Bab 9, masih saya pantau kalian nge vote tidak😏😝
Halo semuanya! Aku update ya guys!
Maap ya guys, dua hari kemaren aku ngga bisa update karena ada masalah di real life aku.
Gimana coba perasaan kalian disaat udah belajar jauh jauh hari, bayar mahal buat ke tempat tes, sampe sana kalian ngga biss ikut tes cuma karena telat?
Aku nangis waktu itu meskipun di tenangin sama bapak bapak katanya ngga papa. Mungkin rejekinya lain kali.
Intinya, kemaren lagi nyesek-nyeseknya.
Tapi jangan khawatir. Aku kembali dan bakal update secepatnya😂
Dan buat yang udah ngikutin dari awal, kalian pasti tau. Chapter dari bab ini tuh udah banyak. Aku bakal cepet kok revisinya dan cepet publish lagi buat nyelesein ceritanya😂
Tungguin ya😂
Jangan lupa buat selalu teken tombol bintang di pojok kanan bawah ya😂
🍁🍁🍁
Jihyun memandang Aerin yang masih menangis di depannya saat ini. Aerin kembali menangis keras ketika Jihyun melepaskan pelukannya dari tubuh Aerin. Ia belum siap kehilangan Eonni nya itu.
Saat ini, seluruh keluarganya sedang mencoba mengantar kepergian Jihyun ke rumah Jimin yang sebentar lagi. Mereka sudah berkumpul semuanya di halaman depan rumah. Mulai dari Jihoon, Aerin, Jiae dan kakek Lee, semuanya berkumpul di depan Jihyun yang sekarang sudah berdiri di depan mobil milik Jimin, tentu saja bersama Jimin juga yang ikut berdiri di samping gadis itu. Mereka sudah siap untuk pergi sekarang. Barang-barang Jihyun sudah dimasukkan ke dalam bagasi mobil milik Jimin.
"Sudahlah. Jangan menangis lagi! Eonni kan sudah bilang, akan sering-sering main kesini. Kenapa kau masih saja menangis sih?" bukannya menghibur, Jihyun malah membuat tangis Aerin semakin pecah. Suara decakan kesal terdengar dari mulut Jihyun ketika melihat adik perempuannya yang satu itu malah tambah menangis dengan keras.
"Ba-bagaimana k-ka-kalau nanti Jihoon oppa me-mengerjaiku l-lagi!?" tanya Aerin sesenggukan.
"Aku akan patahkan tangannya." Jawab Jihyun santai. Matanya melirik Jihoon yang sekarang terlihat sedang menelan ludahnya kelu. Noona nya terlalu kejam.
"Janji eonni?"
Jihyun mengangguk.
"Eonni janji akan sering main kesini untuk melihat kalian. Tumbuhlah dengan baik, jangan repotkan eomma dan harabeoji. Ok?" ucap Jihyun berpesan.
Aerin menganggukkan kepalanya kuat. Matanya kembali memerah dan berair lagi. Siapa yang tak sedih, kakak terbaikmu yang selalu ada di sisi mu kapan pun dan dimana pun, akan pergi menjadi milik orang lain.
"Eonni, jangan lupakan aku kalau nanti punya adik lain!" Jihyun mendelik kesal mendengar ucapan Aerin yang tidak tahu apa maksud dan tujuannya itu.
"Kau itu bicara apa sih! Yang benar kalau bicara," tegur Jihyun membuat Aerin cengengesan.
Tangan Aerin kemudian bergerak untuk mengelap hidungnya menggunakan bajunya saat ia merasa ingusnya meler ketika menangis.
Membuat Jihyun segera memukul kecil tangan Aerin yang sedang mengelap ingusnya menggunakan baju itu. "Hilangkan kebiasaan burukmu itu!" kesal Jihyun. Sedangkan Aerin, ia hanya cengengesan dengan kalimat teguran daro Jihyun tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOW CURIOUS!#Wattys2020
FanfictionDisclaimer: ganti judul dari Marry the Mafia COMPLETED Fanfiction by: UncelUna Dijodohkan oleh kakek sendiri? Itu kisah klasik. Alasannya demi kebaikanmu sendiri? Itu alasan klasik. Hey, ini bukan jaman perjodohan lagi! Tapi, pernahkah kalian b...