. Dengan tetesan air mata randa kembali melangkah untuk benar-benar pergi dari rumah yang sudah banyak memberikan kenangan manis untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can, i love you? ( Completed )
RomanceMenjadi kekasih bohongan randa adalah sebuah keuntungan bagi putri. Bagaimana tidak? Pria itu siap mengeluarkan uang yang banyak demi memuaskan hobby putri yang di cap sebagai wanita gila belanja. Tapi bagainana jika kepura-puraan keduanya beruba...