"An, pergi keluar yuk. Bosan gue dirumah nggak ada kerjaan," ujar Sophia. Dia memutar-mutar ponselnya dengan wajah bosan. Mungkin sebentar lagi dia akan mati kebosanan jika tidak mendapat asupan udara segar.
Andra bangun dari rebahannya, memandang Sophia dengan malas, "Kemana?"
"Kemana aja. Yang penting bisa ngilangin bosan."
"Yaudah, ayo ke kuburan kalo gitu."
Sophia mendelik, "Gila lo. Kesana aja sendiri kalo mau. Gue mah ogah."
"Lah kan lo yang mau ngilangin bosan. Bukan gue."
"Ck! Ide lo sama sekali nggak berguna."
Andra mengedikan bahunya acuh, "Bodo amat!" ujarnya dan langsung mencomot keripik pisang dari dalam toples.
Sophia lagi-lagi mendelik. Andra selalu saja membuatnya darah tinggi. Kalo tidak ingat dia sahabatnya, Sophia mungkin sudah melempar Andra dengan granat. Selain itu dia juga tidak mau kalau sampai dijadiin gulai manusia sama Arkan karena sudah membunuh calon istrinya. Sophia tidak mau. Jadi jalan terbaiknya adalah dia harus bersabar.
"Ketaman aja gimana, Soph?" tanya Andra yang sudah menghabiskan setoples keripik pisangnya dalam sekejap.
"Boleh juga. Punya anak sama laki juga bikin kesal aja. Yakali pergi entah kemana nggak ngajakin gue."
Andra mendengus, "Lo pikir gue nggak. Arkan sialan itu bawa anak gue kemana lagi. Gue baru bangun mereka udah nggak ada. Cuma ninggalin note nggak guna."
"Sialan, sialan gitu dia calon laki lo. Bapak dari anak-anak lo. Jangan jadi istri durhaka."
"Iya gue tau. Udah ayo pergi."
Sophia mengangguk. Keduanya menuju taman menggunakan mobil Sophia. Andra lagi tidak minat bawa mobil sendiri. Yang ada bakalan masuk rumah sakit kalau terlalu memaksakan.
Andra menguap lebar. Dia mengantuk mendengar suara sumbang Sophia yang sedari tadi bernyanyi tidak jelas disampingnya. Entah apa yang dinyanyikan Sophia. Ditelinga Andra terdengar seperti dengungan lebah.
"Eh An, lo tau nggak?"
"Tau apaan?" tanya Andra malas.
"Kemarin gue nonton drakor. Pemerannya Chanyeol EXO. Tau nggak?"
"Ya taulah. Lo kan tau gue fangirl EXO."
Sophia nyengir, "Oh iya, gue lupa soalnya."
"Ck! Dasar pikun lo."
"Nggak beda jauh sama lo. Sesama pikun di larang saling ejek," cengir Sophia.
Andra mendengus sebal. Sungguh menyesal dia sudah meladeni ucapan unfaedah Sophia.
"Gue mau tidur. Entar kalo sampai taman bangunin gue."
"Begok! Kita udah nyampai ditaman sekarang," sahut Sophia sembari memarkirkan mobilnya.
Andra berdecak. Baru saja dia mau tidur kenapa sudah sampai saja. Ini memang tamannya yang mendadak mendekat kerumahnya atau Sophia yang terbang membawa mobilnya.
Andra keluar dari mobil. Taman lumayan sepi. Mungkin karena hari sudah siang dan panas. Tidak ada yang mau menghabiskan waktu di bawah sinar matahari. Semua takut gosong atau tidak jadi kayak ikan asin. Kan tidak lucu.
"Buah jeruk dimakan setan. Kita mau duduk dimana, An?"
"Pergi kepasar beli bawang dua. Nggak usah duduk, ngambang aja," sahut Andra dengan asal.
Dia mendudukkan dirinya dikursi yang ada dibawah pohon. Lumayan buat menghindari sinar matahari. Sophia ikutan duduk disamping Andra dan meneguk minumannya. Andra memandang temannya itu heran. Darimana Sophia mendapat minuman? Perasaan tadi Andra tidak melihat dia membawa botol aqua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? [END]
RandomSemua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku pernah mencintainya... Aku pernah merelakan sesuatu yang berharga untuknya... Dan aku mendapatkan...