CH.02 : Goodbye

12.7K 1K 2
                                    

Kedua gadis cantik dan imut itu dengan bahagia bercerita satu sama lain.

Mulai dari Eunha yang bercerita tentang pengetahuan nya bertambah karena buku masakan yang ia beli beberapa hari, hingga Yerin yang bercerita tentang seorang laki-laki tampan yang ia jumpai di persimpangan jalan.

Keduanya tertawa setelah mendengar lelucon buatan mereka masing-masing lalu mendadak berhenti saat sang Ibu datang di balik pintu.

"Eunha sayang, bisa bicara dengan Ibu sebentar?"

Keduanya saling bertatap. Lalu Eunha menyetujui nya.

Ibu Jung membawa anaknya berjalan menuju teras depan rumah. Lalu mengajak anaknya duduk berhadapan dengannya.

Namun Eunha tiba-tiba heran saat Ibunya memasang wajah sedihnya.

"Ibu harap setelah membicarakan ini, Eunha tidak marah ataupun benci pada Ibu." Manik mata Ibu dan anak itu bertemu.

"Memang Ibu mau bertanya apa pada Eunha?" tanya Eunha polos.

Sang Ibu menarik nafas. "Begini, sayang. Dulu, ayahmu membuat perjanjian dengan sang pria yang tak lain pria itu adalah pria yang memiliki perusahaan terkenal. Dan perjanjian itu berhubungan langsung dengan Eunha." Ibu Jung kembali menarik nafasnya. Rasanya sakit saat mengetahui bahwa anaknya sudah besar. "Eunha, kata pria kaya itu, Eunha harus menjadi pengasuh anaknya ketika Eunha sudah besar seperti sekarang."

Tangan nya yang mungil itu menutup mulut nya. Ia tidak menyangka bahwa perjanjian Ayahnya dan seseorang pria kaya itu menyangkut pautnya dengan dia. Ekspresi wajahnya berubah sedih. Tangan yang menutupi mulutnya terlepas. Ia menunduk. Melamunkan apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Eunha? Eunha tidak apa-apa, kan? Eunha tidak marah pada Ibu, kan? Eunha." Badan Eunha yang mungil itu diguncang-guncangkan oleh tangan sang ibu. "Maafkan Ibu, sayang. Maafkan Ibu. Waktu itu Ibu juga menentang, tapi--"

"Tidak apa-apa, Bu. Semua sudah terjadi." Eunha menatap sendu mata Ibunya. Bibirnya terangkat. Tersenyum ke arah sang Ibu seakan-akan dirinya baik-baik saja.

Ibu Jung menggelengkan kepalanya. "Tidak, sayang. Eunha pasti tidak baik-baik saja."

"Eunha baik-baik saja, Bu. Eunha baik-baik saja. Lihatlah wajah Eunha. Tidak ada setetes air mata pun yang menetes, kan?" Jemari sang Ibu bergerak memegang pipi chubby anaknya. "Benar, kan?"

Eunha bangun dari duduknya lalu melompat-lompat layaknya seorang anak kecil yang sedang bahagia.

Ibu nya tersenyum melihat tingkah lucu anaknya itu.

Tanpa mereka sadari, Yerin, sang kakak, melihat semua kejadian nya. Ia ikut menangis lalu terkekeh saat melihat tingkah lucu adiknya.

"Tenang saja, Eunha. Jika anak dari seorang pria itu berani menyakiti mu, kakak tidak akan segan-segan memukulnya."

•••

Kening Eunha dicium sang Ibu dengan penuh kasih sayang. Baru saja Eunha mandapat pesan dari pria kaya itu. Dia menyuruh Eunha bersiap-siap karena Eunha akan dijemput oleh sopirnya. Dan Eunha belum berfikir bagaimana kehidupan dirinya selanjutnya.

Kedua mata indah itu bertemu saling melempar senyuman yang tak dapat diartikan.

Dari belakang, datang seorang perempuan cantik yang tak lain adalah Yerin dengan sebuah kotak kado ditangannya.

"Untung saja kau belum pergi. Eunha, bawa ini bersama mu, ya?" Yerin memberi kotak itu kepada Eunha.

Dahi Eunha berkerut saat memegang kotak itu yang terbilang berat. "Ini apa, kak?"

Young Mom ; Eunkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang