part 15

2.9K 54 0
                                    

Sesampainya di apart riana lgsg mengetuk pintu kamar gino

"heii apa lu gila? Gua kan udah bilang jangan bilang ke orang-orang kalau kita itu menikah!!! Apalagi temen gua! "

"rii,  lagian aku gak cerita ke temen-temenmu,  kalau untuk alasan doni yaa gua udah anggap dia kaya sepupu gua dan gua sempet undang dia di pernikahan kita"

"terserah lu deh mau anggap dia sepupu atau apa!  Oh ya satu lagi ngapain lu ke kampus gua? Jangan bilang kalau lu mau jemput gua! "

"apa kamu bisa hargaiin saya? "

"maksudnya?  Hargaiin sebagai seorang suami gitu? "

"saya gak butuh kamu hargaiin saya sebagai suami kamu! Tapi tolong hargaiin saya sebagi orang yang lebih tua dari kamu! "

"yaa lu tau kan kalau sebenarnya sikap gua kaya gini? Lu gak suka? "

"berubah riana! " ucap gino sambil pergi

"ihhh apa lu gak inget pas lu nikahin gua terus lu ngucapin janji pernikahan kalau lu mau menerima gua dengan semua kekurangan dan kebiasan gua,  kenapa lu jadi nuntut! " ucap riana

"bukanya itu janji yang tidak akan terlaksana? "

Seketika riana terdiam dan tersadar kalau sebenarnya pernikahanya adalah palsu, tak ada gunanya janji itu bagi kehidupan pernikahan mereka.

Pagi ini riana bangun dan duduk di sofa tak lama gino keluar dari kamarnya dan membuka kulkas lalu meminum susu, tanpa berkutik gino hanya mengacuhkan keberadaan riana, bisa dibilang satu harian ini gino tidak mengajaknya berbicara dia benar-benar marah pada riana.

"ihh keterluan!!  Ini kan udh malam mana gua belum makan,  tega banget sih si gino gak bertanggung jawab jadi suami, masa iya sih dia beneran marah ke gua" saat gino keluar dari kamarnya rasanya riana sudah geram akan sikap nya gino

"heii.. Masa iya sih lu beneran marah ke gua?  Lagain bahasa gua gak kasar kok!  Lu tuh tega banget sih gak peduli ke gua apa?  Gua belum makan dari siang ini,  mana di kulkas kosong" ucap riana

Gino mendekat ke arahnya
"bukanya diperjanjian yang lu buat,  kalau kita gak harus saling peduli? "
Riana pun terdiam dan tak bisa berkata apapun

"nih makan gua udh pesen makanan" ucap gino menyimpan makanan di meja

"gak perlu! " ucap rianamasuk kedalam kamar

"ihh nyebelin banget siii, tau gini gua gak akan nikah sama dia,  gua gak akan buat perjanjian yang aneh!!  Ihh kesel pokoknya gua mau balas diaa gua gak akan ngomong sama diaa!! " ucap riana kesal

Pagi ini riana akan persiapan pergi ke kampusnya, sementara di meja makan gino sedang duduk sambil memakan roti

"sebelum kuliah sarapan dulu ri" ucap gino
"gak usah so peduli!  Di perjanjian dikataiin kalau kita gak akan saling peduli! " ucap riana pergi dengan wajah kesal
kelaspun selesai pukul 2 siang
"riii perut gua sakitttt" ucap tiara
"hah?  Seriusan?  Yaudhh kita ke rumah sakit yaa"

Riana pun mengatar kerumah sakit dan menunggu tiara keluar

"dok gimana keadaan temen saya? "
"kamu riana kan? "
"hah?  Iyaa saya riana kenapa dokter tau nama saya? "
"riana riana kamu gak inget sama saya? "
"bentar-bentar jangan bilang dokter adalah adam?"
"100 buat kamu"
"astga ko adam,  sumpah sih beda banget, ih apa kabar? "
"puji Tuhan baik, gmn kamu? "
"liat aja,  selalu baik"
"gimana keluarga? "
"euh?  Keluarga?  Eum... Tuhan lebih sayang mereka koh"
"maksudnya? "
"1 bulan lalu mama sudah di panggil Tuhan"
"yaampun maaf ri,  aku gak bermaksud, aku turut berduka ya"
"gak papa,  santai aja, oh ya gmn keadaan temenku? "
"dia cuma magh doang tapi udah baik kok"
"oh yaa..  Makasih yaa koh eh salah dok maksudnya"
"kangen banget aku di pangiil koko lagi sama kamu ri, oh yaa boleh aku minta kontak kamu? "
"boleh banget dong koh"
"oke nanti kita ngoblor lagi di chat,  aku harus nemuiin pasien ku dulu"
"oke gak papa,  semangats!"

Kawin kontrak?  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang