Nyonya Jeon duduk di halte bus. Perlakuan Eunseo terhadapnya tadi masih terngiang-ngiang di benaknya. Hanya Eunseo satu-satunya wanita yang ia anggap sebagai anak perempuannya sendiri. Padahal dia sudah membela Eunseo selama hidupnya ini. Bahkan rela memilih Eunseo daripada anak laki-lakinya sendiri.
Banyak orang-orang yang berlalu-lalang merasa bertanya-tanya melihat Nyonya Jeon. Banyak yang mengira Nyonya Jeon ditinggalkan anak-anaknya dijalan sehingga tidak tahu jalan pulang.
"Nyonya Jeon?"
Suara bariton seseorang menegur Nyonya Jeon yang melamun. Ia menoleh. Seseorang yang amat ia kenal kini menatapnya dengan tatapan bertanya-tanya. "Nak Taehyung?"
Mendengar nama Taehyung sudah tidak terlalu sering bagi Nyonya Jeon. Tapi, bertatap muka begini, baru kali ini semenjak Taehyung pergi ke luar negeri. Sejak saat itu, Nyonya Jeon tidak pernah menatap wajah Taehyung secara langsung lagi.
Sekarang dimata Taehyung, Nyonya Jeon bukanlah seorang Ibu berhati baik. Melainkan sebaliknya. Mengingat Nyonya Jeon dan Eunseo sendiri sudah bersekongkol untuk mencelakai Eunha, karena itu sekarang Nyonya Jeon sangat berbeda dimatanya.
Sudahlah. Bagi Taehyung tidak ada yang ingin ia bicarakan. Toh, Nyonya Jeon juga sudah berbeda. Rasanya berbeda saja jika berbicara menanyakan kabar kepada wanita paruh baya itu.
"Nak Taehyung," panggil Nyonya Jeon saat Taehyung hendak melewatinya. "Sudah lama tidak bertemu. Kau semakin tampan saja."
"Terima kasih. Tapi aku sudah memandangmu berbeda, Nyonya," balas Taehyung tanpa menatap Nyonya Jeon.
"Kenapa, nak? Bukankah dulu kau sangat akrab denganku?"
Taehyung memutar badannya. Menatap wanita paruh baya itu dengan tatapan datar. Tepatnya tanpa reaksi. "Karena kau sudah mencoba kehidupan seorang siswi malang hampir celaka karenamu dan Eunseo."
"Maksudmu, Eunha?"
"Ya. Karenamu, dan Eunseo, dia harus menahan kerinduannya terhadap Jungkook dan cucumu Jeongsan. Kau hanya masih terobsesi ingin membuat Eunseo dan anakmu bersatu kembali, 'kan? Nyonya, sadarlah. Mereka sudah bercerai. Karena Eunseo, anakmu menjadi duda. Kau senang? Sedangkan Jung Eunha, gadis malang yang sama sekali tidak tahu apa-apa, harus disalahkan dan hampir dicelakai atas semuanya."
Nyonya Jeon terdiam. Mencoba mencerna apa yang Taehyung katakan.
"Seharusnya kau bersyukur. Eunha datang ke kehidupan anakmu dan cucumu. Karena gadis itu membawa kebahagiaan kepada keduanya. Dan sayangnya kau sebagai seorang Ibu tidak tahu-menahu tentang anak ataupun cucumu. Sekarang aku bertanya kepadamu, Nyonya Jeon. Kau, mencoba menerima Eunha untuk Jungkook dan Jeongsan, atau tetap bersekongkol dengan wanita licik itu." Mata Taehyung masih tetap datar. Ini pertama kalinya bagi dirinya mengatakan hal seperti itu. Bisa dikatakan ini kata-kata pintar pertama yang ia ucapkan.
"Ya, keputusan hanya ditanganmu, Nyonya. Dan keputusan itu akan berpengaruh besar dalam hidupmu juga. Aku pamit."
Tidak seperti dulu lagi. Sebelum pamit, Taehyung biasanya membungkuk dan tersenyum. Berbeda dengan sekarang. Seakan-akan ia bertemu dengan musuh saja. Oke, mungkin perkataan seperti Taehyung kurang sopan terhadap wanita paruh baya seperti Nyonya Jeon.
Namun itulah kenyataannya.
Setelah meluapkan semuanya kepada Nyonya Jeon, hatinya terasa sedikit lega. Ia hanya bisa menunggu apa keputusan yang Nyonya Jeon berikan nanti. Dan hanya bisa berharap Eunha, Jungkook dan Jeongsan bersatu kembali.
•••
"Untung saja aku datang. Kalau tidak bagaimana nasibmu selanjutnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom ; Eunkook✔
SonstigesJung Eunha. Gadis belia yang harus menjadi seorang Ibu dari anak laki-laki tampan bernama Jeon Jeongsan. Bukan hanya menjadi seorang Ibu, ia juga harus mengurus rumah mewah yang dimiliki oleh sang pewaris perusahaan terkenal bernama Jeon Jungkook. H...