Salsa povAku sangat lelah setelah bekerja seharian. Malik sudah tertidur diruanganku dengan sangat lelap. Aku mengendong malik menuju mobil dan melaju menuju rumah alka.
Tin..... Tin..... Tin.....
Aku membunyikan klakson mobil agar security rumah alka membuka pintu pagar agar aku bisa masuk.
Lalu aku mengendong malik masuk kedalam kamarnya. Dan aku memasuki kamarku sendiri, untuk mandi dan mengganti pakaian.
Setelah itu aku turun ke ruang tamu, untuk menyiapkan makanan didapur, karena bik siti tidak ada karena anaknya sakit dikampung jadi untuk beberapa hari ini ia minta cuti.
"Salsa sedang apa kamu.? Tanya alka yang sangat mengagetkanku.
"Tidak aku hanya ingin memasak makanan untuk kita makan malam ini." ucapku sambil membuka kulkas dan memotong2 sayuran.
"Kita bisa pesan dengan delivery, kamu tidak perlu masak." lanjutnya sambil duduo dan menuang air kedalam gelas.
"Makanan yg dimasak sendiri itu lebih sehat bukan, apa salahnya aku masak." ucapku.
"Baiklah terserahmu, ada yg bisa kubantu?" tanyanya lagi sambil berdiri di sampingku.
"Bisakah kamu potong bawang itu, eeeemmm sekitar 5 bawang merah, dan 3 bawang putih kita akan memasak opor ayam." perintahku.
"Baik itu sangat gampang." ucap alka antusias dan mengambil bawang lalu mengupas kulitnya.
Hahahaha baru 2 bawang merah alka kupas matanya sudah berlinang air mata.
"Salsa mata saya sangat sakit." ucapnya sambil mengucek2 matanya yang memerah dan berair.
"Jangan dikucek nanti makin perih." ucapku lalu mengambil tisu diatas meja lalu mengelap air mata alka yg tidak henti2nya keluar.
Setelah itu aku membasahkan serbet dan mengelap serbet basah itu kemata alka. Setelah beberapa menit aku melakukan itu akhirnya mata alka sudah bisa dibuka seperti semula, hanya saja matanya masih sangat merah.
"Bukannya kamu bilang mudah? Kenapa baru 2 bawang kamu kupas sudah berhenti? Ayo lanjutkan lagi." ucapku remeh.
"Tidak lagi, sudah cukup saya tidak mau lagi mengupas bawang ini, kamu saja yg melanjutkannya. Saya akan duduk disini dan melihatmu masak saja." ucapnya.
Setelah beberapa menit kemudian, aku telah selesai memasak, lalu menyajikannya diatas meja. Aku naik keatas berniat membangunkan malik agar kami bisa makan bersama.
"Malik bangun nak kita makan malam dulu ya, malikk." ucapku sambil mengoncangkan tubuh malik yang sedang tertidur itu.
"Oooahhhh malik masih ngantuk umi." kata malik sambil tetap menutup matanya.
"Makan dulu nak umi udah masak opor ayam, tadikan kata malik, malik mau opor ayam, udah umi buat opot ayamnya." lanjutku lagi, lalu malik membuka matanya dan bangkit dari tempat tidur.
"Umi udah masak opor ayamnya? Kok gak kasih tau malik, kan malik mau bantu umi juga." ucap malik ngambek.
"Kapan2 kita buat lagi malik yg bantu oke?" ucapku lalu dijawab oleh anggukan oleh malik.
Setelah sampai di meja makan malik sangat senang melihat opor ayam yg kubuat malik langsung mengambil piring dan meminta nasi lalu memakan opor ayam yg kubuat dengan sangat lahap.
"Opor ayamnya enak umi, lebih enak dari bik siti biasa buat." ucapnya memuji masakanku.
"Abi rasa kalau umi kamu yang masak selalu kamu bisa gendut, liat aja kamu udah makan 2 piring sedangkan abi 1 piring aja belum habis." ucap alka mengejek malik.
"Abiiiii malik gak mau genduttt seperti adelia." rengek malik.
"Kamu ini anak makan banyak malah diejek, gimana setelah kamu bilang gitu malik gak mau makan lagi, gimana?." marahku pada alka.
"Hehehe, gak kok malik abi cuma bercanda, malik makan banyak gak akan gendut kok malah malik akan tambah sehat, makan lagi aj yg banyak." ucap alka meyakinkan malik.
"Bener umi? Kalau malik banyak makan malik sehat?." tanya malik cepat.
"Iya, malik mau tambah atau udah makannya." tanyaku lagi.
"Malik gak mau nasi lagi malik mau ayamnya aja." ucap malik sambil menengadahkan piring kehadapanku.
Dengan senang hati aku mengambil ayam yang memang cuma tersisa satu itu kepiring malik.
Setelah selesai makan aku membereskan piring dan mencucinya. Saat aku mencuci piring tiba2 piring ditangaku jatuh kelantai dan pecah saat aku hendak memungut pecahan piring, tanganku tergores dan berdarah cukup banyak.
"Ada apa ini salsa, ya allah tangan kamu berdarah, bentar2 saya ambil kotak P3K dulu ya kamu duduk disini dulu." ucapnya menuntunku duduK dikursi dapur lalu berlari mengambil kotak P3K.
Selang beberapa menit alka kembali dengan membawa sebuah kotak di tangannya.
"Sini tangannya." ucapnya lalu menarik tanganku yg berdarah.
"Aku bisa melakukannya sendiri, sini kapasnya." ucapku
"Sini, biar saya aja jangan membantah tangan kamu lagi luka nanti infeksi." ucapnya sambil mengambil kembali kapas ditangaku dan mengelap darah ditanganku, membubuhkan betadine ditanganku, lalu membalutnya dengan kain kasa.
"Terimakasih." ucapku sambil tersenyum.
"Sama2 lain kali hati2, mending sekarang kamu kekamar malik, malik tidak bisa tidur jik tidak ada kamu disampingnya." perintahnya.
"Baiklah." ucapku lalu pergi dari dapur menuju kamar malik.
Benar saja malik sibuk dengan gadget di tanganya, padahal ini sudah sangat malam.
"Malik tidur ini udah sangat malam." perintahku sambil mengambil gadget ditangannya malik.
"Gak kok malik cuma mau tunggu umi naik kekamar malik." ucapnya sambil tersenyum lalu membaringkan tubuhnya diatas kasur. Lalu aku juga membaringkan tubuhku di kasur malik, tidak lama setelah itu malik pun tertidur. Malam ini aku memutuskan untuk tidur dikamar malik.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE BABY BOY
RomanceDikantor inilah orang yang dulu menghinaku akan pergi kemari dan bertekuk lutut dihapapanku. Terutama ANTONIO SWARES dialah orang pertama yang akan hancur. Akan aku buat hidupny seperti dineraka dan dia harus merasakan apa yang aku dan ibuku rasakan...