part 5

5.4K 104 1
                                    

Hari ini riana kembali kuliah dan mengikuti kelas sampai jam 4 sore saat riana berjalan menuju pulang seorang membunyikan klaksonya

"siapa si tu orang so kaya bgt ngelaksonin kita, gua hajar tuh orang" ucap malik emosi

Diapun mengetuk kaca mobil nya
"hei bego ya lu" ketika malik belum selesai bicara ternyata yg di mobil adalah gino segera gino keluar dan menarik tangan ku

"hah lu ada apa lu kesini? "
"udh lu ikut gua dulu penting ini"
"malik gua pergi dulu,  udah lu jangan emosi biar gua yang kasih peringatan ke orang ini"

"lu mau bawa gua kemana? "
"mama lu"
"ada apa sama mama? "
"mama lu masuk rs"
"hah?  Kenapa?  Sakit apa? "
"panjang ceritanya yang jelas kita harus kebandung"

Kamipun memesan tiket dan sampailah di bandung aku segera masuk keruangan mama

"mama kenapa? " ucapku menangis
"mama hanya kecapean saja, bagimana hubungan mu dengan gino? "
"astaga mah ngapain sih bahas jodoh dulu sekarang pikirkan dulu kesehatan mama"
"mama akan tenang kalau kamu sudah mau menerima perjodohan ini el"

Rianapun menghela nafas dan keluar ruangan dan segera menuju ruangan dokter setelah keluar dari ruangan dokter aku duduk di kursi tunggu sambil melamun

"riana Mama mu akan baik baik saja"
"eh tanter merlin, iya tan riri harap begitu"
"ingat jangan buat mama mu emosi ya"

Aku hanya terdiam rasanya pusing sekali otaku ini,  sedangkan mama. Ngotot untuk perjodohan ini jika aku menolak sekarang mama akan terserang penyakit jantung lagi. 
Akupun berjalan menuju pintu keluar rs sambil melamun

Akupun berpapasan dengan gino, riri hanya mengabaikanya saat ini riri sedang tak ingin ribut denganya, riripun berjalan menuju restoran favorit nya dulu saat di bandung

"tempat ini..  Tempat dimana riri bertemu dengan dia saat itu" ucapnya sambil melihat sudut restoran ini

Seorang pelayan datang
"silahkan mbak.."
"saya mau air es yg sangat dingin menggunakan lemon"

Mungkin saat kondisi nya seperti ini dia selalu datang menghibur dan mngerti namun sekarang,  semuanya sudah sirna dia tak mungkin kembali lagi seperti dulu,  sudah 2 tahun berlalu tapi hatinya masih terbelengu olehnya.

Pagi ini aku segera bergegas ke rumah sakit dan gino datang menjemput riri

"masuk mobil"
Aku hanya mengabaikanya
"gua bilang udh pergi lu, gua gak mau buat onar sama lu"
"jangan kepedeaan dulu,  gua disuruh nyokap gua jemput lu"
"gak usah jemput gua!  Gua bisa sendiri"
"keras kepala banget sih lu"
Sesampaimya di rumah sakit mama dan tante merlin sedang berbincang
"eh anak maam sudah datang" ucap mama
"cocok sekali ya kalian berdua ini" ucap tante merlin
"oh ya..  Kita sudah sepakat untuk merencanakan pernikah kalian,  kita sudah tentukan tanggal nya,  kalian tinggal persiapan baju aja biar yang lain mama urus ya" ucap tante merlin

Riana hanya terdiam dan menahan tetesan air mata ini, riripun keluar dan berusaha agar tidak menangis tapi sungguh ini rasanya sangat sulit sekali riana tidak bisa hingga pada akhirnya air matanya tumpah tak terbendung dia benar benar menangis, baru kali ini dia menangis setelah 2 kali duka yang mendalam yang dia rasakan. 

Hari ini riana memutuskan untuk kembali ke surabaya dan meminta ijin pada mamaku.

"mah riana ijin pergi ke surabaya dulu"
"tapi mama belum sembuh"
"mah aku mohon,  aku seorang mahasiswi dan aku harus melaksanakan tugas ku" ucapku lemas
"yasudah terserah kamu, mama aku urus semuanya"
Aku langsung pergi dari hadapan mama jujur saja aku masih kesal padanya.

"gino mama titip riana yaa, sebentar lagi kalian akan menikah mama harap hubungan kalian tetap baik ya" ucap tante merlin

Selama perjalanan riana hanya terdiam tanpa berbicara dengan gino

Kawin kontrak?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang