19

15.7K 509 9
                                    

Ketiga bocah berjalan beriringan dipinggir jalan. Tingkah menggemaskan mereka mampu menarik perhatian semua orang yang berlalu lalang.

"Njes kalo rambutnya diikat begitu terlihat cantik," ujar Dizza menunjuk rambut Jesper.

Jesper cemberut, "Njes itu tampan, bukan cantik," serunya.

"Tapi Njes memang cantik."

"Nggak mau. Njes pokoknya tampan."

"Cantik. Benarkan Njack?"

Jackson yang tengah menyedot susu kotak memandang kedua temannya heran. Karena sedari tadi dia memang tidak mendengarkan apa yang Dizza dan Jesper bicarakan.

"Apa?" tanya Jackson polos.

"Njes itu cantik, bukan tampan," sahut Dizza.

"Dizza nyebelin. Pokoknya Njes tampan."

"Sudah. Jangan berdebat, kata Daddy setiap laki-laki itu tampan, kalo perempuan cantik."

"Dengarkan itu kata Njack."

"Njack kenapa nggak belain Dizza sih," gerutu Dizza.

Jackson menggaruk belakang kepalanya. Dia kan hanya mengatakan apa yang pernah diucapkan Daddynya. Dan kenapa malah dia yang disalahin?

"Apa tidak apa-apa kalo kita pulang duluan? Nanti dimarahin Aunty Andra gimana?" tanya Jesper pelan.

"Tidak apa-apa," ujar Jackson, "Kalo kita nunggu Mom, pasti akan kelamaan," lanjutnya.

"Tapi Njack ingat jalan pulang kan?" tanya Dizza.

"Iya. Njack ingat kok."

Terdengar suara teriakan dari arah belakang membuat ketiga bocah itu menoleh. Jackson membuang kotak susunya yang sudah kosong.

"TOLONG!! ADA COPET!! BALIKIN TAS SAYA!!"

Jackson membulatkan matanya yang memang sudah bulat. Dia celingukan melihat sekitarnya. Hingga senyumnya melebar saat melihat sebuah tali didekat kaki Dizza. Jackson segera mengambil tali itu.

"Itu buat apa, Njack?"

Jackson tersenyum lebar, "Kita akan menangkap copet itu. Kalian bantuin Njack ya."

"Bantuin apa?"

"Pegang ujung tali ini. Njes sembunyi dibalik tempat sampah itu. Nanti kalo copetnya lewat, Njes tarik dari sana, biar Njack tarik dari sini. Dizza yang ngasih aba-aba ya. Mengerti kan?"

"Mengerti Njack!" sahut keduanya.

"Ayo sembunyi."

Jackson segera berjongkok dibalik tiang. Tangan mungilnya mencengkeram erat ujung tali. Begitu juga Jesper yang berjongkok dibalik tempat sampah.

"COPET!!"

"COPET BERHENTI!!"

Dizza melongokkan kepalanya, "Satu, dua.. SEKARANG NJACK, NJES!!" seru Dizza.

Jackson dan Jesper menarik ujung tali yang mereka pegang. Seorang pria yang tengah dikejar-kejar warga itu tersandung dan akhirnya terjatuh hingga pingsan setelah menabrak bangku yang ada dipinggir jalan dan kepalanya terbentur trotoar.

"Kita berhasil. Makanya Uncle jangan jadi copet. Itu bukan pekerjaan yang halal," ujar Jesper bangga.

Beberapa orang mendekat kearah mereka dan langsung menangkap pria yang masih dalam keadaan pingsan itu.

"Makasih ya, Dek. Kalian sudah membantu menangkap orang itu. Kalian anak-anak yang hebat."

Ketiganya nyengir, "Sama-sama, Bibi. Kata Mom, sesama manusia kita harus saling membantu," ujar Jackson.

Daddy? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang