CH.05 : She Come Again

9.9K 993 10
                                    

Kepala Eunha masih tertunduk. Hingga sebagian rambutnya menutup wajah kiri dan kanannya.

Jungkook masih belum selesai menyidang Eunha. Karena sebelumnya Jungkook belum pernah mengajak anaknya itu keluar rumah. Karena Jeongsan masih bayi. Sehingga asap kendaraan di luar tidak bagus bagi indra penciuman nya.

"Jawab, Eunha," ketus Jungkook.

"Aku membawanya karena persediaan wortel habis. Dan aku juga membeli beberapa persediaan sayuran lain juga tadi. Aku tidak tahu kalau Jeongsan tidak boleh keluar pagar. Sungguh!" Mata Eunha berbinar menatap mata Jungkook agar Jungkook luluh dan tidak lagi marah-marah seperti ini.

Jungkook membuang wajahnya, lalu kembali menatap Eunha. "Apa kau tidak pernah merawat bayi sebelumnya? Atau memang ini baru pengalaman pertama--"

"Bukan! Itu tidak benar," kata Eunha. "Aku pernah merawat bayi seperti Jeongsan, namanya Hyemi. Hyemi adalah anak dari bibiku. Dan aku bisa merawat bayi itu dengan tenang. Kata bibi Hyemi boleh ikut bersamaku. Aku mengajak nya berbelanja dan juga bermain di taman saat itu."

"Tapi aku khawatir. Anak semata wayangku terserang penyakit karena mu."

"Maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi." Mata Eunha kembali berbinar.

Tidak tahan akan keindahan mata Eunha, hati Jungkook akhirnya luluh.

"Baiklah. Untuk sekarang, aku akan memaafkan mu."

"Benarkah? Terima kasih," kata Eunha tersenyum. "Kalau begitu, aku kembali ke kamar--"

"Tunggu. Kau jangan pergi dulu." Jungkook menahan pergelangan tangan gadis itu sehingga membuatnya kembali menatap Jungkook. "Buatkan aku ramyun. Sudah lama aku tidak memakan ramyun."

•••

Sepiring apel serta segelas jus mangga menemani Eunha menonton siaran kesukaan nya. Siaran bertema kuliner itu sudah tidak asing lagi bagi Eunha. Bahkan saat ia masih tinggal bersama Ibu dan kakaknya, ia menyediakan sebuah buku dan pena guna mencatat resep-resep yang tertera di sana.

Sebenarnya dulu Eunha adalah anak yang pemalas. Yang selalu menempel dengan ranjang dan selalu menempel dengan ponsel. Bahkan ia selalu menentang saat Ibunya menyuruhnya mencuci piring ataupun menyapu.

Tapi semakin dewasa, Eunha semakin mengerti. Ia dengan senang hati mengerjakan pekerjaan rumah guna meringankan beban sang Ibu. Lagipula, sudah kewajiban seorang anak gadis untuk bersih-bersih di rumah, bukan?

Dan dari sana juga tertanam keahlian memasak dari Eunha yang dia peroleh dari siaran maupun buku-buku masakan miliknya.

"Menonton sendiri, kau tidak mengajakku?" Jungkook berdiri dengan rambut acak-acakan di sebelah televisi itu. Sehingga membuat Eunha meletakkan remotnya ke meja.

"Jungkook? Ya ampun! Aku lupa membangunkan mu! Sudah jam berapa sekarang?" tanya Eunha sepanik-paniknya.

"Tidak perlu. Aku libur hari ini," balasnya santai lalu berjalan menuju sofa di samping Eunha.

Sewaktu tangan Jungkook ingin mengambil sepotong apel di piring itu, Eunha cepat-cepat memukul tangannya itu sehingga membuat Jungkook sedikit meringis.

"Jangan menyentuhnya. Kau belum mandi. Belum gosok gigi. Pergi mandi sana." Mata Eunha melirik tampilan Jungkook dari atas sampai bawah.

Lalu bergantian Jungkook yang melihat penampilan Eunha dari atas sampai bawah. "Memangnya kau sudah mandi?"

"Tentu saja. Aku mandi pagi-pagi. Tidak seperti mu. Pergi sana! Dasar jorok," ejek Eunha menjauh dari Jungkook.

"Ketika aku harum nanti, aku yang tidak akan dekat-dekat denganmu. Camkan itu!"

Jungkook bangun dari duduknya lalu berlarian menuju kamar nya.

Ngomong-ngomong, mereka sama-sama tidak sadar bahwa bisa bersikap seperti itu. Tepatnya bisa bersikap terbuka satu sama lain.

Mata Eunha yang awalnya fokus pada televisi, beralih menuju pintu. Ada seseorang yang menekan bel dari luar.

Eunha bingung. Apa orang itu adalah orang asing? Dan Eunha takut jika orang itu menekan bel tiga kali dan pintu terbuka secara otomatis, seperti kejadian yang pernah ia alami saat pertama kali masuk ke dalam rumah itu.

Namun Eunha menjadi sedikit lega saat bel itu yang sudah ditekan tiga kali tetapi tidak terbuka secara otomatis.

Karena tidak ingin berfikir hal negatif secara cepat, ia pun bangun dari duduknya berniat membuka pintu itu.

Terlihat seorang wanita cantik dengan tas sandang yang ia pakai. Tampaknya wanita itu lebih tua darinya.

"Permisi, nyonya siapa?" tanya Eunha polos.

Wanita itu tampak terkejut. "Nyonya kau bilang? Apa wajahku terlalu tua dimatamu? Lupakan tentang aku. Sekarang aku ingin bertanya padamu. Siapa kau?"

"Aku Jung Eunha."

"Eunha? Kau siapanya Jungkook?"

"Apa aku pernah mengatakan padamu bahwa kau harus membukakan pintu pada orang yang tidak kau kenal, Eunha?"

Nada menyeramkan Jungkook dari belakang membuat Eunha sekaligus wanita itu terkejut. Raut wajah Jungkook tidak terlihat tenang. Amarah tampak sekali di wajahnya.

"Jungkook! Aku kembali!"

Wanita itu dengan santainya masuk ke dalam rumah itu berniat memeluk Jungkook.

"Berhenti di tempatmu, Eunseo!" Bentak Jungkook. Eunseo mendadak menghentikan langkahnya.

"Kook, kumohon, jangan seperti ini, kook. Maafkan aku. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahan besar seperti itu lagi." Wanita itu terduduk memohon kepada Jungkook.

Sedangkan Eunha hanya menyaksikan kejadian antara Jungkook dengan seorang wanita bernama Eunseo itu dengan tenang.

"Omong kosong! Aku tidak akan mempercayai wanita seperti mu lagi! Pergi atau aku akan memanggil security untuk mengusirmu!" Bentak Jungkook dengan amarah yang membludak.

"Jungkook... aku mohon--"

"Pergi, Eunseo!"

"Nyonya, sebaiknya pergi saja. Jungkook sudah mengusirmu."

"Diam, Jung Eunha!"

Gadis berpipi chubby itu sedikit terlonjak saat Jungkook membentaknya. Ia menunduk.

Dengan air mata yang mengalir deras, Eunseo beranjak berdiri lalu berbalik arah. Ia sempat menatap sinis Eunha lalu mengambil kopernya meninggalkan rumah itu.

Jungkook terduduk. Pria itu tidak menyangka bahwa wanita yang tidak ingin ia lihat lagi menampakkan diri untuk yang kedua kalinya. Air mata itu berjatuhan dari mata Jungkook. Rasanya jika melihat Eunseo, hati Jungkook terasa teriris pisau belati berkali-kali.

Eunha cepat-cepat menghampiri Jungkook lalu berjongkok menyamakan posisinya dengan posisi Jungkook.

"Jungkook, kau tidak apa-apa?" Wajah Eunha mendadak khawatir saat melihat tampilan wajah Jungkook yang sudah basah karena air matanya.

"Aku ingin sendiri," lirih Jungkook enggan menatap Eunha.

Dengan berat hati. Eunha bangun dari jongkoknya lalu berjalan menuju kamar Jeongsan. Dia ingin mengecek bagaimana keadaan anak itu. Ternyata Jeongsan sudah bangun namun dia sama sekali tidak menangis.

"Jeongsan sudah bangun, ya? Haus, ya?" Jemari Eunha bergerak mengelus pipi Jeongsan secara perlahan.

Dia berjalan membuat susu bantu untuk Jeongsan.

Tiba-tiba Eunha teringat sesuatu. Yerin pernah memberinya sebuah kado waktu ia ingin pergi kemari.

Diletakkannya botol susu itu lalu ia berjalan menuju kopernya. Kotak berbungkus kertas bewarna merah muda itu akhirnya ditemukan.

Dirobeknya kertas itu sehingga isi dalamnya terlihat.

"Apa ini? Sebuah foto keluarga?"

tbc

Young Mom ; Eunkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang