Siapa nih yang udah nungguin cerita ini sampai bab 10 angkat kaki?😂 Eh tangan😂
Jangan lupa buat selalu tekan bintang di pojok kanan bawah ya gengs:)
Maap ya lama up nya.
Berhenti,---- adalah yang terbaik saat ini.
🍁🍁🍁
Setelah kejadian semalam, suasana sarapan bersama di meja makan jadi agak canggung karena Jungkook yang malah mengambil duduk di depan Jihyun, membuat Jihyun jadi kesal setengah mati. Jimin duduk di ujung kanan meja makan, di sampingnya bersanding Sora. Disamping Sora ada Eunbi, Sani, Taehee dan Jay yang duduk berderet. Sedangkan di samping kanan Jimin ada Yoonji dan Jun yang duduk di samping Yoonji. Semua yang ada di ruang makan sekarang malah memusatkan perhatian mereka ke ujung meja, dimana Jungkook dan Jihyun yang duduk berhadapan.
Semalam, setelah memarahi Jungkook, Jimin menuntun Jihyun ke kamarnya sambil menenangkan gadis itu di kamarnya. Memastikan gadis itu tenang dan menyuruhnya untuk istirahat saja di kamarnya. Jihyun menurut. Dia masih shock, bahkan ia lebih memilih tidur di banding makan malam bersama di meja makan bersama yang lainnya.
Jungkook mengambil dua lembar roti tawar di depannya, kemudian mengoleskan selai kacang di salah satu lembarnya dan mulai memakannya. Tak menghiraukan keberadaan Jihyun yang duduk di depannya sama sekali. Jihyun juga hanya diam tak menggubris keberadaan Jungkook di depannya. Ia ingin masa bodoh saja, anggap saja masalah kemarin tak pernah terjadi dan ia tak pernah mengenal Jungkook. Ia juga sudah menanamkan di pikirannya bahwa ia baik-baik saja sekarang.
"Hhh... ---Park Jungkook, Lee Jihyun---" panggil Jimin menatap keduanya frustasi. Benar-benar merusak paginya. Keduanya menoleh diam ke arah Jimin yang berbicara. Tapi melayangkan tatapan seakan, 'apapun yang akan kau katakan aku tak peduli.'
"---hentikan tingkah kalian ini, berhenti membuat suasana makan pagi jadi tak enak karena kalian. Dan kau Jungkook, cepat minta maaf." Jimin menatap keduanya tajam.
Jihyun tersenyum menang mendengarnya, sedangkan Jungkook membuang mukanya kesal. Kenapa Jimin malah menyudutkannya dan memintanya yang meminta maaf? Ini tak adil! Dia yang adiknya, Jihyun hanyalah tamu tak diundang. Dan tak akan pernah menjadi lebih dari itu. Tak akan pernah.
Jimin menyerah. Kedua bocah itu tetap bungkam, tak mengindahkan perintahnya sama sekali. Membuatnya kesal bahkan di pagi hari seperti ini.
"Ya, Lee Jihyun, jangan jangan kau melakukan ini semua untuk menyabotase ku ya?" Jungkook membuka suara, bertanya sinis sambil menatap gadis di depannya tak suka.
Jihyun mengangkat wajahnya menatap Jungkook dengan satu alis terangkat, terheran. Tak paham dengan ucapan pria di depannya.
"Maksudmu?" tanya Jihyun.
Jungkook menatap Jihyun sinis, "Bukankah kau takut aku akan mengalahkanmu di ujian universitas besok?" Jungkook tersenyum satu sudut.
Jihyun hanya merespon dengan senyum kecil di bibirnya. Tak mau kalah dengan tatapan Jungkook untuknya yang kelewat menyebalkan. Senyum kecil yang meremehkan. "Kalahkan aku jika kau bisa." Jawab Jihyun pongah. Maniknya menatap Jungkook remeh, sengaja agar pria itu kesal. Sudah cukup sabar dia selama ini melayani pria menyebalkan itu.
"Lagipula untuk apa aku menyabotase mu dengan cara rendahan seperti ini? Tak ada untungnya bagiku, kau gila?" tanya Jihyun mulai agak terpancing emosi.
"Bisa saja kau menikah dengan Jimin hyung agar aku merasa tertekan, kemudian gagal di ujian universitas." Jelas Jungkook dengan raut wajah serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW CURIOUS!#Wattys2020
FanfictionDisclaimer: ganti judul dari Marry the Mafia COMPLETED Fanfiction by: UncelUna Dijodohkan oleh kakek sendiri? Itu kisah klasik. Alasannya demi kebaikanmu sendiri? Itu alasan klasik. Hey, ini bukan jaman perjodohan lagi! Tapi, pernahkah kalian b...