Putri turun dari sebuah mobil putih, ia sengaja turun sedikit jauh dari kediaman hermawan Karna ia tidak mau menambah masalah lagi dalam hidupnya jika anggota keluarga ada yang memergoki dirinya pulang dengan di antar seseorang.
"kamu sudah baikan kan?" tanya ridho yang masih duduk di dalam mobilnya.
Putri memberikan senyuman manisnya, serta menganggukka kepalanya.
"semua baik baik saja karna kamu bang. Makasih banyak ya." ucap putri dengan tulusnya.
Ridho juga tersenyum dengan sangat manisnya. Ia bahkan sangat bahagia karna pada akhirnya putri menghubungi dirinya dan meminjam bahu nya untuk menangis seharian ini.
"aku selalu ada untuk kamu, kapanpun kamu butuh ini hubungi aja aku ya." jawab ridho sebari menepuk bahu nya pada putri.
"ya udah aku pulang dulu ya." pamit putri lagi. Ia harus segera pergi sebelum ada yang melihat dirinya.
"hati-hati ya." balas ridho lagi.
Setelah itu putri mulai melangkah kan kakinya menuju rumah hermawan. Sedang ridho masih memperhatikan putri dari dalam mobilnya sampai gadis itu benar-benar memasuki pekarangan rumah hermawan.
Dari dalam mobilnya ridho tersenyum lebar. Walau putri tidak banyak bercerita padanya namun satu hal yang ridho ketahui bahwa randa tidak memiliki perasaan apapun pada putri.
"terimakasih randa, kamu mempermuda jalanku untuk mendapatkan putri." ujar ridho mengeluarkan seringaian jahatnya.
Setelah itu ia pun mulai melajukan mobilnya dan meninggalkan komplek perumah elite tersebut.
Putri masuk ke dalam rumah dengan sangat hati-hati. Ia tidak mau ada yang mengetahui bahwa ia barung pulang.
Saat masuk ke dalam kamarnya putri melihat randa yang tengah duduk di sofa dengan laptop di atas pahanya.
Saat melihat putri masuk ke dalam kamar randa segera meletakkan laptop nya diatas meja serta menahan putri yang hendak masuk ke kamar mandi.
"lepasin.!" ujar putri menepis tangan randa yang mencekal tangan nya.
"sorry." pinta randa dengan nada lemahnya.
Putri terkekeh pelan dan menatap randa dengan tatapan mengejeknya.
"mudah sekali minta maaf nya?" tanya putri dengan nada dingin. Dan rasanya baru kali ini randa mendengar nada dingin keluar dari bibir putri.
"aku bener-bener menyesal put, ak-ak."
"sudahlah lupain aja nda. Gak masalah kamu mau memperlakukan aku kaya gimana juga. Aku isteri kamu kan? Dan aku harus nuruti semua perintah kamu." ujar putri dengan tegasnya.
Ada perasaan kecewa dan sakit dalam hati randa dengan jawaban putri.
Randa memang terlalu bodoh karna sudah memarahi putri, namun saat melihat selfi menangis rasanya randa pun tidak terima. Jadi lah ia tidak bisa menahan diri untuk tak memarahi putri."aku gak mau ribut-ribut lagi nda. Lebih baik sekarang kita jalani kehidupan kita masing-masing aja tanpa ikut campur satu sama lain. Kamu bebas melakukan apapun dengan selfi atau siapapun itu, dan begitu juga dengan aku." lanjut putri lagi menatap randa tanpa gentar.
"jadi tolong lepasin tangan aku." pinta putri menatap tangannya yang masih di cekal oleh randa.
Melihat bagaiamana marahnya putri randa melepaskan tangan putri. Gadis itu segera masuk ke dalam kamar mandi serta membersihkan badannya.
Bahkan ketika putri telah selesai membersihkan tubuhnya gadis itu tak mengeluarkan suara sedikit pun. Putri justeru terlihat sibuk memainkan ponselnya sebari berbaring diatas ranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can, i love you? ( Completed )
RomanceMenjadi kekasih bohongan randa adalah sebuah keuntungan bagi putri. Bagaimana tidak? Pria itu siap mengeluarkan uang yang banyak demi memuaskan hobby putri yang di cap sebagai wanita gila belanja. Tapi bagainana jika kepura-puraan keduanya beruba...