Ibu Jung yang baru saja tiba lima belas menit yang lalu, langsung berbaring melepaskan kelelahannya. Bukan karena ketinggalan bus, namun saat hendak pulang, ia melihat seorang nenek-nenek yang tengah kesusahan membawa belanjaannya. Dan dengan ikhlas, Ibu Jung membantu sang nenek membawa barang belanjaannya sampai tiba di rumah nenek itu.
Kedua putrinya juga belum menampakkan batang hidung mereka. Ibu Jung pikir mereka berdua tengah pergi bermain atau pergi berbelanja. Untung saja ada dua kunci untuk membuka pintu rumah. Jadi Ibu Jung tidak harus menunggu Yerin serta Eunha untuk membukakan pintu.
Ia bangun dari tidurnya lalu berjalan keluar kamar menuju ruang tamu. Terdapat disana ada mainan-mainan bayi serta botol susu. Ia bingung. Ada apa sebenarnya?
Pintu terbuka. Ibu Jung menoleh. Orang pertama yang ia lihat adalah anak bayi yang tak lain adalah Jeongsan. "Itu Jeongsan?"
Eunha maupun Yerin tampak terkejut mengetahui sang Ibu yang sudah tiba.
"Ibu!"
"Kenapa tidak memberitahu kami kalau Ibu sudah pulang?" Tambah Yerin.
Ibu Jung berjalan mendekati kedua putrinya. Kedua tangannya bergerak mengelus puncak kepala keduanya. "Ibu terlalu lelah. Jadi tidak sempat menghubungi kalian. Maafkan Ibu, ya?"
Eunha menggeleng. "Tidak perlu minta maaf, Bu."
"Ya sudah. Kalau begitu, kenapa Jeongsan ada disini? Bukankah dia sudah dirawat oleh Eunseo?"
"Itu benar. Tapi tidak lagi. Wanita itu sudah pergi," balas Yerin.
Alis Ibu Jung bertaut. "Apa maksudmu sudah pergi?"
"Ayo kita duduk dulu, Bu. Nanti akan kami ceritakan," ajak Eunha menuntun Ibu dan sang kakak duduk di sofa ruang tamu.
Sebelum bercerita, Ibu Jung langsung mengambil alih menggendong Jeongsan. Lalu menatap satu-persatu putrinya.
"Eunseo, dia sudah pergi. Tapi aku tidak yakin, Bu. Dia benar-benar pergi, atau hanya berkata 'pergi' saja. Wanita itu aneh," jelas Yerin memimpin. Lalu dibalas anggukan oleh Eunha. "Oh iya, Bu. Mungkin aku dan Eunha tidak tahu kabar ini adalah kabar bahagia atau kabar menyedihkan bagi Ibu."
"Kabar? Ada apa ini?" Tanya Ibu Jung semakin penasaran.
"Jungkook mengajak Eunha menikah, Bu."
"A-apa?"
Ibu Jung terdiam. Ekspresinya yang terkejut itu membuat Yerin sekaligus Eunha merasa bahwa sang Ibu tidak menyetujui pernikahan itu. Jelas sekali tidak ada ekspresi bahagia dari Ibu Jung.
Mungkinkah benar kalau Ibu Jung tidak bahagia dengan kabar itu?
"I-ibu," panggil Eunha menggenggam telapak tangan sang Ibu. "I-ibu, tidak apa-apa jika Ibu tidak setuju. E-eunha bisa mengatakan kepada Jungkook, Bu. Ibu jangan sedih."
Dada Eunha mendadak sesak. Matanya berkaca-kaca. Entah kenapa, saat melihat ekspresi sang Ibu, dirinya menjadi seperti itu. Seakan-akan memang Ibu benar-benar tidak merestui.
Ia sontak memeluk sang Ibu yang masih menggendong Jeongsan. "Ibu, Eunha mohon katakan sesuatu. Katakan sesuatu, Bu." Dipejamkan matanya guna menahan air mata yang akan keluar.
Mata gadis itu melebar saat merasakan ada sebuah tangan mengelus puncak kepalanya dengan lembut.
"Ibu bahagia, sayang. Sangat bahagia."
Dilepaskannya pelukan itu lalu menatap lekat Ibunya. "A-apa Ibu merestui?"
Yerin yang hanya bisa menyimak ikut penasaran apa jawaban Ibunya. Dirinya ikut deg-degan menatap kedua perempuan dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom ; Eunkook✔
RandomJung Eunha. Gadis belia yang harus menjadi seorang Ibu dari anak laki-laki tampan bernama Jeon Jeongsan. Bukan hanya menjadi seorang Ibu, ia juga harus mengurus rumah mewah yang dimiliki oleh sang pewaris perusahaan terkenal bernama Jeon Jungkook. H...