Andra melajukan mobilnya menuju salah satu rumah sakit setelah mengantar Jackson kesekolahnya. Dia akan mencari tau semuanya yang terasa janggal baginya. Dia menghentikan mobilnya diparkiran rumah sakit. Andra segera beranjak mencari ruangan dokter yang membantu kelahiran bundanya dulu.
"Sus, mau tanya," ujar Andra menghentikan salah satu suster yang lewat.
"Iya. Mau tanya apa Mbak?"
"Ruangan Dokter Andin dimana ya, Sus? Saya ada kepentingan dengan Dokter Andin."
"Mbak lurus aja, lalu belok kanan. Pintu nomer 3 dari belokan itu ruangan Dokter Andin."
"Terima kasih, Sus."
Andra segera menuju ruangan yang dimaksud suster tadi. Dia mengetuk pintunya beberapa kali. Sahutan terdengar dari dalam. Andra membuka pintunya. Seorang Dokter parubaya berkacamata tengah duduk dikursinya.
"Selamat siang, Dok."
"Siang Mbak. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dokter Andin.
"Saya membutuhkan waktu Dokter sebentar. Ada beberapa hal yang ingin saya tanyakan."
Dokter Andin mengernyitkan dahinya, "Mbak mau tanya apa?"
"Begini, Dok. Dokter pasti mengenal Bunda Renata? Gracia Renata nama lengkapnya?"
Dokter Andin mengangguk, "Iya. Saya kenal. Kalo boleh tau, Mbak siapanya?"
Andra tersenyum, "Saya Alexandra, anak angkat Bunda Renata dan Ayah Alvaro, Dok."
"Baiklah, saya paham Mbak. Jadi?"
"Dokter pasti tau kasus penculikan anak kandung Bunda Renata?"
Andra bisa melihat kekagetan diwajah Dokter itu. Namun Dokter Andin tetap memberikan anggukan kepala.
"Saya mau tanya, waktu Bunda Renata melahirkan dulu? Apakah ada orang lain yang juga melahirkan disini? Maksudnya bersamaan dengan kelahiran anak Bunda Renata?" tanya Andra.
"Tunggu sebentar ya Mbak. Saya akan lihat dulu, sepertinya data kelahiran itu masih saya simpan."
Dokter Andin beranjak menuju rak. Membuka satu persatu map yang ada disana. Hingga dia kembali membawa salah satu map ditangannya.
"Memang ada. Kebetulan ada dua orang yang melahirkan tepat hari itu. Tapi disini tertera kalo salah satu yang melahirkan itu anaknya tidak selamat," ujar dokter Andin.
"Namanya siapa Dok?"
"Satu Gracia Renata dan satunya Nadira Katrina. Tapi putra Bu Katrina meninggal dunia"
Andra tersentak kaget. Nadira Katrina? Orang tua kandungnya bukan? Tapi bagaimana mungkin. Dokter itu mengatakan jika anak yang lahir dari rahim Katrina meninggal dunia dan seorang laki-laki. Lalu dirinya? Apa dia bukan anak kandung Katrina?
Semua terasa memusingkan. Andra memijat pelipisnya yang berdenyut sakit. Andra baru ingat, dulu waktu dia kecelakaan dan kekurangan darah. Kedua orang tuanya serta kakaknya tidak bisa mendonorkan darahnya. Karna golongan darah mereka berbeda. Dan Andra baru menyadarinya saat ini.
"Waktu anak Bunda Renata hilang? Apa Bu Katrina masih disini, Dok?"
"Tidak. Ibu Katrina sudah keluar dari rumah sakit."
Andra mengangguk. Dia tersenyum pada Dokter Andin.
"Terima kasih atas waktunya, Dok. Maaf saya mengganggu."
"Tidak masalah, Mbak."
"Saya permisi."
Dokter Andin mengangguk. Andra segera keluar dari ruangan Dokter itu. Dia melajukan mobilnya dengan cepat. Satu kesimpulan yang Andra dapat. Jika anak Katrina laki-laki, itu artinya dia bukan anak kandung wanita itu. Dan apa mungkin dia anak kandung Renata?
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? [END]
RandomSemua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku pernah mencintainya... Aku pernah merelakan sesuatu yang berharga untuknya... Dan aku mendapatkan...