Seulgi Taeyong

533 26 0
                                    

"Seulgi tidak ada diruangannya?"

Irene dengan cepat menyusul adiknya.

Dia tahu persis apa yang dirasakan Seulgi saat ini.

(Flashback start)
Sebelum berangkat Irene sempat melihat Seulgi memegang bingkai foto mamanya diruang tamu.

"Seulgi-ya, ayo sudah jam segini." Irene mengelus punggung adiknya.

"Eomma harusnya ada disini eonnie." Seulgi terlihat berkaca-kaca.

"Eomma memang disini, dia bersama kita selalu." Irene juga memandangi foto Mamanya.

"Eonnie, yuk kita berangkat." Seulgi menatap Irene yang juga ikut berkaca-kaca.

"Wah Seulgi-ssi kamu terlihat cantik sekali, mengingatkanku dengan Eomma." Irene menatap Seulgi penuh sayang dan memeluknya.

"Hari ini kamu akan menjadi milik seseorang. Bolehkah aku bersedih sebentar? Keluargaku satu-satunya akan meninggalkanku." ucap Irene dengan meneteskan air matanya.

"Ahh eonnie. Aku akan tetap menjadi adik kecilmu."

"Terimakasih selalu ada untukku selama ini. Kau tau? Aku sangat menyayangimu." ucap Irene dengan isak tangisnya.

"Aku juga, aku sangat menyayangimu. Terimakasih telah menjadi pengganti eomma selama ini. Maaf aku pernah membentakmu disaat kamu berperilaku seperti eomma, tapi aku tau selama ini kamu telah melakukan yang terbaik eonnie."
(Flashback End)

"Dimana dia?" tanya Irene kepada Penata Rias yang menunggu Seulgi didepan toilet.

*toktoktoktok*

"Seulgi-ah? Keluarlah." ucap Irene dengan membawa kalung yang berada di samping tas Seulgi.

"Kumohonlah! Setidaknya biarkan aku masuk." teriak Irene.

*Greek*

"Eonnie."

"YA! Kamu baik-baik saja? Irene memeriksa kondisi Seulgi.

Dia takut terjadi sesuatu pada Seulgi.

"Eonnie." Ucap Seulgi dengan memeluk kakaknya dan tatapan yang layu.

"Keluarkanlah semuanya, Aku tahu ini berat untukmu sendiri."

Seulgi menangis dengan rasa yang sakit dalam hatinya.

"Apa karena kalung ini?" tanya Irene.

"Eonnie, kenapa aku harus yang seperti ini. Kenapa harus aku yang merasakan ini? Upacara ini seharusnya lengkap. Aku membutuhkan eomma. Aku merindukannya. Eonnie!" ucap Seulgi dengan nafas yang tak teratur.

"Aku tahu apa yang kamu rasakan. Aku pun merasakan hal yang sama, tapi inilah yang terjadi, kita harus bisa menerimanya." Irene mencoba menenangkan adiknya.

Seulgi membayangkan betapa bahagianya dia bila mamanya hadir dan melihatnya melakukan upacara pernikahan.

Entah mengapa Irene tidak munafik bila dia juga mengharapkan kehadiran dari mamanya.

"Eomma ada disini, kita saja yang tidak bisa melihatnya. Namun coba kamu rasakan kehadirannya, setidaknya eomma tidak pernah meninggalkan kita." Irene melepaskan pelukannya dan dia mengusap air mata adiknya.

Seulgi masih terisak-isak, menahan rasa sakit dengan memukul dadanya.

Air matanya yang mengalir membuat riasan Seulgi sedikit luntur.

"Kamu ditunggu didepan, kamu mau lihat Taeyong kecewa karnamu? Sudah jangan menangis lihat riasanmu berantakan seperti ini." Irene merapikan rambut Seulgi.

A BEAUTIFUL MESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang