Watch Memories

229 25 0
                                    

Taeyong mengikuti Seulgi sepanjang lorong ini dengan sembunyi-sembunyi.

Namun aneh, Seulgi makin ketengah jalannya.

"Kenapa dia malah ketengah? Dia ceroboh bagaimana kalau----" belum sempat menyelesaikan perkataanya Taeyong melihat kebelakang ada motor delivery dengan kecepatan tinggi.

Tanpa ragu dia memanggil dan menarik tangan Seulgi.

"Seulgi!!" suara yang tak asing itu meneriakinya.

Seulgi melihat kebelakang dan laki-laki ini menariknya dengan kencang.

Seulgi pun kini berada di dada bidang seorang laki-laki yang wanginya sudah jelas. Laki-laki ini yang dia rindukan.

Terdengar suara pemuda yang sedang marah-marah.

"Gila ya lo jalan ditengah-tengah cari mati lo?" bentak seorang pemuda dengan sepeda motornya.

Seulgi melihat keatas. Terlihat jelas siapa dia.

"Taeyongie?"

"Kamu ceroboh banget sih, gimana kalau gak ada aku? Kamu ingin celaka?"

Tanpa sadar muncul sifat Taeyong yang sangat perhatian.

"Taeyongie kamu disini." Seulgi memeluk Taeyong.

"Maaf aku harus pergi."

Taeyong melepaskan pelukan Seulgi.

"Tolong jangan pergi lagi. Taeyong-ah aku merindukanmu!" teriak Seulgi.

"Aku gabisa Seulgi, maafkan aku." Taeyong terus berjalan menjauhi Seulgi.

Seulgi mengejar Taeyong dan mengenggam tangan Taeyong.

"Jelaskan kenapa kamu kaya gini? Apa salahku Taeyong-ah!!"

"Aku sudah tidak mencintaimu! Puas?" bentak Taeyong.

"Ga! Ga mungkin, kalau kamu tidak mencintaiku lagi terus kenapa kamu ada disini? Kenapa kamu tadi nolongin aku? Kenapa!!" ucap seulgi.

Taeyong hanya membisu dan tidak menatap Seulgi.

"Aku gabisa maaf. Aku harus pergi." Ucap Taeyong dan langsung berlari ke arah halte dan menaiki busway yang datang.

Seulgi menangis menjadi-jadi, memanggil nama Taeyong.

Taeyong pun juga seperti itu, dia tidak bisa melihat Seulgi terluka seperti itu.

Tak lama hp Taeyong bordering,

Joy

"Bagus Taeyong-ah. Kalau seperti ini terus aku benar-benar tidak akan menggangu dia lagi."

Taeyong

"Apa kamu mengikutiku? Tidak bisakah kamu percaya? Aku telah mengorbankan semuanya. Tolong benar-benar jauhi dia. Aku bersungguh-sunggu."

Joy

"Aku hanya ingin melihat Seulgi benar-benar tersakiti. Baiklah."

Malam-malam yang menyedihkan untuk Seulgi.

Begitupun Taeyong. Biasanya mereka menghabiskan malam bersama.

Merindukan pelukan disetiap akhir pertemuan.

Bisakah itu semua terulang?

"Bagaimana aku tidak merindukanmu Seulginie, ku harap kamu baik-baik saja maafkan aku telah meninggalkanmu." ucap Taeyong dengan menyandarkan kepalanya ke jendela.

Betapa hancurnya Seulgi. Air mata itu terus menerus berjatuhan.

Dia hanya mengingat kenangan yang mereka ukir bersama.

A BEAUTIFUL MESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang