"Kak, kira-kira, bagaimana, ya, kabar Jeongsan sekarang?"
"Entahlah. Kita berdoa saja agar beberapa hari ini ia selalu sehat disana. Dan kita juga harus mendoakan wanita bernama Eunseo itu agar menjaga Jeongsan dengan baik."
"Benar, kak. Tapi aku masih khawatir saja pada Eunseo."
"Mengapa? Apa karena kau sudah mulai menyukai nya?"
Namun
Eunha memukul pelan lengan kakaknya itu. Bukannya ia meyakinkan Eunha lagi bahwa Eunseo akan memperlakukan Jeongsan dengan baik, tapi malah mengatakan bahwa ia menyukai Eunseo.Setelah selesai menanam bunga mawar yang baru saja mereka beli, kedua gadis itu tersenyum menatap betapa indahnya halaman depan rumah mereka yang dipenuhi bunga mawar. Awalnya Eunha meminta pada Yerin agar membeli berbagai macam bunga, tapi Yerin tidak menanggapi itu dan malah membeli satu jenis bunga.
Melihat mawar-mawar itu Eunha teringat sesuatu. Dimana saat itu dia dan Jeongsan dengan bahagianya mengitari taman indah di rumah barunya. Apalagi melihat senyuman manis Jeongsan yang dapat membuat Eunha gemas melihat nya.
"Hei."
Lamunan Eunha buyar saat Yerin mengguncang pelan bahunya. Ditatapnya sang kakak yang kini menatapnya dengan tatapan teduh.
"Kau kenapa? Memikirkan Jeongsan lagi, ya? Atau memikirkan Jungkook?"
"Aku memikirkan Jeongsan, kak. Aku ingat dimana saat-saat aku dan dia pergi mengitari taman yang penuh dengan bunga-bunga. Senyumannya sangat manis, kak. Aku bahkan sangat gemas melihatnya," ujar Eunha riang sesekali terkekeh.
Yerin tersenyum. Sebenarnya ia merasa kasihan pada sang adik. Jelas-jelas Ayahnya yang menyetujui perjanjian itu kepada pemilik perusahaan terkenal sehingga membuat adiknya harus bertingkah layaknya seorang Ibu di rumah orang asing. Namun ia juga tersentuh. Eunha yang jelas-jelas terlibat dalam perjanjian itu sama sekali tidak merasa terbebani. Dia malah terlihat senang. Apalagi berbicara dengan Jeongsan.
Apa Yerin harus ikut senang juga? Atau malah sedih dengan kehidupan sang adik yang sekarang sudah melekat dengan anak sang pewaris perusahaan serta Jeongsan?
Yerin tersenyum simpul. Begitu membingungkan kehidupan adiknya ini.
"Eunha, ayo beli burger," ajak Yerin. Eunha yang mendengar itu membulat matanya. Burger adalah makanan kesukaan Eunha. Dulu, kakaknya sering membelikannya burger yang enak-enak.
"Ayo, kak!"
•••
Tangisan Jeongsan menggema ke seluruh ruangan. Air mata bayi itu tak henti-hentinya mengalir. Matanya sedari tadi melihat Eunseo yang sibuk dengan dunianya sendiri.
Bukannya mendiamkan Jeongsan, Eunseo justru malah berkutat dengan ponselnya sesekali tertawa membaca satu-persatu pesan yang dikirimi temannya.
"Berisik, Jeongsan!" Bentak Eunseo melempar bantal yang ia peluk ke lantai. Suara anak bayi itu sangat menganggu baginya.
Eunseo bukan seperti dulu lagi. Ia tidak lagi merawat Jeongsan dengan kasih sayang. Sekarang, ia memutuskan untuk tidak ambil pusing pada bayi itu. Yang ia inginkan sekarang adalah mempunyai uang banyak dan tinggal bersama Jungkook.
Dengan malas, ia bangun dari duduknya lalu berjalan ke tempat tidur Jeongsan. Ditatapnya tajam wajah anak itu. Tatapan yang menampilkan kebencian. Ketika melihat wajah Jeongsan, selalu terbayang wajah Eunha disana. Dan Eunseo benci hal itu.
"Kau bisa diam, kan?! Apa kau tahu, hm? Yang berdiri di depanmu sekarang bukanlah Ibumu." Jemari lentik Eunseo bergerak memegang jemari mungil Jeongsan. "Tapi musuhmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom ; Eunkook✔
De TodoJung Eunha. Gadis belia yang harus menjadi seorang Ibu dari anak laki-laki tampan bernama Jeon Jeongsan. Bukan hanya menjadi seorang Ibu, ia juga harus mengurus rumah mewah yang dimiliki oleh sang pewaris perusahaan terkenal bernama Jeon Jungkook. H...