Ini udah aku revisi lo ya temen, aku minta maaf buat yang udah baca, kalo kalian ngga mau baca ulang ngga papa kok:)
Jangan lupa teken tombol vote dan komen dibawah ya😂
HAPPY READING GUYS!
Just go, like a DREAM
🍁🍁🍁
Jihoon membuka pintu kamar Jihyun. Sehabis pulang dari restoran, wajah Jihyun berubah 180°, menjadi dingin menyeramkan membuat adiknya jadi khawatir melihat perubahan sikap gadis itu. Jihyun itu tipe orang yang tenang pembawaannya. Tapi tadi benar-benar tak terduga. Jihyun seperti lepas kontrol.
Dilihatnya kakaknya itu sedang duduk di lantai sambil memeluk lututnya erat. Matanya sembab, jelas sekali kalau dia habis menangis.
"Noona." Panggil Jihoon kemudian mendekat dan ikut duduk di sebelah Jihyun, sama-sama menekuk lututnya. Netranya menatap Jihyun yang diam menangis diam di sampingnya.
Jihyun diam tak bereaksi. Sedari kemarin, Jihyun mencoba untuk tetap tenang, berusaha dewasa dan bersabar. Dia ingin membuat kakeknya tenang dengan memikirkan perjodohan ini dan memutuskan keputusannya nanti. Tapi pada kenyataannya, Jihyun juga manusia biasa. Hatinya tetap tak rela menerima perjodohan ini sepenuhnya. Masih ada setitik dari hatinya untuk menolak semua yang terjadi padanya saat ini. Apalagi saat dia mendengar kakeknya memberikan keputusan sepihak.
"Diamlah Jihoon, ini bukan urusanmu. Kau tak tahu apapun," Jihyun menatap kosong ke depan tak peduli pada Jihoon. Ada sedikit rasa sakit dan penolakan berkecamuk menjadi satu ia rasakan saat ini.
"Pergilah kalau kau hanya akan menceramahi ku seperti yang lain."
Jihoon diam. Ia memang tak bisa mengerti perasaan Jihyun sekarang. Ia hanya bisa mengira ngira, bukan ikut merasakan.
"Noona, jangan seperti ini, kau akan melukai dirimu sendiri." Perhatian Jihoon malah membuatnya mendengus kesal.
"Kubilang pergi! Kalau kau tak tahu apa-apa, diam saja. Kau tak bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang." Ucapnya kesal adiknya tak mendengarkan ucapannya.
"Kau sama saja dengan harabeoji." Sambung Jihyun kembali menatap ke depan dan mulai terisak. Tangisnya kembali pecah.
Jihoon melepas pelukan Jihyun pada lututnya, menggantikan lengan gadis itu dan memeluknya, menyalurkan energi. Setidaknya, itu bisa memberikan ketenangan untuk Jihyun saat ini. Tangan Jihyun terangkat, membalas pelukan Jihoon. Ingin rasanya ia menumpahkan seluruh keluh kesahnya saat ini lewat air mata di dalam pelukan sang adik.
"Aku hanya ingin harabeoji mengerti diriku. Setidaknya sekali saja." ucap Jihyun sambil menangis sesenggukan membuat Jihoon menjadi iba mendengarnya.
"Aku bahkan tidak melawan saat harabeoji memintaku untuk tidak melanjutkan sekolah ke luar negeri!" sambung Jihyun masih sambil menangis, mengeluarkan semuanya.
"Aku mencoba tetap sabar kali ini. Sama seperti sebelum-sebelumnya saat harabeoji melarangku melakukan hal-hal yang kusukai-,"Jihoon hanya bisa mengelus pelan bahu Jihyun, menyalurkan kekuatan lewat pelukannya ini.
Jihoon paham betul bahwa Jihyun, noona nya yang satu itu sangat ingin melanjutkan sekolahnya. Tidak ada salahnya, Jihyun juga pintar. Selalu mendapat peringkat satu paralel satu sekolah, bahkan sebuah universitas bergengsi sudah menawarinya untuk masuk sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW CURIOUS!#Wattys2020
FanfictionDisclaimer: ganti judul dari Marry the Mafia COMPLETED Fanfiction by: UncelUna Dijodohkan oleh kakek sendiri? Itu kisah klasik. Alasannya demi kebaikanmu sendiri? Itu alasan klasik. Hey, ini bukan jaman perjodohan lagi! Tapi, pernahkah kalian b...