"AAAAAAAAA"
Teriakan nyaring itu membuat Andra spontan membuka matanya karna terkejut.
"Jackson" gumam Andra dan segera berlari kekamar yang berada disebelah kamarnya. Mata Andra membulat melihat anak kecil berusia 5 tahun tengah menangis sesenggukan. Andra segera menghampiri anak itu dan memeluknya erat.
"Jack kenapa nangis, sayang? Jack mimpi buruk ya?"
"Hiks.. Njack takut mom. Njack dikejar hiks monster menyeramkan. Njack takut" isak Jackson
Andra mengecup puncak kepala Jackson dengan sayang. Tangan mungil Jackson memeluk pinggang Andra dengar erat.
"Sstt tenang, sayang. Itu cuma mimpi. Sekarang Jack bobok lagi ya"
Jackson menggelengkan kepalanya, "Nggak mau mom, hiks Njack takut ketemu monster itu hiks lagi"
"Jack tenang saja, mom bakalan nemenin Jack bobok. Bukannya besuk kita mau jalan-jalan. Jack nggak mau kan kalo acara jalan-jalannya batal" ujar Andra lembut sembari mengusap air mata yang mengalir dipipi bulat Jackson.
"Janji ya mom, jangan tinggalin Njack sendiri. Njack takut"
"Iya sayang. Yaudah ayo bobok lagi"
Andra menarik selimut hingga menutupi tubuh mungil Jackson. Dia memajukan wajahnya dan mengecup dahi pria kecil didepannya. Jackson tersenyum sebelum memejamkan matanya.
Bibir Andra terus mengulas senyuman. Matanya tidak henti menatap wajah damai pria kecilnya. Andra mengusap pipi gembil Jackson yang membuat siapa saja yang melihat ingin menciumnya. Terkadang Andra cemburu melihat semua orang yang dia kenal maupun orang asing sering mencium dan mencubit pipi gembil itu.
Jackson A Damian. Putra kecilnya. Seseorang yang sudah menemani dia selama 5 tahun ini. Bagi Andra, Jackson adalah segalanya. Dia akan melakukan apa saja untuk membuat putra kesayangannya bahagia.
"Mom menyayangimu. Kamu harta berharga mom satu-satunya. Jangan pernah meninggalkan mom sendiri" gumam Andra kembali mengecup dahi Jackson. Setetes air mata mengalir disudut matanya.
Andra menjauhkan wajahnya dan tersenyum. Matanya melirik jam dinding yang menunjukan pukul satu dini hari. Andra memeluk erat Jackson dan mulai memejamkan matanya yang terasa berat.
Keesokan paginya, Andra membuka matanya saat merasakan sinar matahari menerpa wajahnya. Dia menguap lebar dan melirik kesamping. Matanya melihat kesana kemari saat tidak menemukan keberadaan putra kecilnya.
"Jackson" panggil Andra sedikit berteriak.
Sahutan kecil dari arah kamar mandi menjawab semuanya. Andra tersenyum. Meski baru berusia 4 tahun, tetapi Jackson sudah mandiri. Andra beranjak dari kamar Jackson. Dia membasuh wajahnya sebelum menuju kedapur.
Rumah berlantai 2 ini sangat sepi. Karna memang hanya dihuni mereka berdua. Jangan tanyakan dimana keberadaan suami Andra?
Jawabannya Andra tidak pernah menikah. Dia hamil diluar nikah. Namun bagi Andra kehadiran Jackson bukan kesialan, tetapi kebahagiaan. Karna memang dia menginginkan Jackson.
"Mom, ayo berangkat"
Andra menoleh kebelakang. Jackson sudah siap dengan celana jeans pendek dan kemeja kotak-kotak. Tas kecil bergambar kartun berambut kuning dan berambut raven menggantung indah dipunggungnya. Andra terkekeh. Didekatinya sang putra yang terlihat antusias.
"Ciuman selamat paginya mana?"
Jackson nyengir dan mendaratkan kecupan dipipi kiri kanan Andra secara bergantian. Andra balas mengecup hidung mungil Jackson dengan gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? [END]
RandomSemua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku pernah mencintainya... Aku pernah merelakan sesuatu yang berharga untuknya... Dan aku mendapatkan...