15

20.3K 605 0
                                    

"Mom, ayo kita turun. Nenek udah mengomel sedari tadi."

"Iya tunggu sebentar."

Jackson merengut dan bersedekap dada. Kesal dengan sikap lambat Andra. Berbeda dengan Arkan yang duduk santai disofa sembari merapikan rambutnya. Bahkan Jackson sudah bosan melihat Daddynya itu. Ini sudah hampir 15 menit Daddynya mengotak atik rambutnya. Entah mau dibikin kayak gimana. Tidak Daddy, Tidak Mommy sama-sama bikin kesal. Jackson mendengus sebal.

Arkan mendongak saat mendengar dengusan seperti banteng yang marah. Pria itu tersenyum polos melihat tatapan tajam putranya.

"Jack kenapa? Kok cemberut begitu? Ini kan hari bahagia," ujar Arkan dan kembali merapikan rambutnya.

"Daddy.. Ini udah hampir mulai acaranya. Mom lama banget sih dandannya. Kayak gadis aja," gerutu Jackson.

Arkan berkedip polos, "Loh? Mom Jack kan memang gadis."

"Mana ada gadis punya anak. Mom itu perempuan bukan gadis."

"Sama aja kali. Cuma beda nama aja," gumam Arkan.

Jackson duduk disamping Arkan. Keduanya diam menunggu sang ratu keluar dari sangkarnya. Arkan melirik jam tangannya sekilas. Pria itu mengerutkan dahinya, Andra bertelur dulu atau bagaimana dikamar. Masa sudah hampir 2 jam belum keluar-keluar juga.

"Mom tidak tidur kan, Jack?"

Jackson menggeleng, "Njack tidak tau Dad."

"Ini acaranya udah hampir mulai loh. Masa belum keluar kamar juga."

"Kan tadi Njack udah bilang Dad," kesal Jackson.

Arkan memandang Jackson bingung. Bocah itu balas memandang Daddynya dengan malas.

"Mom udah siap. Ayo kita turun."

Keduanya menoleh. Memandang Andra tak berkedip. Penampilan Andra benar-benar membuat mereka terpesona. Dengan gaun putih panjang dihiasi bunga-bunga kecil. High heels senada dengan warna gaunnya. Rambut pendeknya dia biarkan tergerai. Sangat manis. Bahkan Andra tidak terlihat seperti wanita yang sudah mempunyai anak.

Arkan menelan ludahnya. Ini pertama kalinya dia melihat Andra memakai gaun. Bahkan dulu dia hanya memakai celana jeans dan kemeja ke acara formal sekalipun. Dan sekarang dia melihat Andra memakai gaun terlihat seperti seorang putri. Lebay memang. Tapi itulah kenyataannya.

"Kenapa kalian bengong. Katanya mau turun?" tanya Andra heran.

Arkan dan Jackson tersadar. Keduanya mengangguk. Andra dan Arkan menggandeng tangan Jackson untuk turun ke gedung tempat resepsi pernikahan Dirga diadakan.

Benar. Hari ini Dirga dan Zahra resmi menikah. Acara diadakan disalah satu hotel. Banyak tamu yang mereka undang. Dari rekan bisnis maupun teman-teman kedua mempelai itu.

Saat ketiganya menginjakan kaki di lantai gedung, otomatis semua mata mengarah pada mereka. Sangat takjub dengan penampilan ketiganya yang serba putih. Andra memang sudah mengatur semuanya. Mereka memakai pakaian serba putih. Dan itu terlihat sangat berkesan.

Andra tersenyum lebar dan mendekati kakak serta kakak iparnya.

"Ciee nikah," goda Andra menonjok bahu Dirga. Lumayan kuat, karena pria itu meringis saat tangan Andra menghantam bahunya.

"Ciee yang belum nikah."

Andra cemberut. Dirga selalu saja membuat dia kesal. Andra menghela nafas sebelum kembali tersenyum tengil.

"Nggak apa-apa deh. Berhubung ini hari bahagia lo. Gue rela dinistain," ujar Andra.

Dirga tertawa dan memeluk adiknya itu. Andra terkekeh lalu mencubit perut Dirga.

Daddy? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang