Andra yang baru selesai mandi dikagetkan Jackson yang tiba-tiba nongol dipintu kamarnya disertai topeng kesayangannya. Jackson membuka topengnya dan memberikan cengiran andalannya.
"Mom, disuruh turun sama Nenek."
Andra yang tengah menggantung handuk basahnya dipintu kamar mandi mengernyit heran, "Nenek? Kapan Nenek kesini?" tanya Andra
"Tadi Mom, Daddy yang nyuruh. Ada Nenek Sonya sama Nenek Katrina juga."
"Loh? Kok semua disuruh kesini. Ada-ada aja Daddy kamu, Jack."
"Nggak tau Mom. Daddy tadi bilang Mom harus cepet-cepet turun. Udah ditungguin."
"Iya. Mom bentar lagi turun, Jack turun aja dulu."
"Oke Mom."
Jackson kembali menutup pintunya. Andra menyisir rambutnya yang masih basah. Dia heran, kenapa Arkan mengundang semua keluarganya. Perasaan tadi Arkan tidak bilang apa-apa padanya. Seharusnya kalo mau ngadain sesuatu Arkan harus bilang supaya dia bisa mempersiapkan semuanya.
Andra mendesah malas. Arkan memang serba mendadak kalau melakukan apapun.
Dia segera keluar kamar dan turun ke lantai bawah. Semua keluarganya berkumpul diruang tamu. Saat Andra menginjakan kakinya disana, semua pasang mata langsung memandangnya. Termasuk Arkan yang memberikan tatapan menggodanya. Andra memutar bola matanya malas. Dia mendudukan diri disamping Arkan dan Jackson.
"Kamu seksi kalo habis mandi," bisik Arkan.
Andra hanya melirik sekilas. Dia jengah, awalnya sih waktu Arkan bilang begitu dia malu-malu kucing tapi kalo lama-lama bosan juga harus diucapin kalimat yang sama setiap dia habis mandi.
"Udah takdirnya kalo aku seksi," sahut Andra.
Andra tersenyum memandang semua orang, "Jadi? Ada apa? Kok kayaknya penting banget?" tanyanya.
Renata menggeleng, "Arkan yang menyuruh kita kesini. Jadi, tanyakan sama tunangan kamu itu."
Andra melirik Arkan yang tersenyum sembari menggaruk kepalanya. Sebelah alis Andra terangkat. Arkan tidak kutuan mendadak kan? Andra mencomot donat yang ada didepannya.
"Arkan? Jadi ada apa?" tanya James.
"Itu--" Arkan diam sejenak, "Aku sama Andra mau nikah minggu depan."
"Uhuk! Uhuk!" Andra menyemburkan donat yang dikunyahnya. Lintar dengan cepat menyodorkan minuman yang langsung diteguk Andra dengan rakus. Tersedak donat tadi hampir membunuhnya. Sialan Arkan. Andra terus mengumpat didalam hati.
Arkan nyengir saat Andra menatapnya tajam. Dia tau kalo ucapannya itu akan membuat semua orang kaget. Lihat saja Dirga yang masih melongo dengan mulut penuh kunyahan donat. Beruntung tidak sampai tersedak seperti Andra.
Melihat kerandoman yang terjadi, Charlie berdehem menyadarkan semuanya.
"Gila! Kamu mau bunuh aku ya?" gerutu Andra.
"Ya maaf," ujar Arkan, "Kan tadi aku disuruh ngomong, ya aku ngomong," lanjutnya.
"Tapi ngomong disituasi yang nggak tepat."
"Sudah sudah, jangan berantem. Arkan, apa yang kamu ucapkan itu benar?" tanya Renata.
"Iya, Bun. Arkan mau pernikahan kita dilaksanakan minggu depan."
Lagi-lagi Andra melongo bagaikan keledai bodoh. Itu Arkan ngigo apa gimana? Persiapan saja belum masa sudah main ngajak nikah saja.
"Minggu depan?" tanya Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? [END]
RandomSemua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku pernah mencintainya... Aku pernah merelakan sesuatu yang berharga untuknya... Dan aku mendapatkan...