Can, I love you? 05

1.6K 136 25
                                    

Putri mengetuk pintu sebuah rumah sederhana namun terlihat begtitu nyaman. Tak lama kemudian sosok seorang gadis berhijab sudah berdiri di hadapannya.

"loh put tumben pulang gak bilang." tanya nisha yang sedikit terkejut melihat sosok sang adik yang pulang tanpa memberi tahu nya lebih dulu.

"aku capek nish, boleh masuk dulu gak?" tanya putri yang memang terlihat begitu lelah.
Nisha langsung membuka pintu rumah mereka dengan lebar dan membiarkan putri masuk ke dalam rumah.

"loh nak, kamu pulang?"

Norma sang ibu segera berdiri dari tempat duduknya. Di hampirinya sosok putri serta di peluknya putri bungsunya itu.

"mamah sehat?" tanya putri yang masih memeluk tubuh sang ibu. Bahkan jika bisa putri tidak ingin melepaskan pelukan dari wanita yang telah melahirkannya ini.

"pasti berantem sama randa ya?" tebak nisha yang kembali berjalan menghampiri putri. Gadis cantik itu menggelengkan kepalanya, iapun menarik sang ibu agar kembali duduk di sofa lalu dirinya segera merebahkan tubuh nya diatas pangkuan sang ibu.

"kamu lagi ada masalah ya?" tanya norma yang melihat gelagat aneh dari sang putri. Biasanya putri akan selalu bersikap ceria jika pulang, namun kali ini sikap putri justeru berbeda.

"hahh..! Engga ko mah." jawab putri menggelengkan kepalanya.

Bu norma hanya tersenyum saja, ia tau di antara kedua putrinya anak bungsunya inilah yang paling tidak terbuka. Putri lebih suka menyimpan semua masalahnya seorang diri karna menurut putri ia hanya akan menambah beban pikiran sang ibu jika banyak bercerita.

"mamah masakin mie sebentar ya."

Norma memindahkan kepala putri ke atas bantal sofa. Sedang dirinya segera menuju dapur dan memaskkan mie instan yang menjadi makanan favorit putri jika sedang sedih.

"si randa bikin ulah?" tanya nisha setengah berbisik.
Putri yang mendengar nama randa disebut mimilih untuk duduk dan menatap nisha.

"aku bodoh nish." ujar putri tertunduk lesu.

Nisha memandang heran pada adiknya itu. Ia sangat tau bagaimana sebenarnya hubungan putri dan randa namun selama ini putri tidak pernah mengeluh atau bersikap seperti ini.

"maksud kamu?" tanya gadis berhijab itu dengan begitu penasarannya.

Putri menghembuskan nafas beratnya, sepertinya ia harus terbuka pada nisha karna hanya nisha lah yang tau bagaimana hubunga antara dirinya dan randa sesungguhnya.

"aku jatuh cinta sama dia."

"apa?!" jerit nisha yang segera di bungkam oleh putri. Setelah memberi tatapan tajam pada sang kaka barulah putri melepaskan bekapan tangannya.
"kan aku udah pernah bilang jangan lakuin hal konyol ini put. Terus sekarang gimana?" tanya nisha kembali memelankan suaranya. Jangan sampai sang ibu mendengar obrolan mereka ini.

Putri sejenak menatap ke arah dapur dan bisa putri ketahui bahwa sang ibu pasti tengah sibuk disana.

"dia mau akhiri semuanya segera mungkin. Tapi aku nya belum siap." jelas putri semakin sendu saja.
Ia menjatuhkan dirinya dalam dekapan nisha, seolah ingin membagikan sedikit saja rasa sakit yang tengah ia rasakan.

"gila kamu.!" omel nisha yang merasa gemas dengan putri. "kamu harus lupain perasaan kamu itu. Kalo perlu kamu resign aja sekalian." lanjut nisha yang sudah mendorong pelan bahu putri agar keduanya bisa saling pandang.

"tapi nish."

"kenapa harus resign nish?"

Bu norma menginterupsi percakapan kedua putrinya. Ia meletakkan dua mangkuk mie instan buatannya diatas meja lalu ia segera menatap kedua putrinya secara bergantian.

Can, i love you? ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang