Setelah melakukan resepsi pernikahan disalah satu hotel. Semua keluarga dan teman-temannya berkumpul dirumah Arkan.
Meskipun Andra meminta untuk acara pernikahan yang sederhana, namun para orang tua tetap keras kepala membuatkan pesta mewah untuk Arkan dan Andra. Bahkan hampir semua rekan bisnis Arkan diundang yang membuat Andra melongo tidak percaya.
"Arkan, dimana Andra?" tanya Renata saat menyadari tidak ada keberadaan Andra disana.
"Lagi dikamar sama Sophia, Bun," sahut Arkan.
"Lah? Kenapa jadi dikamar sama Sophia? Harusnya sama lo kan?" celetuk Devan.
"Sama gue nanti malam."
"Nanti malam mau ngapain Dad? Njack ikut ya," ujar Jackson yang melongokkan kepalanya dari balik sofa.
Arkan nyengir. Dia mengusap kepala Jackson, "Tidak, Jack. Daddy cuma bercanda aja tadi."
Jackson membulatkan mulutnya dan kembali bermain bersama Jesper dan Dizza.
"Oh iya, kalian mau honeymoon kemana?" tanya Charlie.
Arkan menggeleng, "Aku sama Andra sudah mengambil keputusan, kalo honeymoon bulan depan. Masih banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan, Pa."
"Terserah kalian saja. Malam ini biar Jackson tidur dirumah kami," ujar Renata.
"Iya, Bun. Makasih udah pengertian," cengir Arkan yang langsung mendapat lemparan bantal sofa dari James.
"Kamu itu ya," gemas James.
"Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Ingat itu," sindir Sonya.
James nyengir yang langsung mengundang gelak tawa yang lainnya.
Suara gaduh Andra dan Sophia yang menuruni tangga membuat semua mata mengarah padanya.
"Gue kan udah bilang, kalo warna merah itu terlalu cerah. Lagian warna favorit Dizza bukannya biru?"
"Tapi gue udah bosen sama warna biru. Gue mau cari warna lainnya."
Andra berkacak pinggang, "Itu buat kamar lo apa Dizza sebenarnya?"
"Ya kamar Dizza."
"Berarti ya suka-suka Dizza mau pake warna apa."
"Kalian debatin apaan sih?" tanya Revan.
"Warna kamar. Dizza suka warna biru tapi ini emaknya mau dicat merah."
"Dizza maunya warna hitam."
"Hah?" Andra dan Sophia melongo menatap Dizza tidak percaya.
"Dizza maunya dicat warna hitam kayak kamar Njess."
"Suram banget kalo warna hitam," gumam Sophia.
"Iya, sayang. Nanti kamar Dizza bakalan Papa ganti warna hitam," ujar Darren.
Dizza tersenyum senang. Andra terkikik melihat Sophia yang langsung cemberut.
"Makin jelek lo kalo cemberut gitu," goda Andra.
"Sialan lo!" desis Sophia kesal.
Andra tertawa. Dia duduk disamping Dirga dan langsung menyambar remote yang dipegang kakaknya itu. Dirga menggeram kesal.
"Jangan diganti, Andra. Lihat berita tuh lebih berfaedah," geram Dirga.
"Faedahnya apa coba?"
"Terus? Menurut lo apa faedahnya nonton mobil bisa ngomong itu? Kayak bocah aja lo."
"Itu namanya tayo, Uncle," sahut Jackson.
"Iya tau. Mau tayo kek, tiyo kek nggak ada faedahnya liat begituan," sahut Dirga malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy? [END]
RandomSemua yang terjadi adalah kesalahan terbesarku. Dimana aku dengan tidak tahu malunya memberikan segalanya untuknya. Tapi aku tidak pernah menyesal. Aku pernah mencintainya... Aku pernah merelakan sesuatu yang berharga untuknya... Dan aku mendapatkan...