Andra heran. Kemarin Jackson murung seolah habis terkena musibah. Nah sekarang wajahnya berseri-seri seolah habis menangin undian robot ultraman satu truk. Apa anak kesayangannya itu punya kepribadian ganda?
"Kenapa lo? Wajah lo udah kayak maling jemuran yang mau disidang aja?" tanya Sophia.
Andra melirik Sophia sekilas. Dia menopang dagunya, "Enggak. Gue cuma heran aja sama Jack.. Kemarin murung sekarang kayak senang gitu. Menurut lo kenapa?" tanya Andra.
"Mana gue tau. Mungkin dapat nilai bagus disekolah."
"Mungkin sih," gumam Andra.
"Eh tapi?" Sophia terlihat berpikir sebentar, "Dizza juga sama. Kemarin murung waktu gue tanya katanya baik-baik saja. Tapi tadi gue lihat dia juga udah nggak murung lagi," lanjut Sophia.
"Apa mereka berantem?"
"Kayaknya nggak deh, An. Lo tau sendiri kan, mereka kemana-mana selalu bertiga."
"Lalu?"
Sophia mengangkat bahunya acuh. Andra menghela nafas dan melirik jam tangannya.
"Gue pergi duluan ya Soph, mau nemenin kak Zahra fitting gaun."
"Oke deh."
Andra masuk kedalam mencari Jackson. Jackson tengah bermain game bersama kedua temannya. Dia menoleh saat Andra duduk disebelahnya.
"Kenapa Mom?" tanya Jackson.
"Mom mau nemenin Aunty Zahra fitting gaun pengantin. Jack mau ikut?"
Jackson menggeleng, "Njack mau main disini aja Mom."
"Yaudah. Tapi jangan kemana-mana ya."
"Siap Mom!"
Andra mengecup dahi Jackson. Dizza dan Jesper menarik baju Andra yang membuatnya menoleh. Andra terkekeh dan mengecup dahi kedua bocah itu. Jackson, Dizza dan Jesper nyengir lucu.
"Yaudah. Mom pergi dulu."
"Hati-hati Aunty," ujar Jesper.
"Iya. Ingat, jangan kemana-mana."
"Siap Mom/Aunty!"
Andra menyambar kunci mobilnya. Dia memang ada janji dengan calon kakak iparnya itu. Dirga ada pekerjaan yang tidak bisa dia tinggalkan dan membuat Zahra meminta Andra untuk menemaninya fitting gaun pengantin. Andra melajukan mobilnya menuju butik tempat mereka janjian akan bertemu.
"Macet terus. Perasaan tiada hari tanpa macet deh," gerutu Andra.
Hingga satu jam kemudian dia baru sampai ditempat tujuan. Andra segera memarkirkan mobilnya. Zahra sudah menunggunya didepan butik. Andra nyengir saat calon kakak iparnya itu menatapnya kesal.
"Lo mampir ke Korea dulu apa gimana, An? Lama banget nyampainya. Gue hampir lumutan nungguin disini," gerutu Zahra.
Andra cengengesan, "Sorry Kak. Macet tadi. Lo tau sendiri lah."
"Yaudah. Ayo langsung masuk aja," ujar Zahra.
Andra mengangguk. Keduanya masuk kedalam butik. Mata Andra jelalatan melihat gaun pengantin yang terlihat elegan disekitarnya. Bahkan dia tidak peduli waktu calon kakak iparnya entah diseret kemana sama pemilik butiknya.
"An, bagusan yang mana menurut lo?"
Andra menoleh. Zahra menenteng dua gaun pengantin panjang. Andra mengamati kedua gaun itu. Sebenarnya dia bingung. Keduanya sama-sama bagus.
"Menurut gue yang putih. Simple tapi terlihat elegan. Nggak terlalu banyak hiasan. Cocok sama lo," sahut Andra.
Zahra tersenyum, "Tadinya gue juga mau yang ini. Thanks ya An, udah ngasih saran. Tunggu sebentar, ini hampir selesai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? [END]
RandomSemua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku pernah mencintainya... Aku pernah merelakan sesuatu yang berharga untuknya... Dan aku mendapatkan...