Udah bab 4, kalian udah vote, komen dan masukin cerita ini ke library kalian belum?😂
HAPPY READING GUYS😂
Aku juga manusia biasa, yang masih bisa merasakan sakit.
🍁🍁🍁
"Ayo bertemu!"
"Park Jungkook?!"
Jihyun kaget bukan main. Pasalnya, ini Jungkook yang menelepon. Bagaimana bisa pria itu menghubunginya? Dari mana pria itu bisa dapat nomor ponselnya? Perasaan, Jihyun tidak masuk grup angkatan dan tak pernah memberikan nomornya pada siapapun selain pada teman-teman dekatnya. Dan satu hal lagi, mereka tidak sekelas.
"Bagaimana kau bisa dapat nomorku?" tanya Jihyun penasaran.
Semua manik mata menatap penasaran ke arah Jihyun. Apalagi Jimin. Matanya sudah melalang buana, mencerca Jihyun agar segera memberikan penjelasan nantinya. Sedangkan respon sang gadis hanya melirik tak peduli. Atensinya kembali pada sang penelepon.
"Itu tidak penting. Bisakah kita bertemu malam ini? Kau ada waktu tidak?" Jungkook bertanya dari seberang telepon. Dan itu membuat Jihyun kembali menaikkan alisnya heran. Kepala Jungkook terbentur atau sesuatu yang buruk terjadi pada otaknya? Sungguh, ini mengherankan. Tiba-tiba menelpon, kemudian dengan tidak tahu dirinya mengajak bertemu.
Tapi yang di seberang kini malah hanya memainkan ujung kuku ke atas meja kayu, mengetuknya berirama. Menanti gugup jawaban dari Jihyun. Sebelumnya, ia belum pernah menelepon seorang gadis seperti sekarang ini. Paling hanya menelepon Sani atau Eunbi yang notabenenya adalah bawahan Jimin. Itupun hanya untuk meminta tolong.
Tapi kali ini berbeda.
Dia menelepon Jihyun. Gadis yang ia anggap musuh. Gadis yang sudah memenuhi seluruh lobus frontal nya selama ini.
Jihyun menghela napas panjang kemudian menatap ke arloji di tangan kirinya. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Jungkook memang tidak ada otak.
"Besok saja. Ini sudah malam. Aku akan menunggu besok jam 8 pagi di perpustakaan kota." Jihyun memberi tahu. Ingin sekali rasanya memaki Jungkook dengan nada tinggi. Tapi dia harus jaga image. Ada Sora dan bedebah tampan satu itu.
"Baiklah."
BIP
Jungkook langsung mematikan sambungan teleponnya secara sepihak.
Sora menatapnya menggoda. "Wah! Jungkook menghubungi mu? Kalian akan pergi berkencan?" Sora berseru antusias.
Jihyun menatap Sora dengan tatapan sedikit tak suka. Bukankah itu terlalu berlebihan untuk mereka yang baru mengenal? Oh ayolah. Kalian semua juga pasti akan merasakan hal yang sama. Terlalu aneh di dengar di telinga.
"Maaf, tapi kami tak sedekat itu." Jihyun menjawab dengan nada yang tidak enak membuat Sora merasa bersalah sudah bertanya seperti itu.
"Aku... hanya bercanda." Sora menatap Jihyun sungkan. Terbersit perasaan bersalah di hatinya karena sudah melontarkan candaan yang tak semestinya. Dan berakhir membuat Jihyun tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW CURIOUS!#Wattys2020
FanfictionDisclaimer: ganti judul dari Marry the Mafia COMPLETED Fanfiction by: UncelUna Dijodohkan oleh kakek sendiri? Itu kisah klasik. Alasannya demi kebaikanmu sendiri? Itu alasan klasik. Hey, ini bukan jaman perjodohan lagi! Tapi, pernahkah kalian b...