Can, i love you? 08

1.7K 147 27
                                    

Warning...!

Ada sedikit adegan yang, yah kurang berkenan lah. Mohon bijak dalam membaca ya kawan kawan. Hehehe

Dan ingat ini cuma fiksi belaka yang putri dan randa aku gunakan sebagai pemerannya.

Silahkan membaca...

Seluruh keluarga tengah menanti kabar dari dokter yang tengah memeriksa hermawan di dalam ruangan. Tak ada yang tak menangis, bahkan randa pun terlihat beberapa kali menyeka air matanya secara diam-diam.

Saat pintu ruangan hermawan terbuka lili adalah orang pertama yang berdiri dan menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan sang suami.

"dok bagaimana?" tanya lili sebari meremas tangannya. Ia harap ia tidak mendengar berita buruk dari sang dokter karna lili sama sekali belum siap untuk kehilangan sang suami.

"kondisi pak hermawan sudah membaik. Tapi tetap saja jantung nya masih lemah, jadi saya harap sekali jangan membuat beliau syok seperti ini lagi." jelas sang dokter menatap seluruh anggota keluarga hermawan.
Semuanya kompak mengangguk dan mengucap syukur dalam hati masing-masing.

"apa boleh kami masuk dok?" tanya randa kemudian.

"silahkan, tapi dimohon menjaga ketenangannya. Kalau begitu kami juga sekalian permisi." pamit sang dokter pada seluruh anggota keluarga.

Setelah kepergian dokter, seluruh keluarga hermawan serta putri hendak masuk namun lili segera mencegah randa.

"kamu tidak usah masuk randa. Lebih baik kamu jauh-jauh dari ayah." larang lili dengan nada dinginnya.
Sungguh randa begitu terluka karna untuk pertama kalinya lili menatap nya dengan tatapan kekecewaan.

Randa pun hanya bisa pasrah, ia melihat seluruh anggota keluarganya telah masuk kecuali dirinya.

"maafin randa yah." lirih randa drngan helaan nafas beratnya.

Iapun mendekat ke arah pintu ruangan hermawan. Dan dari sana lah randa bisa melihat bagaimana tidak berdaya nya pria yang sudah merawatnya sedari kecil itu.

Kembali air mata tak bisa ditahan oleh randa. Ia merasa begitu bersalah pada sosok pria paruh baya itu. Dan randa akan menebus semua kesalahannya hari ini juga.

***

Sore harinya, randa tiba dirumah sakit. Ia membawa serta ibu norma serta nisha yang jelas terlihat begitu marah. Dan ada 1 orang pria yang juga ikut serta dengan mereka.

Tanpa mengetuk pintu randa masuk begitu saja, semua yang ada diruangan hermawan pun seketika menatap ke empat orang yang baru saja datang itu dengan tatapan bingungnya.

"mamah, nisha." ujar putri pelan. Ia segera berdiri dari sofa dan mendekati sang ibu dan juga kakaknya.

"kalian?"

"bulan depan aku dan putri akan segera menikah." ucap randa yang tentu membuat semuanya tercengang. Randa segera meraih pinggang putri serta memeluknya dengan erat.

"aku sudah melamar kamu pada om aji dan mamah. Dan mereka sudah setuju." jelas randa pada putri dengan senyuman di wajahnya.

"benarkah nda?" tanya hermawan dengan senyuman lemahnya.

"bener yah, putri akan jadi menantu ayah dan ibu." jawab randa dengan mantap. "maaf karna sudah menyakiti ayah." mohon randa yang jelas masih merasa bersalah pada sosok hermawan.

"alhamdulillah ayah sangat senang mendengarnya. Bu kamu siapkan pesta ya besar ya untuk pernikahan mereka." titah hermawan pada sang isteri dengan begitu bersemangatnya.
"lesti akan bantu ibu ya." sambut lesti yang juga begitu bersemangat.

Can, i love you? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang